IPO, Multitrend Indo Incar Dana Segar hingga Rp 159,6 Miliar

PT Multitrend Indo Tbk akan melepas saham ke publik maksimal 600 juta saham dalam rangka penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO).

oleh Elga Nurmutia diperbarui 14 Agu 2023, 13:20 WIB
PT Multitrend Indo Tbk bergerak di bidang usaha perdagangan eceran pakaian dan mainan anak bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Multitrend Indo Tbk bergerak di bidang usaha perdagangan eceran pakaian dan mainan anak bakal menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Mengutip laman e-ipo, Senin (14/8/2023), Multitrend Indo bakal melepas sahamnya ke publik maksimal 600 juta saham biasa atas nama atau sebanyak-banyaknya 21,28 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh Multitrend Indo setelah IPO dan konversi Convertible Bond (CB) dengan nilai nominal Rp 25 setiap saham.

Saham tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp 250 sampai dengan Rp 266 per saham yang ditetapkan berlaku untuk seluruh saham baru. Dengan demikian, Perseroan bakal meraup dana segar sekitar Rp 150 miliar - Rp 159,6 miliar. 

Sebagai pemanis, secara bersamaan dengan penawaran umum, Perseroan akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 1.420.000.000 atau 1,42 miliar saham biasa dalam rangka pelaksanaan CB kepada Blooming Years Pte. Ltd., yang diterbitkan berdasarkan Convertible Bond Subscription Agreement 22 Juli 2022 sebagaimana diubah oleh CBSA Letter of Amendement 14 Juni 2023 (CB Subscription Agreement) dengan harga pelaksanaan sama dengan harga penawaran pada tanggal penjatahan. 

Pelaksanaan konversi CB tersebut setara dengan sebanyak-banyaknya 50,35 persen dari total modal disetor penuh setelah penawaran umum perdana saham dan konversi CB.

Dengan dilaksanakannya konversi CB dan terjualnya seluruh saham yang ditawarkan dalam penawaran umum perdana saham ini, maka persentase kepemilikan masyarakat akan menjadi sebesar 21,28 persen dari modal ditempatkan dan disetor Perseroan setelah pelaksanaan IPO dan konversi CB. 

Sementara itu, seluruh dana yang diperoleh dari dana IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan oleh Perseroan sekitar 18,23 persen untuk pengembangan usaha dalam bentuk belanja modal dengan rincian sekitar 84,91 persen akan digunakan oleh Perseroan untuk belanja modal yang berkaitan dengan renovasi tempat untuk pembukaan 15 toko baru di Jabodetabek, Makassar, Bali, Surabaya, dan Yogyakarta.

 

 

 

 


Jadwal IPO

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pembukaan toko baru direncanakan dilakukan pada 2023 dan 2024. Lalu, sekitar 15,09 persen akan digunakan sebagai deposit penyewaan tempat atas toko-toko baru kepada pihak ketiga. 

Kemudian, sekitar 81,77 persen akan digunakan Perseroan untuk pengembangan usaha dalam bentuk modal kerja yaitu pembiayaan kebutuhan operasional sehari-hari, antara lain namun tidak terbatas untuk pembelian persediaan, pembayaran gaji karyawan, periklanan, pembiayaan kegiatan operasional dan lain-lain.

Dalam melancarkan aksinya, calon emiten dengan kode BABY menunjuk PT UOB kay Hian Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek dan penjamin emisi efek akan ditentukan kemudian.

Jadwal Sementara

Masa Penawaran Awal : 14 – 22 Agustus 2023 

Perkiraan Tanggal Efektif : 29 Agustus 2023 Perkiraan Masa Penawaran Umum Perdana Saham : 31 Agustus – 5 September 2023 

Perkiraan Tanggal Penjatahan : 5 September 2023

Perkiraan Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik : 6 September 2023

Perkiraan Tanggal Pencatatan Pada PT Bursa Efek Indonesia : 7 September 2023


Penghimpunan Dana Melalui IPO Tembus Rp 49,2 Triliun

Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG menguat 0,34 persen atau 21 poin ke level 6.296 pada penutupan perdagangan Senin (13/1) sore ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sejumlah perusahaan antre di pipeline pencatatan umum perdana saham (initial public offering/IPO). Adapun hingga 11 Agustus 2023, terdapat 63 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa. Dana yang berhasil dihimpun dari IPO 63 emiten itu mencapai Rp 49,2 triliun.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna menyebutkan, saat ini ada 27 perusahaan yang siap debut di Bursa melalui IPO. Dari sisi asetnya, perusahaan dengan skala menengah masih mendominasi. Sedangkan dari sisi sektornya, paling banyak berasal dari sektor consumer non-cyclicals.

"Hingga saat ini, terdapat 27 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," kata Nyoman kepada wartawan, dikutip Senin (14/8/2023).

Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 7 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 16 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 4 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:

• 2 Perusahaan dari sektor basic materials

• 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals

• 7 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals

• 2 Perusahaan dari sektor energy

• 0 Perusahaan dari sektor financials

• 3 Perusahaan dari sektor healthcare

• 1 Perusahaan dari sektor industrials

• 1 Perusahaan dari sektor infrastructures

• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate

• 2 Perusahaan dari sektor teknologi

• 2 Perusahaan dari sektor transportation & logistic

 

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya