Hadapi El Nino, Ketua MPR Bambang Soesatyo Minta Pemerintah Bangun Infrastruktur Lebih Banyak

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta pemerintah meningkatkan Pembangunan infrastruktur untuk cegah dampak kekeringan karena El Nino.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Agu 2023, 19:24 WIB
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong sejumlah hal kepada pemerintah untuk menghadapi El Nino. (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mendorong sejumlah hal kepada pemerintah untuk menghadapi El Nino. Hal ini seiring sejumlah wilayah di Indonesia yang terdampak masalah kekeringan akibat fenomena El Nino yang sebabkan musim kemarau lebih panjang.

Di antaranya saat ini saat ini dominan dialami di sebagian wilayah Jawa Barat, Serang Banten dan mayoritas kabupaten atau kota di Jawa Tengah dan juga Jawa Timur. Melihat kondisi tersebut, Bambang meminta pemerintah untuk secara serius menyoroti persoalan masalah kekeringan yang terjadi di beberapa wilayah tersebut.

"Salah satunya dengan meningkatkan infrastruktur di segala sektor yang meliputi bendungan, saluran irigasi, hingga reservoir air sebagai bentuk preventif sekaligus kuratif atas bencana yang terjadi baik di masa kini maupun di masa mendatang,” ujar Bambang dalam keterangan resmi, Senin (14/8/2023).

Ia menilai, pembangunan infrastruktur memiliki peran penting dalam mencegah dampak kekeringan. Selain itu, Bambang juga meminta pemerintah daerah dan Badan-Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk juga bersiap menghadapi berbagai dampak lain dari kemarau yang berkepanjangan.

Salah satunya dengan menyiapkan dana guna membantu masyarakat yang terdampak kekeringan, mulai dari menyiapkan bantuan pangan hingga subsidi untuk mengantisipasi kemungkinan kenaikan harga akibat gagal panen.

“Kemarau diperkirakan akan mencapai puncaknya antara Agustus dan September, dan akan berlangsung hingga awal tahun depan,” ujar dia.

Bambang Soesatyo juga meminta pemerintah pusat bersama pemerintah daerah untuk bersama menyusun solusi jangka panjang yang lebih strategis untuk memitigasi kekeringan, disamping secara berkala memetakan daerah rawan kekeringan.

Dengan demikian, pemerintah dapat secara cepat dan tepat dalam melakukan upaya pencegahan serta penanganan yang disesuaikan dengan persoalan/dampak kekeringan di masing-masing wilayah.

"Mendorong partisipasi masyarakat dalam mengurangi dampak kekeringan dengan menggunakan air seperlunya dan tidak terlalu sering melakukan kegiatan yang membutuhkan air dalam jumlah besar,” ujar dia.


Antisipasi El Nino, 6 Provinsi Bakal Jadi Tulang Punggung Pasokan Beras Nasional

Ilustrasi komuditi beras (Istimewa)

Sebelumnya, Pemerintah siapkan langkah antisipasi hadapi El Nino. Salah satunya dengan menetapkan enam provinsi di Indonesia menjadi penopang pasokan beras nasional.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menuturkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memerintahkan untuk mencari provinsi-provinsi yang dapat menjadi andalan hadapi El Nino. Pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah tersebut. Demikian mengutip dari Antara, ditulis Minggu (13/8/2023).

Adapun enam provinsi yang menjadi tulang punggung pasokan beras nasional untuk antisipasi dampak El Nino antara lain Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan. Enam provinsi tersebut telah berperan sebagai sentra produksi pangan nasional.

“Keenam provinsi ini bisa jadi penyelamat RI menghadapi iklim ekstrem El Nino,” tutur dia.

Syahrul menuturkan, sebagai langkah konkret, Kementerian Pertanian telah siapkan sembilan skema sebagai strategi antisipasi iklim ektrem efek El Nino antara lain identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, percepatan tanam, peningkatan ketersediaan peralatan dan mesin pertanian (alsintan) dan peningkatan ketersediaan air.

Selanjutnya penyediaan benih tahan kekeringan, program 1.000 hektar, pengembangan pupuk organik terpusat dan mandiri, dukungan pembiayaan KUR dan asuransi pertanian, penyiapan lumbung pangan hingga tingkat desa.

“Tadi saya sudah langsung tanam di sini bersama Pak Wali Kota. Tiga bulan kemudian kita punya beras, itu yang ingin kita capai,” ujar dia.

Dalam hadapi El Nino, Syahrul menuturkan, pihaknya sudah meminta seluruh provinsi dan kabupaten kota di Indonesia, termasuk di NTB untuk melakukan langkah-langkah antisipasi supaya tidak berdampak terhadap penurunan produksi pangan.

“Rapat koordinasi kali ini dalam rangka mengantisipasi cuaca El Nino, karena kalau tidak diantisipasi dengan baik, El Nino mempunyai dampak yang signifikan terhadap penurunan produksi,” kata dia.

 

 


Mapping Lokasi Terdampak Kekeringan

Ilustrasi komuditi beras yang harganya naik di pasaran (Istimewa)

Selain itu, terkait identifikasi dan mapping lokasi terdampak kekeringan, pemerintah telah kelompokkan daerah hijau, kuning dan merah.

“Kita berharap dengan agenda yang cukup ketat kita lakukan pada bagian wilayah yang sudah kita mapping pada setiap provinsi dan kabupaten, ada daerah hijau yang harus terus booster karena airnya masih cukup, ada daerah kuning yang airnya pas-pasan untuk itu harus kita bending dan dimanfaatkan se-efektif mungkin,” ujar dia.

Kementerian Pertanian akan melakukan intervensi melalui penyediaan benih tahan kekeringan dan OPT, intervensi mekanisasi dan teknologi pada daerah kuning. Terutama pada daerah merah, antara lain daerah yang defisit air, ke depan akan ditanam komoditas lain untuk perkuat ketahanan pangan daerah itu.

“Daerah merah itu daerah kering, daerah yang tanpa El Nino pun memang bersoal. Oleh karena itu daerah merah ini akan kita memperkuat cadangan-cadangan pangan yang harus booster sampai 100 ribu hektare,” ujar dia.

Infografis Deretan Wilayah Indonesia Terancam Kekeringan Parah dan Terdampak El Nino. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya