Liputan6.com, Solo - Ekosistem digital business to business (B2B) memiliki peran strategis dalam memperluas peluang pasar dan membangun kemitraan bisnis dengan sejumlah pelaku UMKM. Adanya peluang tersebut, salah satu dengan platform digitlal, GudangAda menggandeng sejumlah UMKM dan pedagang tradisional di Solo untuk naik kelas.
SVP Marketing and Corporate Affairs GudangAda Yuanita Agata mengatakan platform tersebut muncul untuk membantu UMKM agar mudah masuk ke jejaring digital rantai pasok ayang telah dibangun GudangAda. Alhasil para pelaku UMKM bisa lebih mudah saat membeli dan menjual barang secara grosir.
“GudangAda memiliki sejarah panjang sebagai ekosistem layanan bisnis B2B terintegrasi di Indonesia. Saat ini GudangAda telah bermitra dengan lebih dari 1 juta pedagang tradisional secara nasional. Untuk data Solo sendiri mohon maaf nanti akan kita susulkan,” kata dia dalam diskusi di Solo, Senin (14/8/2023) .
Menurut dia, e-commerce tersebut memiliki komitmen untuk mempercepat transformasi digital UMKM lokal dan tumbuh bersama melalui platform GudangAda. Ia pun menuturkan sejak awal telah fokus dalam membantu pebisnis UMKM dan prinsipal untuk meraih keunggulan dalam ekosistem digital.
“Kami juga memberikan solusi bisnis terintegasi mulai dari pencarian produk, pengelolaan transaksi, hingga dukungan kredit modal,” ucapnya.
Baca Juga
Advertisement
Jangkauan Pasar Kian Luas
Pada kesempatan itu, Yuanita juga mengungkapkan untuk meningkatkan skala bisnis UMKM Indonesia diperlukannya adopsi strategi digital yang lebih baik. Sebagai salah platform, GudangAda mendukung komitmen pemerintah Indonesia dalam mengejar target onboard lebih dari 30 juta UMKM pada 2024 mendatang.
“GudangAda akan selalu siap memberikan dukungan dan kami fokus pada pendekatan kolaboratif, memberikan perluasan pasar baru, pelatihan dan pendampingan bagi UMKM Indonesia dalam mengoptimalkan penggunaan platform digital GudangAda,” kata dia.
Sementara itu. Ketua Komite Ekonomi Kreatif Solo Sutanto Sastraredja mengatakan bahwa adopsi teknomosi digital di kalangan UMKM tidak datang tanpa tantangan. Pasalnya dalam rantai pasok, pelaku bisnis ini masih banyak yang tidak terbuka dengan tekonologi.
“Hal ini merupakan masalah sosial yang terjadi saat ini, khususnya terkait penerimaan terhadap digitalisasi. Padahal dengan semakin banyak UMKM yang beralih ke platform digital maka semakin luas jangkauan pasar. Meningkatkan efisiensi operasional," ujar dia.
Ketua HIPMI Solo Rspati Ardi menjelaskan visi HIPMI solo dalam memnfasiltiasi kolaborasi industri dan pemerintah dalam menciptakan ekosistem digital B2B yang inklusif.
"HIPMI Solo saat ini ingin memperluas akses UMKM ke teknologi digital guna menagtasi hambatan yang umumnya ditemui wirausahawan muda dan mempromosikan pertumbuhan ekonomi lokal Solo,” ucapnya.
Advertisement