Kebakaran Hutan Hawaii Disebut Bencana Alam Terburuk di Pulau Itu

Kebakaran Hawaii telah merenggut lebih dari 90 nyawa, dan jumlah korban kemungkinan bertambah.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 14 Agu 2023, 20:05 WIB
Gubernur Hawaii Josh Green memperingatkan pada konferensi pers pada Sabtu 12 Agustus bahwa jumlah korban tewas akan terus meningkat karena lebih banyak mayat ditemukan. (AP Photo/Rick Bowmer)

Liputan6.com, Hawaii Sebanyak 93 orang telah dilaporkan meninggal dunia akibat kebakaran hutan Maui yang terjadi di kota Lahaina, Hawaii. Jumlah korban diprediksi bertambah.

Menurut laporan BBC, Senin (14/8/2023), ada ratusan orang yang masih belum ditemukan, sementara ratusan orang lainnya berlindung di shelter yang tersedia. Gubernur Hawaii Josh Green berkata bencana yang terjadi sebagai "impossible day".

Politisi dari Partai Demokrat itu juga berkata kebakaran tersebut akan "menjadi bencana alam terparah yang Hawaii pernah hadapi."

Situasi kebakaran hutan itu tambah parah karena sistem peringatan dini tidak terpakai, entah karena malfungsi atau memang tidak digunakan. BBC menyebut banyak orang tidak mendapat peringatan.

Kejaksaan Agung di Hawaii tengah melakukan "review komprehensif" terkait bagaimana pihak berwenang merespons bencana alam tersebut.

Anggota DPR AS dari Hawaii Jill Tokuda berkata ada pertanyaan-pertanyaan serius yang harus dijawab pemerintah setempat. Ia telah mengunjungi Lahaina pada pekan lalu dan menyebut situasinya sangat menyakiti hati.

"Ada banyak justifikasi bagi semua orang untuk merasa marah akibat situasi ini, dan kita semua ingin jawaban," ujar Tokuda.

Kebakaran Hawaii itu terjadi pada Selasa pekan lalu akibat musim panas yang kering, kemudian ditambah parah oleh angin puyuh yang lewat.

Gubernur Green berkata tiupan angin itu membuat apinya tersebar dengan kecepatan 1 mil per menit, sehingga masyarakat kesulitan kabur.


Turis Diperingatkan Tak Bepergian ke Maui Menyusul Kebakaran Hutan di Hawaii

Biaya untuk membangun kembali Lahaina diperkirakan mencapai $ 5,5 miliar, menurut Badan Manajemen Darurat Federal (FEMA), dengan lebih dari 2.200 struktur rusak atau hancur dan lebih dari 2.100 hektar (850 hektare) terbakar. (AP Photo/Rick Bowmer)

Sebelumnya dilaporkan, pejabat di Hawaii mendesak turis untuk menghindari perjalanan ke Maui. Hal tersebut dikarenakan banyak hotel bersiap untuk menampung pengungsi dan responden pertama di pulau itu setelah kebakaran hutan menewaskan lebih dari 90 orang dan menghancurkan ratusan rumah.

Dikutip dari The Guardian, Senin (14/8/2023), sekitar 46.000 penduduk dan pengunjung telah terbang keluar dari Bandara Kahului di Maui Barat sejak skala kehancuran di kota bersejarah Lahaina menjadi jelas pada Rabu, 9 Agustus 2023, menurut Otoritas Pariwisata Hawaii.

"Dalam beberapa minggu ke depan, sumber daya dan perhatian kolektif dari pemerintah federal, negara bagian dan kabupaten, komunitas West Maui, dan industri perjalanan harus difokuskan pada pemulihan penduduk yang terpaksa mengungsi dari rumah dan bisnis mereka," agensi tersebut kata dalam sebuah pernyataan Sabtu malam, 12 Agustus 2023.

Turis didorong untuk mengunjungi pulau-pulau lain di Hawaii. Gubernur Hawaii Josh Green mengatakan 500 kamar hotel akan disediakan untuk penduduk setempat yang mengungsi.

500 kamar hotel tambahan akan disisihkan untuk pekerja dari Badan Manajemen Darurat Federal. Beberapa hotel akan melanjutkan bisnis normal untuk membantu mempertahankan pekerjaan dan mempertahankan ekonomi lokal, kata Green.

Negara bagian ingin bekerja sama dengan Airbnb untuk memastikan bahwa rumah sewaan dapat disediakan untuk penduduk lokal. Green berharap perusahaan dapat menyediakan sewa tiga hingga sembilan bulan bagi mereka yang kehilangan rumah.

Pada Sabtu, 12 Agustus 2023, aktor asli Hawaii dan Hollywood Jason Momoa juga memperingatkan turis agar tidak bepergian ke pulau itu. "Maui bukanlah tempat untuk berlibur sekarang," tulisnya di Instagram.

Momoa melanjutkan, "Jangan yakinkan dirimu bahwa kehadiranmu dibutuhkan di pulau yang sangat menderita ini."


Hawaii Ingin Bangkit

Para pejabat berjanji untuk memeriksa sistem peringatan dini Hawaii setelah beberapa warga mempertanyakan apakah lebih banyak yang bisa dilakukan untuk memperingatkan orang-orang sebelum kebakaran membakar rumah mereka. Beberapa bahkan terpaksa menyeberang ke Samudra Pasifik untuk melarikan diri. (Hawaii Department of Land and Natural Resources via AP)

Green menerangkan, "Kemudian beralih ke pembangunan kembali. Sedikitnya 2.200 bangunan rusak atau hancur di Maui Barat, hampir semuanya merupakan tempat tinggal."

Di seberang pulau, kerusakan diperkirakan mendekati 6 miliar dolar AS. Sebanyak 4.500 orang membutuhkan tempat berlindung, kata pejabat daerah di Facebook, mengutip angka dari Badan Manajemen Darurat Federal dan Pusat Bencana Pasifik.

Korban tewas terbaru melampaui Api Kamp 2018 di California utara, yang menewaskan 85 orang dan menghancurkan kota Paradise. Seabad sebelumnya, Kebakaran Cloquet 1918 meletus di Minnesota utara yang dilanda kekeringan dan melanda komunitas pedesaan, menghancurkan ribuan rumah dan membunuh ratusan orang.

Penyebab kebakaran hutan sedang diselidiki. Catatan manajemen darurat Hawaii tidak menunjukkan bahwa sirene peringatan berbunyi sebelum kebakaran melanda kota. Pejabat mengirimkan peringatan ke ponsel, televisi, dan stasiun radio, tetapi pemadaman listrik dan seluler yang meluas mungkin membatasi jangkauan mereka. Dipicu oleh musim panas yang kering dan angin kencang dari badai yang lewat, kebakaran hutan di Maui berpacu melalui semak kering yang menutupi pulau itu.


Kerugian Properti Setara Rp 19,7 Triliun

Sirene yang ditempatkan di sekitar pulau - dimaksudkan untuk memperingatkan bencana alam yang akan datang - tidak pernah berbunyi, dan pemadaman listrik dan seluler yang meluas menghambat bentuk peringatan lainnya. Pejabat setempat telah menggarisbawah multi-faktor 'mimpi buruk' dari kebakaran di Maui. (Hawaii Department of Land and Natural Resources via AP)

Kebakaran hutan Maui Hawaii telah menewaskan puluhan warga dan ribuan warga lainnya mengungsi telah sebabkan kerugian sekitar USD 1,3 miliar atau sekitar Rp 19,78 triliun (asumsi kurs Rp 15.219 per dolar AS). Perkiraan kerugian tersebut terjadi pada kerusakan 3.088 rumah,dan berdasarkan perkiraan awal dari CoreLogic.

Dikutip dari CNN, ditulis Minggu (13/8), CoreLogic merupakan sebuah firma riset yang menilai data properti menemukan sebagian besar kerusakan properti terjadi di Lahaina, pusat wisata dan ekonomi, ada sekitar tempat tinggal 9.000 warga.

Perusahaan perkirakan lebih dari 2.808 rumah perlu kembali dibangun dengan biaya rekonstruksi USD 1,1 miliar. Pulehu mengalami kerusakan sekitar USD 147 juta dan Pukalani mengalami kerusakan sekitar USD 4,2 juta, menurut perkiraan CoreLogic.

Kebakaran hutan melanda Maui Hawaii menewaskan sedikitnya 80 orang. Pejabat perkirakan jumlah korban meninggal akan meningkat dan mengatakan butuh waktu bertahun-tahun untuk pulih sepenuhnya.

Badai dahsyat juga menghancurkan bisnis yang tak terhitung jumlahnya di pulau itu yang tidak termasuk perkiraan dari CoreLogic.

Berdasarkan penilaian kerusakan dari the Pacific Disaster Center (PDC) dan FEMA pada Sabtu, 12 Agustus 2023, Maui diperkirakan butuh USD 5,52 miliar atau sekitar Rp 84,01 triliun yang merupakan perkiraan biaya untuk kembali membangun setelah kerusakan akibat kebakaran Lahaina. Adapun Maui memiliki populasi sekitar 165.000.

FEMA mengeluarkan pernyataan Sabtu malam menuturkan angka itu tidak akurat dan masih terlalu dini untuk menentukan biaya Pembangunan kembali.

“Angka USD 5,5 miliar yang dilaporkan oleh beberapa media, dan dikutip ke Pacific Disaster Center, bukanlah jumlah dolar dari FEMA dan tidak mencerminkan perkiraan kerusakan dari agensi kami,” ujar juru bicara FEMA dalam sebuah pernyataan. 

Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya