Terduga Teroris Bekasi Punya Online Shop, Diduga Kamuflase Penjualan Senjata Api

Tim Datasement Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mendalami dugaan penggunaan online shop terduga teroris Bekasi berinisial DE (27) untuk penjualan senjata api.

oleh Nanda Perdana PutraNila Chrisna Yulika diperbarui 15 Agu 2023, 12:02 WIB
Detasmen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mengamankan sejumlah senjata hingga amunisi di rumah tersangka teroris inisial DE di kawasan Harapan Jaya, Bekasi Utara, Senin (14/8/2023). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Tim Datasement Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri mendalami dugaan penggunaan online shop terduga teroris Bekasi berinisial DE (27) untuk penjualan senjata api. Sejauh ini, ada sebanyak 16 senjata api yang ditemukan dalam penggeledahan di kediaman tersangka.

“Yang bersangkutan memiliki juga akun di marketplace ya, di salah satu akun penjualan yang dikamuflasekan oleh yang bersangkutan untuk penjualan mainan militer, yang berkaitan dengan perlengkapan-perlengkapan, ada gear, ada baju taktis, ada baju-baju perlengkapan taktikal, termasuk senjata ini,” tutur Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (15/8/2023).

Dalam penggeledahan, lanjut Aswin, petugas menemukan empat senjata api pabrikan dan lima senjata api modifikasi, dari yang mulanya senjata airgun menjadi senjata api penuh. Selain itu juga, ada pen gun yang hanya berisikan satu peluru dan biasa ditembakan dalam jarak dekat.

“Yang bersangkutan ini kan karyawan BUMN, jadi dari hasil pendapatan saya kira sudah cukup dia. Kita memang masih mendalami hasil dari aktivitas marketplace itu apakah itu untuk membeli bahan yang pertama, karena dia juga jual beli di situ,” jelas dia.

Kemudian keuntungan dari penjualan itu dia pakai untuk mengupgrade, biaya upgrade misalnya dari airgun menjadi senjata api itu biayanya berapa, karena dia membutuhkan komponen lain,” sambungnya.

Aswin mengatakan, pihaknya juga menelusuri bagaimana marketplace milik DE bekerja menawarkan produk ke pembeli, termasuk aliran transaksi, besaran uang, hingga akun-akun yang melakukan interaksi.

“Kita lihat bahwa bukan cuma senjata api laras panjang yang berbahaya, tapi modifikasi-modifikasi yang dari senjata organik atau pun air softgun itu, itu juga dapat ditingkatkan menjadi senjata api dengan kemampuan atau dengan keahlian orang itu menjadi senjata api. Dalam konteks ini mungkin kita perlu kerjasama nanti dengan beberapa Polda,” Aswin menandaskan.


Polisi Sebut Terduga Teroris Bekasi Aktif Bergerak Sendiri di Media Sosial

Lokasi penggerebekan terduga teroris yang juga karyawan BUMN oleh Densus 88 Polri di Jalan Raya Bulak Sentul Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi. (Liputan6.com/Bam Sinulingga)

Tim Datasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri melakukan penangkapan terhadap terduga teroris, DE (27), di Bekasi, Jawa Barat. Sejauh ini, tersangka teroris yang merupakan pegawai BUMN dari perusahaan PT Kereta Api Indonesia (KAI) aktif dan bergerak sendiri di sosial media.

"Penyebaran konten ini memang masih terus berselancar, DE ini adalah seseorang yang tidak seutuhnya masuk dalam jaringan penuh karena sudah bubar, kemudian dia bermain sendiri. Dengan kemampuannya sendiri, kemudian mengumpulkan segini banyak bahan-bahan yang digunakan untuk persiapan, yang dipicu oleh ideologi radikal tersebut," ujar Kabag Banops Densus 88 Antiteror Polri Kombes Aswin Siregar di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (15/8/2023).

Menurut Aswin, terduga teroris DE terus aktif di dunia maya meskipun beberapa akun miliknya telah ditutup paksa oleh platform sosial media seperti Facebook. Dia pun kembali membuat akun dan melakukan propaganda aksi terorisme.

"Dia memposting lagi dan lebih private belakangan ini. Sekitar tiga minggu ke belakang di puncaknya bahwa yang bersangkutan terlihat ghirohnya semakin tinggi dengan menyebarkan ajakan atau imbauan untuk amaliah atau untuk melakukan aksi terorisme, sehingga pesan-pesan itu disebarkan secara private," jelas dia.

"Menggunakan timer message, ketika sampai di si penerima itu dibuka dan langsung hilang dari server atau dari jaringan," sambungnya.

Aswin menyatakan, kasus DE cukup menjadi perhatian bagi Tim Densus 88 Antiteror Polri, bahwa meskipun kelompok ISIS telah bubar namun para pendukung dan jemaahnya tetap tidak berhenti melakukan aktivitas secara perorangan.

"Ini yang harus kita menjadi pembelajaran baru juga untuk kami dan kita semua," Aswin menandaskan.

Infografis Anggota MUI Jadi Terduga Teroris Bekasi (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya