Liputan6.com, Catania - Penerbangan menuju kota Catania di Sisilia timur dihentikan setelah letusan dari Gunung Etna, kata pihak berwenang setempat.
Setelah gunung Etna meletus, kini otoritas bandara Italia mengatakan pihaknya tengah dilanda krisis.
Advertisement
Gunung berapi setinggi 3.330 meter itu meletus semalam dan memuntahkan lava dan abu tinggi di atas pulau Mediterania. Aliran lahar mereda sebelum fajar, namun abu masih keluar dari salah satu kawah, dikutip dari laman The Guardian, Selasa (15/8/2023).
Penerbangan ke dan dari Catania, tujuan wisata populer, ditangguhkan hingga pukul 06.00 Selasa pagi, kata operator bandara dalam sebuah pernyataan.
Penumpang disarankan untuk memeriksa maskapai penerbangan sebelum menuju ke bandara pada hari Selasa.
Penerbangan masuk dialihkan ke bandara lain di Sisilia. Pembatalan terjadi pada puncak musim liburan musim panas di Italia, sedangkan Selasa adalah hari libur umum.
Walikota Catania Enrico Trantino melarang penggunaan sepeda motor dan sepeda di kota selama 48 jam – karena banyak jalan tertutup abu – dan memerintahkan mobil untuk melaju tidak lebih cepat dari 30kph (19mph). Abu dapat membuat licin di jalan dan meningkatkan risiko kecelakaan.
Letusan Dahsyat 'Etna' Perenggut 20 Ribu Nyawa
Tepat pada 8 Maret 1669, Gunung Etna mengeluarkan letusan dahsyat.
Ketika Etna mulai bergemuruh dan mengeluarkan gas pada 8 Maret 1669, warga terdekat mengabaikan tanda-tanda peringatan akan terjadi letusan yang lebih besar. Benar saja, 3 hari kemudian gunung berapi itu mulai memuntahkan asap beracun dalam jumlah besar.
Sekitar 3.000 orang yang tinggal di lereng gunung meninggal karena sesak napas. Lebih buruk lagi, Etna menyemburkan abu dan lava ke angkasa, seperti gambaran yang dikutip dari History.com.
Abu yang keluar dengan semburan kuat bahkan mencapai selatan daratan Italia. Dilaporkan lontarannya hingga 100 mil jauhnya. Lava juga mulai mengalir ke sisi selatan gunung menuju kota Catania, 18 mil ke selatan sepanjang laut.
Gunung meletus yang terjadi selama beberapa minggu ke depan menewaskan lebih dari 20.000 nyawa, dan menyebabkan ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal. Sebagian besar korban sebenarnya bisa menyelamatkan diri, tapi mereka memilih tinggal untuk upaya sia-sia demi menyelamatkan tempat tinggalnya.
Advertisement
Upaya Warga di Dekat Gunung Etna
Pada saat itu, Kota Catania memiliki sekitar 20.000 penduduk.
Ketika warga Catania memilih pasrah menghadapi, sebaliknya, seorang warga bernama Diego de Pappalardo justru memimpin tim beranggotakan 50 orang ke Gunung Etna untuk mengalihkan aliran lava.
Mengenakan kulit sapi yang direndam dalam air, orang-orang pemberani itu mendekati lava dengan batang besi panjang dan sekop. Mereka membuat lubang di dinding lava yang mengeras dan membuat jalur untuk aliran lava ke arah barat.