Liputan6.com, Oslo - KBRI Oslo memastikan bahwa kondisi Warga Negara Indonesia (WNI) aman pasca banjir dan longsor akibat Badai Hans melanda Norwegia.
"Puji Syukur dan Alhamdullilah, saat ini KBRI Oslo belum mendapatkan laporan adanya WNI yang terdampak karena Badai Hans tersebut," kata Kepala Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Oslo Hendra Oktavianus, saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (15/8/2023)
Advertisement
Pihaknya, sebut Hendra, juga terus memantau perkembangan dan kondisi terkini para WNI yang tinggal di wilayah terdampak.
"Wilayah di Norwegia yang terdampak paling besar adalah di wilayah Innlandet. WNI yang terdaftar di data KBRI Oslo di wilayah tersebut adalah 20 orang," imbuh Hendra.
Berdasarkan keterangannya, banjir yang terjadi akibat Badai Hans saat ini telah mereda.
Badai Hans yang melanda bagian selatan Norwegia telah menciptakan rekor baru ketinggian sungai, tanah longsor hingga evakuasi massal. Terbaru, bangian tengah jembatan kereta api di Ringebu, yang menghubungkan Oslo dan Trondheim, ambles akibat derasnya aliran sungai.
Dilansir The Guardian, Selasa (15/8), Bane Nor, perusahaan infrastruktur kereta milik negara, tengah menyelidiki tingkat kerusakan jembatan baja sepanjang 172,5 meter yang dibangun pada tahun 1957 itu. Pihaknya juga masih belum mengetahui kapan jembatan tersebut akan kembali dibuka karena kerusakan juga terjadi di bagian lain jalur tersebut.
Korban Tewas
Hingga Sabtu (12/8), setidaknya tiga orang tewas setelah Badai Hans menghantam Eropa Utara pada awal pekan lalu.
Salah satu bagian Norwegia yang menderita dampak terburuk adalah Kota Honefossen, di mana Sungai Begna meluap.
Di tengah kekhawatiran akan tanah longsor pihak berwenang mempertimbangkan untuk memindahkan lebih banyak orang ke hilir.
"Ketinggian air di sekitar Honefossen diperkirakan akan terus meningkat dan tetap tinggi hingga setidaknya Senin (14/8)" ungkap Ivar Berthling, dari Direktorat Sumber Daya Air dan Energi Norwegia (NVE), kepada kantor berita Norwegia NTB.
Sementara itu, pemerintah Kota Ringerike, tempat Honefossen berada, mengatakan, "Kami masih menghadapi hari-hari kritis."
Lebih jauh ke utara, ketinggian air di Danau Strondafjorden dilaporkan juga di atas normal.
Advertisement
Picu Hujan Paling Deras dalam 25 Tahun Terakhir
Hujan yang terjadi akibat Badai Hans hingga mengakibatkan banjir rupanya merupakan hujan paling deras dalam 25 tahun terakhir.
Lembaga meteorologi Norwegia mengeluarkan peringatan bahaya atau red alert, tingkat risiko tertinggi, pada Selasa (8/8) untuk curah hujan yang sangat tinggi di beberapa bagian selatan Norwegia.
"Di banyak tempat, hujan tersebut akan menjadi salah satu yang terkuat dalam 25 tahun terakhir," demikian bunyi peringatan tersebut.
Imbauan untuk Warga
Ketika awal bencana terjadi, ribuan orang Norwegia yang memiliki kabin, rumah di wilayah terpencil, didesak untuk tidak memeriksanya.
"Kami sepenuhnya memahami bahwa banyak pemilik kabin yang mengkhawatirkan kondisi kabin setelah kerusakan cuaca ekstrem, tetapi kami berharap orang-orang tidak melakukan perjalanan sekarang hanya untuk memeriksanya," kata Lars Aune dari Kepolisian Nasional dalam sebuah pernyataan.
"Ini untuk menghindari ketegangan yang tidak perlu di jalan terbuka."
Perdana Menteri Jonas Gahr Store mengunjungi Honefossen pada Jumat (11/8), sementara Raja Harald dan Ratu Sonja mendatangi markas besar NVE.
Kerusakan sejauh ini diperkirakan dapat mencapai hampir 78,5 juta pound sterling atau sekitar Rp1,5 triliun.
Advertisement