Liputan6.com, Jakarta Peneliti Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menilai bergabungnya Partai Golkar yang dipimpin oleh Airlangga Hartarto ke Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) sudah dapat diduga.
"Sebenarnya Golkar dan PAN memiliki irisan pemilih yang tebal dengan Prabowo Subianto. Bergabungnya partai-partai itu mendukung Prabowo hanya mempertegas arah kecenderungan massa pemilih Golkar dan PAN sejauh ini," kata Saidiman saat dikonfirmasi, Selasa (15/8/2023).
Advertisement
Dengan bergabungnya Golkar, Saidiman menilai Airlangga Hartarto yang paling berpotensi menjadi cawapres Prabowo Subianto.
"Airlangga Hartarto tentu memiliki potensi untuk menjadi cawapres, mengingat dia membawa gerbong partai yang sangat besar," kata Saidiman.
Apalagi, lanjut Saidiman, Airlangga sangat berkapasitas terkait ekonomi Indonesia dan siap menghadapi target Indonesia maju.
"Berdasarkan rekam jejak di pemerintahan sejauh ini, Airlangga jauh lebih menjanjikan untuk membawa Indonesia maju. Sejauh ini Prabowo belum memiliki rekam jejak dalam sektor pembangunan dan reformasi ekonomi seperti yang dimiliki Airlangga," pungkasnya.
Golkar Tunggu Keputusan Prabowo Subianto soal Airlangga Jadi Bakal Cawapres
Sekretaris Jenderal Partai Golkar Lodewijk F Paulus bicara peluang Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto sebagai calon wakil presiden untuk mendampingi Prabowo Subianto.
Masing-masing partai pendukung Prabowo mengusulkan nama calon wakil presiden. PKB mengusulkan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, PAN mengusulkan Erick Thohir dan Golkar mengusulkan Airlangga Hartarto.
Semua ketua umum partai di Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) akan membahas bersama nama calon wakil presiden. Keputusan akhir berada di tangan Prabowo Subianto.
"Ini kan baru wacana-wacana yang disampaikan itu keputusan partai masing-masing. Tentunya untuk membicarakan fix-nya bagaimana para ketua umum ini tentunya akan berbicara tentunya dengan Pak Prabowo," kata Lodewijk di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (15/8/2023).
Golkar saat ini menyerahkan sepenuhnya kepada Airlangga sebagai pemegang mandat siapa calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo. Saat deklarasi dukung kepada Prabowo belum dibahas masalah calon wakil presiden.
Advertisement
Soal Pembagian Kekuasaan Antar Partai
Pembagian kekuasaan antar partai pun belum dibahas. Hal teknis tersebut akan dibahas bersama para ketua umum.
"Itu kan masalah teknis yang perlu dibahas tentunya kalau kita berbicara sudah berkoalisi hal-hal seperti itu kan harus dibicarakan dengan para ketua umum yang bergabung dalam koalisi tersebut," jelas Lodewijk.