Liputan6.com, Bekasi - Setelah hampir sepekan tercemar limbah, kondisi Kali Bekasi kini sudah berangsur normal kembali. Hal ini pun berdampak pada pengolahan air baku Perumda Tirta Patriot Kota Bekasi yang kembali beroperasi seperti biasa.
"Alhamdulillah sudah bisa operasi penuh dan normal. Setelah memang dari hari Kamis itu Kali Bekasi yang notabene adalah sebagai suplai air baku kita tercemar oleh limbah, yang katanya itu dari pabrik di wilayah Bogor," kata Direktur Utama Perumda Tirta Patriot Kota Bekasi, Ali Imam Faryadi saat dikonfirmasi, Selasa (15/8/2023).
Advertisement
Menurutnya, permasalahan limbah yang kembali muncul, kemungkinan disebabkan geliat perekonomian yang normal kembali pasca-pandemi Covid-19. Banyak perusahaan yang sebelumnya vakum, kembali beroperasi dan menyisakan limbah industri.
"Ketika Covid-19 banyak perusahaan yang tidak beroperasi. Kalaupun operasi, mungkin tidak penuh sehingga limbahnya bisa dicover sendiri. Tapi pasca-Covid-19, mungkin perekonomian menggeliat, pabrik mulai produksi maksimal dan kembali lagi limbah mencemari Kali Bekasi," paparnya.
Faryadi berujar, pihaknya telah menyampaikan solusi terkait pencemaran Kali Bekasi kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi. Solusi yang dimaksud, yakni dengan memindahkan sumber air baku dari Kali Bekasi ke Kalimalang.
"Alhamdulillah ini direspons oleh pemkot dan sudah keluar undangan dari wali kota, kita akan rapat hari Jumat pagi di mana akan diundang juga PJT2, kemudian BBWS yang mengatur titik air," ujarnya.
Menurutnya, saat ini suplai air bersih Perumda Tirta Patriot untuk sekitar 45.000 pelanggannya mencapai 560 liter per detik. Sedangkan sisanya yang notabene pindahan dari PDAM Tirta Bhagasasi, masih mendapat suplai air bersih dari saluran air milik Kabupaten Bekasi itu.
Produksi Air Bersih Masih Aman
Faryadi menjelaskan, saat ini pihaknya mendapat suplai air baku sebesar 2,24 kubik dari bendungan Nowo (Pintu Air) Kali Bekasi dan 2,5 kubik dari saluran planta (saluran air baku ke PDAM) di Kalimalang. Dengan campuran tersebut, produksi air bersih masih dinyatakan aman untuk digunakan, walau ada campuran limbah industri.
"Lima kubik pencampuran itu insyaallah kita masih bisa ngolah. Artinya masih tetap sehat lah walaupun memang tidak maksimal. Misalkan, yah ada-ada warna sedikit, tapi masih dalam kategori yang bisa digunakan atau aman," jelasnya.
Meski begitu, lanjut Faryadi, penggunaan air bersih saat ini masih sebatas untuk mandi dan mencuci. Hal ini dikarenakan kualitas air Kali Bekasi masih di bawah Kalimalang. Sedangkan sumber air baku Kalimalang memiliki kualitas nomor satu sehingga dapat dikonsumsi.
"Makanya kemarin saya menyampaikan kepada pak wali solusi permanen ke depan, ya memang merubah air baku dari kali Bekasi ke Kalimalang. PJT2 melalui JNC sudah hampir sepakat, bahwa satu-satunya solusi permanen ke sana sehingga teknisnya bagaimana?" ucapnya.
"Dalam artian begini, kalau kita mengandalkan Kalimalang tapi dengan saluran itu, itu kan sebenarnya nyampe juga untuk wilayah bhagasasi di kabupaten. Nah kalau sarannya PJT2, bikin jalur sendiri. Atau kebutuhan kita sebenarnya kurang lebih sekitar katakanlah satu kubik aja cukup," terangnya.
Advertisement
Perumda Tirta Patriot Siap Beri Klarifikasi
Jumlah pelanggan Perumda Tirta Patriot sendiri disebutkan meningkat pasca pemisahan aset dengan Tirta Bhagasasi. Dari yang awalnya sekitar 40.000 pelanggan, kini nyaris menyentuh angka 62.000.
"Kita tekanan air 4 bar minimal, maksimal bisa 5 untuk bisa sampai ke pelanggan paling ujung," ujarnya.
Menanggapi rencana pemanggilan oleh dewan terkait pencemaran Kali Bekasi, Faryadi mengaku siap memberikan penjelasan secara objektif. Menurutnya, banyak opini yang menyudutkan pihaknya beberapa waktu belakangan sehingga perlu adanya klarifikasi.
"Pertama ini bukan karena kelalaian ada di kami, tapi karena ada limbah, bahwa kami lagi coba mengkonsolidasikan dengan pemkot. Ke depan agar layanan itu benar-benar bisa diharapkan masyarakat, kita akan dorong bagaimana sumber air baku bukan lagi Kali Bekasi, tetapi Kalimalang," tandasnya.
Diketahui pencemaran limbah di Kali Bekasi mulai terjadi sejak Kamis 10 Agustus 2023 pagi. Air kali berubah menjadi hitam, berbusa dan mengeluarkan bau tak sedap. Pencemaran ini adalah yang kesekian kalinya di Kali Bekasi. Terakhir terjadi pada April 2022.
Meski sudah berulang, pemerintah daerah terkesan belum serius menindak pelaku pencemaran. Sanksi yang diberikan dinilai terlalu ringan, sehingga tak memberi efek jera bagi pelaku pencemaran.