Liputan6.com, Jakarta - Ternyata ada kisah tersendiri sebelum pendirian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Kisah ini melibatkan antara KH Hasyim Asy'ari, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan Ahmad Muwafiq (Gus Muwafiq).
Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), adalah sebuah partai politik yang didirikan di Jakarta pada tanggal 23 Juli 1998 (29 Rabi'ul Awal 1419 Hijriyah) yang dideklarasikan oleh para kiai-kiai Nahdlatul Ulama, seperti Munasir Ali, Ilyas Ruhiat, Abdurrahman Wahid, Mustofa Bisri, Zuhdi Fatkur dan Muhith Muzadi.
Ketika Gus Dur masih menjadi Ketua Umum PBNU, KH Hasyim Asy'ari menemui dalam sebuah mimpi untuk membentuk sebuah badan khusus warga NU agar bisa berperan aktif dalam arena politik praktis.
Lahirnya Partai Kebangkitan Bangsa era Gus Dur adalah atas perintah ini.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Tidak Ada Nama Kiai Ahmad Muwafiq di Yogyakarta
Mengutip laduni.id, sebelum membentuk partai tersebut, Mbah Hasyim memerintahkan Gus Dur agar menemukan kiai bernama KH Ahmad Muwafiq. PKB tidak akan kuat berdiri tanpa nama tersebut.
Lama Gus Dur mencari-cari nama tersebut di Yogyakarta.
Gus Dur bertanya kepada para kiai NU yang ada di Yogyakarta waktu itu, dan semua menjawab tidak mengenal nama tersebut.
"Tidak ada nama kiai di Jogja bernama Ahmad Muwaffiq, Gus," kata para kiai.
"Ada, pasti ada. Mbah Hasyim yang bilang kok," jawab Gus Dur.
Advertisement
Gus Muwafiq Muda Pakai Celana Jins Robek dan Rambut Gondrong
Terang saja mereka tidak akan menemukan sosok kiai seperti nama yang dicari Gus Dur. Nama yang kini populer dengan sebutan Gus Muwafiq, saat itu masih menjadi aktivis mahasiswa, yang biasa bercelana jins komprang sobek, berambut gondrong dan sangat suka berkegiatan seni musik di kampus.
"Siapa itu?"Tanya Gus Dur kepada Agus Winarto (alm) saat mengisi sebuah acara seminar di kampus IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, suatu kali.
"Muwafiq".
"Lengkapnya siapa?" Tanya Gus Dur lagi.
"Ahmad Muwaffiq," jawab Agus, ketua panitia acara seminar.
"Oh, ini dia yang saya cari".
Momen Gus Dur Cium Tangan Gus Muwafiq
Usai seminar, Gus Dur bergegas mendatangi Ahmad Muwafiq muda yang terlihat sedang sibuk membantu panitia acara. Dan tanpa dinyana, Gus Dur mencium tangannya.
Saat itulah, Gus Dur meminta Ahmad Muwaffiq muda untuk berangkat ke Jakarta, dengan sebuah tiket yang sudah disediakan.
Di Jakarta, Ahmad Muwaffiq muda diminta Gus Dur agar ziarah ke Makam Syaikh Isma'il di Malaka, Malaysia, dan tirakat beberapa saat sebagaimana perintah Mbah Hasyim Asy'ari. Kata Gus Dur, hanya keturunan Syaikh Isma'il saja yang memiliki frekuensi tinggi bisa membuka "kunci tanah Jawa".
Saat KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), terpilih sebagai Presiden RI, Gus Muwafiq diangkat menjadi asisten pribadinya. Melalui Gus Dur inilah, beliau mengaku banyak belajar baik agama, kebudayaan maupun teori sosial.
Dan, konon, ketika Gus Dur akan dilengserkan pada Mei 2001, beliau di depan pasukan berani mati, sendirian mengangkat mobil panser milik TNI dengan tangan kirinya. Peristiwa itu kemudian diabadikan oleh wartawan dan menjadi headline di salah satu media.
Gus Muwafiq memiliki ciri khas bersuara lantang dan berambut gondrong. Soal rambutnya yang gondrong, dalam salah satu wawancara dengan media, ia menceritakan bahwa sudah sejak kecil membiarkan rambutnya gondrong.
Dia bilang kalau rambutnya dipotong pendek sering meriang, alias jatuh sakit. Ciri lain, Gus Muwafiq adalah selalu mengenakan kaos oblong putih dengan bawahan sarung atau celana putih.
Penulis: Nugroho Purbo
Advertisement