Liputan6.com, Naypyitaw - Tanah longsor di tambang batu giok di Myanmar utara menewaskan sedikitnya 32 orang. Hal tersebut dikonfirmasi seorang pejabat dinas pemadam kebakaran setempat.
"Bencana tanah longsor terjadi di Kota Hpakant, Negara Bagian Kachin, pada Minggu (13/8/2023)," ujar Sa Tay Za dari Dinas Pemadam Kebakaran Hpakant, seperti dilansir CNN, Rabu (16/8).
Advertisement
Semua jasad yang ditemukan adalah laki-laki dan seluruhnya kecuali satu telah dikembalikan ke kerabat mereka.
Myanmar menghasilkan sekitar 70 persen batu giok dunia dan Hpakant adalah rumah bagi beberapa tambang batu giok terbesar dan paling menguntungkan di dunia, bernilai miliaran dolar.
Menurut kelompok LSM Global Witness, industri tambang batu giok Myanmar yang sebagian besar didorong oleh permintaan dari negara tetangga China, penuh dengan konflik, korupsi, eksploitasi, dan praktik perusakan lingkungan.
Risiko Kematian
LSM tersebut memperkirakan bahwa industri tambang batu giok Myanmar bernilai sekitar USD 31 miliar pada tahun 2014, hampir setengah dari PDB resmi negara tersebut tahun itu. Namun, nilai pasti industri ini tidak diketahui.
Kelompok advokasi Institut Tata Kelola Sumber Daya Alam telah menempatkan sektor batu permata Myanmar sebagai salah satu yang paling buram di dunia.
Para penambang seringkali merupakan migran miskin dari bagian lain negara itu dan selalu menghadapi risiko kematian dan cedera akibat tanah longsor.
Lebih dari 160 orang tewas setelah hujan lebat memicu tanah longsor di tambang batu giok di Hpakant pada 2020. Bencana mematikan serupa terjadi di kawasan yang sama pada tahun 2021.
Advertisement