Sejumlah Desa di Kepulauan Meranti Masih Gelap karena Jembatan Roboh

Enam desa di Kecamatan Tasik Serai Puyuh, Kabupaten Kepulauan Meranti, masih belum menikmati penerangan sebagai imbas jembatan roboh di Selat Akar.

oleh M Syukur diperbarui 16 Agu 2023, 18:55 WIB
Jembatan roboh di Selat Akar, Kepulauan Meranti, karena besi dan tiangnya keropos. (Liputan6.com/M Syukur)

Liputan6.com, Pekanbaru - Enam desa di Kecamatan Tasik Serai Puyuh, Kabupaten Kepulauan Meranti, masih belum menikmati penerangan hingga Rabu petang, 16 Agustus 2023. Hal ini merupakan imbas jembatan roboh di Selat Akar pada Senin malam, 14 Agustus 2023.

Jembatan di Kepulauan Meranti roboh ini membuat sejumlah kabel perusahaan listrik negara (PLN) putus. Pekerja sudah menyambung kabel sehingga listrik sejumlah desa kembali hidup.

"Sekarang masih ada 6 desa dari Bandul hingga Tanjung Padang padam, pekerja PLN masih bekerja," kata Camat Tasik Serai Puyuh Zainal SE, Rabu petang, 16 Agustus 2023.

Zainal sudah mendapat garansi dari PLN bahwa listrik di 6 desa yang masih padam segera hidup. Masyarakat setempat diminta bersabar.

"Malam ini atau besok sudah hidup, Hari Kemerdekaan sudah hidup," kata Zainal.

Zainal menjelaskan, pemerintah desa, kecamatan, kabupaten hingga provinsi, terus berkoordinasi dengan PLN sejak jembatan roboh. Sejumlah desa yang awalnya terdampak listrik padam hidup kembali.

"Yang sudah hidup adalah Selat Akar, Mengkirau hingga Tanjung Pisang, sudah aktif seperti biasa," ujar Zainal.

Untuk mobilitas masyarakat seperti ekonomi dan pendidikan, Zainal menyebut perlahan sudah bergerak. Masyarakat secara swadaya menyediakan perahu.

"Kecamatan juga tengah mencari tambahan berupa kempang untuk memudahkan masyarakat," jelas Zainal.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Jembatan Alternatif

Untuk saat ini, Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Kawasan Pemukiman Pertanahan tengah membangun jembatan alternatif. Jembatan dari kayu itu dibangun di sebelah jembatan roboh.

Pengerjaannya terus digesa. Hingga kini, separuh jembatan alternatif sudah jadi, tinggal menunggu pengerjaan dari sisi lainnya.

Zainal belum bisa memastikan kapan jembatan alternatif itu berfungsi. Namun dia optimis pengerjaannya tidak lama mengingat pentingnya keberadaan jembatan penghubung oleh sejumlah desa di kecamatan tersebut.

"Tadi saya lihat, bekerja terus orang itu, tak lama lagi bisa dipakai," ucap Zainal.

Sebelumnya, jembatan di Selat Akar itu roboh dan sebagiannya ringsek ke dasar perairan. Air payau disebut membuat keropos besi dan tiang penyanggah jembatan.

Jembatan itu dibangun tahun 2007 oleh Pemerintah Kabupaten Bengkalis. Saat itu, Kepulauan Meranti masih merupakan kecamatan dan jembatan diserahkan ke Pemerintah Provinsi Riau begitu ada pemekaran kabupaten.

Beruntung robohnya jembatan ini tidak memakan korban jiwa. Saat kejadian, masyarakat tidak ada yang melintas karena sudah tengah malam.

Sebelum kejadian, kondisi jembatan sudah memprihatinkan. Pemerintah desa dan kecamatan membuat rambu-rambu agar warga hati-hati melintas dan kendaraan bertonase berat dilarang masuk.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya