Liputan6.com, Jakarta - Emiten produsen baja, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) mengalami penurunan kinerja keuangan hingga akhir semester I 2023.
Mengutip laporan keuangan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (16/8/2023), penjualan bersih Gunung Raja Paksi turun 19,07 persen menjadi USD 369,64 juta pada semester I 2023. Sedangkan pada semester I 2022, penjualan bersih Perseroan tercatat sebesar USD 456,78 juta.
Advertisement
Penjualan bersih Gunung Raja Paksi pada semester I 2023 terdiri atas penjualan segmen baja lembaran dan turunannya sebesar USD 248,74 juta serta penjualan segmen baja bayangan dan turunannya USD 120,90 juta.
Beban pokok penjualan Perseroan turun 21,84 persen YoY menjadi USD 321,49 juta pada semester I 2023, dibandingkan dengan beban pokok penjualan pada semester I 2022 yakni sebesar USD 411,37 juta.
Namun, beban penjualan Gunung Raja Paksi membengkak 39,48 persen YoY dari USD 2,71 juta pada semester I 2022 menjadi USD 3,78 juta pada semester I 2023. Biaya keuangan GGRP juga meningkat 21,32 persen YoY dari USD 4,97 juta pada semester I 2022 menjadi USD 6,03 juta pada semester I 2023.
Gunung Raja Paksi membukukan laba bersih periode berjalan senilai USD 17,05 juta pada akhir semester I 2023, atau menyusut 38,64 persen YoY dibandingkan laba bersih perusahaan pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu USD 27,79 juta.
Per 30 Juni 2023, Perseroan memiliki total aset senilai USD 1,13 miliar. Jumlah ini berkurang 4,23 persen dibandingkan nilai aset GGRP pada akhir 2022 yakni sebesar USD 1,18 miliar.
Gunung Raja Paksi memiliki total liabilitas sebanyak USD 316,82 juta pada akhir semester I 2023. Pada saat yang sama, ekuitas GGRP tercatat sebesar USD 823,13 juta.
Kinerja 2022
Sebelumnya, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GGRP) membukukan penjualan bersih USD 945,49 juta atau Rp 14,53 triliun (asumsi kurs Rp 15.368 per dolar AS) pada 2022. Angka ini meningkat 30,99 persen dari periode sama tahun sebelumnya USD 721,80 juta.
Mengutip laporan keuangan Gunung Raja Paksi, Sabtu (18/3/023), hingga akhir 2022, Emiten produsen baja ini mengantongi laba tahun berjalan sebesar USD 58,40 juta atau Rp 897,49 miliar. Laba perseroan menyusut 5,63 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 61,89 juta.
Adapun, beban pokok penjualan hingga akhir 2022 mencapai USD 857,10 juta atau meningkat 38,91 persen dari realisasi sebelumnya sebesar USD 616,99.
Dengan demikian, laba bruto Gunung Raja Paksi menurun 15,66 persen menjadi USD 88,39 juta pada 2022 dari USD 104,81 juta pada 2021. Sementara itu, aset perseroan senilai USD 1,18 miliar hingga akhir 2022 naik dari akhir tahun lalu sebesar USD 1,06 miliar.
Kemudian, liabilitas Gunung Raja Paksi USD 380,10 juta hingga akhir 2022 turun dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD 315,26 juta.
Sedangkan, ekuitas perseroan tercatat sebesar USD 806,21 juta hingga akhir 2022 meningkat dari akhir tahun lalu USD 753,06 juta.
Advertisement
Energi Ramah Lingkungan
GRP juga menandatangani berbagai nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) di antaranya dengan Fortescue Future Industries (FFI).
Penandatanganan MoU berkaitan dengan studi mendalamterhadap kajian pemakaian energi bersih yang ramah lingkungan. Dalam hal ini, hidrogen hijau dan amonia hijau.
Komitmen GRP pada ESG, juga ditandai dengan transformasi pembuatan baja rendah karbon. Antara lain, melalui transformasi pembuatan baja hijau, peralihan penggunaan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, penggunaansumber energi hijau, dan peningkatan efisiensi sumber daya.
Berbagai langkah potensial juga dilakukan. Misalnya,berkolaborasi di proyek panel surya, yang akan menjadi kombinasi dari atap, floating dan ground mounted panel surya yang akan membantu dekarbonisasi.