Pejabat NATO Akui Salah Usulkan Ukraina Serahkan Wilayah ke Rusia demi Keanggotaan

Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak menyebutkan bahwa konsep menyerahkan wilayah demi keanggotaan NATO itu konyol.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 17 Agu 2023, 12:15 WIB
Pernyataan Volodymyr Zelensky tersebut disertai rekaman video yang memperlihatkan bangunan tempat tinggal lima lantai yang rusak, dengan salah satunya hancur sebagian. (Ukrainian Emergency Service via AP Photo)

Liputan6.com, Kyiv - Pejabat NATO Stian Jenssen pada Rabu (16/8/2023) mengatakan bahwa pernyataannya mengenai Ukraina yang seharusnya merelakan wilayahnya untuk Rusia demi mendapat keanggotaan NATO adalah sebuah "kesalahan".

"Saya pikir solusinya adalah Ukraina menyerahkan wilayahnya dan mendapatkan keanggotaan NATO sebagai gantinya," demikian pernyataan Jenssen dalam panel debat di Arendal yang dilaporkan surat kabar Norwegia VG pada Selasa (15/8), seperti dilansir CNBC Kamis (17/8).

Dalam kesempatan tersebut, Jenssen juga mengatakan bahwa terserah Ukraina untuk memutuskan kapan dan bagaimana persyaratan negosiasinya.

Sementara itu, dalam pernyataan terbarunya di media yang sama Jenssen mengatakan, "Pernyataan saya tentang itu adalah bagian dari diskusi yang lebih besar tentang kemungkinan skenario masa depan Ukraina dan saya seharusnya tidak menyampaikannya seperti itu. Itu adalah sebuah kesalahan."

Jenssen sendiri merupakan kepala staf Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.

Pernyataan awal Jenssen memicu reaksi keras dari Ukraina. Penasihat presiden Ukraina Mykhailo Podolyak menyebutkan bahwa konsep menyerahkan wilayah demi keanggotaan NATO itu konyol.

Podolyak menambahkan bahwa jika melakukan itu berarti dengan sengaja memilih kekalahan demokrasi, mendukung penjahat global, melestarikan rezim Rusia, menghancurkan hukum internasional, dan meneruskan perang ke generasi lain.

Presiden Volodymyr Zelensky dan pejabat lainnya telah berulang kali mengatakan pihaknya tidak bersedia menyerahkan wilayah demi mencapai kesepakatan damai untuk mengakhiri perang Ukraina.


Mendukung Serangan Balasan Ukraina

Serangan Rusia di Ukraina selatan menjadi lebih intens minggu ini, setelah Presiden Vladimir Putin menarik Rusia dari kesepakatan masa perang yang memungkinkan Ukraina mengirim biji-bijian ke negara-negara yang menghadapi ancaman kelaparan.

Dalam wawancara terbarunya, Jenssen menyatakan bahwa dia selalu menekankan keputusan apapun sepenuhnya dibuat oleh Ukraina. Dia juga menegaskan bahwa hal terpenting adalah terus mendukung serangan balasan Ukraina.

"Banyak yang berkomentar bahwa itu (serangan balasan) berjalan sedikit lebih lambat ... Namun, saya masih ingin menambahkan benih optimisme, seperti yang juga saya katakan di Arendal. Harus diingat bahwa saat pecahnya perang, ada kekhawatiran bahwa Ukraina akan runtuh dalam beberapa pekan dan hari," kata Jenssen kepada VG.

"Itu belum terjadi sama sekali. Mereka telah menunjukkan upaya heroik melawan kekuatan superior. Topiknya sekarang adalah berapa banyak wilayah yang dapat diambil kembali oleh Ukraina."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya