Liputan6.com, Yogyakarta - Lagu Hari Merdeka selalu diputar dalam momen perayaan Kemerdekaan RI 17 Agustus setiap tahun. Lagu ciptaan Husein Mutahar ini memiliki irama dan lirik yang mampu membangkitkan semangat.
Mengutip dari berbagai sumber, lagu Hari Merdeka diciptakan oleh sang ajudan Soekarno tersebut pada 1946. Awalnya, Mutahar dipanggil Soekarno pada pagi hari dan diminta untuk membuat aubade, sebuah nyanyian atau musik penghormatan pada pagi hari.
Saat itu, situasi Indonesia masih dalam fase genting karena perang Revolusi di Yogyakarta. Ketika diberi mandat oleh Soekarno, Mutahar pun meminjam orkes keraton dan mengonduktori pemain dengan semangat sembari naik ke atas meja reyot.
Lagu Hari Merdeka itu kemudian dimainkan pada upacara 17 Agustus 1946. Alunan lagu tersebut membuat Soekarno senang dan memuji kepiawaian Mutahar dalam menciptakan lagu.
Baca Juga
Advertisement
Selain dikenal sebagai ajudan, Husein Mutahar juga merupakan seorang musisi yang memiliki komunitas bermusik. Pada era 40-an, ia memimpin orkes milik Jawatan Kereta Api (PJKA) di daerah Lawang Sewu, Semarang. Ia juga memiliki orkes simfoni remaja dengan lebih dari 300 murid.
Komponis musik Indonesia ini belajar dari seorang doktor musik Polandia bernama Rudzit. Sejak kecil, Mutahar sudah bermain musik di Semarang dan telah menciptakan banyak lagu, salah satunya lagu Syukur.
Sementara itu, lagu Hari Merdeka bukan sekadar rangkaian kata-kata yang berpadu dengan irama. Lagu ini memiliki makna semangat 45 dari para pejuang dalam melawan penjajah.
Dalam lagu ini, tersimpan semangat para pejuang yang berkobar hingga Indonesia benar-benar merdeka. Selain makna perjuangan, lagu ini juga menyiratkan tekad yang kuat untuk tetap merdeka sepanjang hidup.
Lagu yang memiliki tempo cepat ini menggambarkan semangat kemerdekaan untuk generasi muda hingga masa-masa mendatang. Generasi yang telah merasakan kemerdekaan pun diharapkan dapat membantu mempertahankan semangat dan kemerdekaan Indonesia.
Selain itu, lagu Hari Merdeka juga akan selalu mengingatkan para penerus bangsa tentang perjuangan pahlawan. Kemerdekaan yang telah didapatkan pun tak boleh hilang begitu saja.
Penulis: Resla Aknaita Chak