Survei Ungkap 5 dari 10 Masyarakat Indonesia Rentan Terpapar Hoaks

UNICEF belum lama ini merilis survei yang dilakukan bersama Nielsen. Dalam survei tersebut ditemukan bahwa ada 5 dari 10 masyarakat Indonesia yang rentan terhadap serangan hoaks.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 20 Agu 2023, 11:10 WIB
banner Hoax (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - UNICEF mengungkapkan hoaks seputar pandemi covid-19 menimbulkan dampak yang luar biasa di masyarakat. Itu sebabnya edukasi literasi digital sangat diperlukan untuk mencegah timbulnya korban.

UNICEF belum lama ini merilis survei yang dilakukan bersama Nielsen. Dalam survei tersebut ditemukan bahwa ada 5 dari 10 masyarakat Indonesia yang rentan terhadap serangan hoaks.

Selain itu survei juga menemukan hanya sekitar 4 dari 10 warga lainnya yang mampu mengidentifikasi hoaks. Survei ini sendiri melibatkan dua ribu responden terpilih secara acak dari 6 kota besar di Indonesia yakni Jakarta, Semarang, Bandung, Surabaya, Makassar, dan Medan.

"Virus covid-19 itu berbahaya namun hoaks seputar virus itu sendiri sama berbahayanya. Misalkan saja orang jadi enggan melakukan vaksinasi karena terpapar hoaks atau orang jadi enggan dirawat ini justru bisa menimbulkan penyakit itu berat dan menyebabkan meninggal dunia," ujar Rizky Ika Syafitri, Pakar Komunikasi Perubahan Perilaku UNICEF dalam Virtual Class Liputan6.com yang digelar Kamis (17/8/2023).

"Selain itu kami juga menemukan banyak masyarakat yang tertipu hoaks yang berisi iming-iming mendapatkan hadiah. Mereka sampai mengunggah data pribadi segala macam dan tentu ini berbahaya," katanya menambahkan.

Rizky juga menambahkan ada tips sederhana untuk mencegah diri sendiri dari paparan hoaks.

"Kuncinya adalah sabar, jangan buru-buru sebar informasi yang kita terima. Kita resapi dulu, tanya diri sendiri apa yang dirasakan setelah membaca informasinya, lalu cari informasi pembanding lain sebelum menyebarkan. Jadi intinya sabar sebelum sebar," ujarnya.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya