Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Kamis (17/8/2023) setelah risalah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) Juli menunjukkan kekhawatiran inflasi masih ada. Hal itu dapat menyebabkan kenaikan suku bunga the Fed lebih lanjut.
"Dengan inflasi yang masih jauh di atas tujuan jangka panjang Komite dan pasar tenaga kerja tetap ketat, sebagian besar peserta terus melihat risiko kenaikan yang signifikan terhadap inflasi yang dapat memerlukan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut,” demikian disampaikan dari ringkasan pertemuan tersebut.
Advertisement
Adapun suku bunga the Fed saat ini berada di 5,25 persen-5,5 persen, tertinggi dalam 22 tahun. Demikian mengutip dari CNBC, Kamis pekan ini.
Indeks Hang Seng diperdagangkan mendekati garis mendatar. Sedangkan di China, indeks CSI 300 naik 0,33 persen menjadi 3.831,1. Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,68 persen menjadi 7.146, level terendah dalam sebulan. Hal ini seiring tingkat pengangguran Australia sedikit naik menjadi 3,7 persen pada Juli.
Indeks Nikkei 225 Jepang susut 0,44 persen menjadi 31.626, ke level terendah sejak Juni 2023. Indeks Topix melemah 0,34 persen ke posisi 2.253,06. Jepang mencatat neraca perdagangan menjadi defisit pada Juli 2023 dari sebelumnya surplus pada Juni.
Indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,23 persen ke posisi 2.519,85 dan mencatat penurunan dalam lima hari berturut-turut. Akan tetapi, indeks Kosdaq naik 0,88 persen menjadi 886,04.
Sementara itu, Bank Sentral Filipina mempertahankan suku bunga 6,25 persen. Reuters juga melaporkan kalau bank sentral prediksi inflasi dapat mencapai 2-4 persen pada akhir kuartal III. Akan tetapi, bank sentral Filipina tidak melihat ada pelonggaran dalam kebijakannya setidaknya dalam pertemuan berikutnya.
Tingkat inflasi Filipina saat ini berada di posisi 4,7 persen pada Juli 2023 setelah turun selama enam bulan berturut-turut.
Pembukaan Bursa Saham Asia Pasifik
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik melanjutkan koreksi pada perdagangan Kamis (17/8/2023). Hal ini terjadi setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) pada Juli menunjukkan kekhawatiran inflasi masih ada. Kekhawatiran inflasi itu dapat menyebabkan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
“Dengan inflasi yang masih jauh di atas tujuan jangka panjang Komite dan pasar tenaga kerja tetap ketat, sebagian besar peserta terus melihat risiko kenaikan yang signifikan terhadap inflasi yang dapat memerlukan pengetatan kebijakan moneter lebih lanjut,” demikian dalam ringkasan pertemuan itu demikian mengutip dari CNBC.
Suku bunga the Federal Reserve (the Fed) berada di 5,25 persen-5,5 persen, tertinggi dalam 22 tahun.
Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,15 persen menjelang rilis tingkat pengangguran pada Juli. Indeks Nikkei 225 merosot 0,45 persen dan indeks Topix tergelincir 0,38 persen. Hal ini di tengah Jepang melihat neraca perdagangannya tergelincir menjadi defist pada Juli dari surplus pada Juni 2023.
Indeks Kospi Korea Selatan merosot 0,70 persen, sedangkan indeks Kosdaq turun 0,6 persen. Indeks Hang Seng berjangka ke posisi 18.064 menunjukkan ke pembukaan lebih lemah dibandingkan penutupan indeks Hang Seng d 18.329.
Di wall street, indeks saham acuan tertekan. Indeks Dow Jones turun 0,52 persen. Indeks S&P 500 merosot 0,76 persen, sedangkan indeks Nasdaq terpangkas 1,15 persen.
Advertisement
Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 16 Agustus 2023
Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik alami aksi jual pada perdagangan Rabu, 16 Agustus 2023 mencerminkan pergerakan di wall street setelah penurunan di bank-bank Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari CNBC, saham JPMorgan Chase dan Wells Fargo melemah 2 persen. Saham Bank of America turun 3 persen. Saham bank tersebut melemah setelah Fitch memperingatkan kemungkinan harus menurunkan peringkat kredit puluhan bank termausk JPMorgan Chase.
Pekan lalu, Moody’s menurunkan peringkat terhadap 10 bank AS sambil menempatkan insitusi besar lainnya dalam daftar pantauan untuk potensi penurunan peringkat.
Di Asia, indeks Nikkei Jepang turun 1,46 persen ke posisi 31.766, pertama kali turun di bawah angka 32.000. Indeks Topix merosot 1,29 persen ke posisi 2.260,84. Ini terlepas dari membaiknya sentimen bisnis pada Juli, menurut survei Reuters Tankan.
Indeks Kospi Korea Selatan terpangkas 1,76 persen ke posisi 2.525,64. Indeks Kosdaq susut 2,59 persen ke posisi 878,29 ke level terendah sejak 11 Juli.
Di Australia, indeks ASX 200 merosot 1,5 persen ke posisi 7.195 dan membukukan penurunan selama tiga hari dalam empat hari.
Indeks Hang Seng Hong Kong merosot 1,31 persen. Sedangkan bursa saham China melemah dengan indeks CSI 300 turun 0,73 persen ke posisi 3.818,33. Indeks harga rumah merosot ke wilayah kontraksi untuk pertama kalinya sejak April dengan turun 0,1 persen YoY.