Liputan6.com, Jakarta Presiden keenam Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meresmikan Museum dan Galeri SBY-Ani di Ploso, Pacitan, Jawa Timur, Kamis (17/8/2023).
Museum seluas 1.5 hektare ini merupakan persembahan SBY untuk rakyat Indonesia masa kini dan masa mendatang, sekaligus tanda cinta abadi SBY kepada almarhumah istrinya, Ani Yudhoyono dan keluarga tercinta.
Advertisement
Ketua Asosiasi Museum Indonesia Putu Supadma Rudana yang hadir dalam peresmian Museum SBY-Ani mengatakan, Museum dan Galeri SBY-Ani merupakan salah satu museum terbaik di Tanah Air.
"Selain dipenuhi koleksi barang-barang seni Ibu Ani Yudhoyono, koleksi museum SBY-Ani juga menggambarkan perjalanan Bapak SBY sejak masa kecil di Pacitan, berkarier di TNI Angkatan Darat hingga menjadi presiden ke-6 RI selama 10 tahun," kata Putu dikutip dari siaran persnya, Kamis (17/8/2023).
Museum dan galeri ini juga memiliki replika kamar kecil SBY, kamar kontemplasi, hingga gubuk komando yang bisa dipakai untuk spot foto pengunjung. Kemudian replika perpustakaan pribadi SBY yang berisi 15.000 buku koleksi baik dalam dan luar negeri, juga buku-buku yang ditulis SBY selama menjabat sebagai presiden RI.
Lalu ada batik, batik Pacitan, tenun, patung, kain, alat musik dan benda-benda lainnya yang memiliki nilai seni karya tinggi yang berasal dari berbagai daerah di Tanah Air dan luar negeri.
"Museum ini dipersembahkan oleh Bapak SBY untuk rakyat Indonesia, untuk TNI, serta persembahan sebagai bukti tanda cinta yang abadi bapak SBY kepada almarhumah Ibu Ani Yudhoyono," ujar Putu.
Menurut Putu, bangunan Museum dan Galeri SBY-ANI ini tergolong istimewa serta paling megah. Bangunan yang didominasi warna putih, serta tiang besar dan tinggi, sekilas mirip dengan bangunan White House di Amerika Serikat.
Putu menilai konsep serta desain Museum dan Galeri SBY-Ani terinspirasi dari sejumlah museum pemimpin negara, dari Soekarno, Soeharto hingga empat presiden Amerika Serikat yakni, George Walker Bush, Harry S Truman, Dwigt D Eisenhower, dan Bill Clinton.
Wakil Ketua Fraksi Partai Demokrat ini juga mengatakan bahwa museum dan galeri SBY-Ani dapat menjadi sumber perekonomian baru bagi masyarakat di Pacitan. Putu meyakini museum itu akan berdampak positif dalam berbagai aspek seperti pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial budaya dan kemajuan permuseuman di Indonesia.
"Museum ini menjadi sirkulasi ekonomi bagi masyarakat Pacitan dan sekitarnya. Terciptanya lapangan pekerjaan baru, peningkatan wisatawan, serta sektor UMKM hidup kembali sesuai dengan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) pemerintah," tutur dia.
"Selain itu dari aspek sosial kita semua tahu bahwa SBY adalah ikon Pacitan. Seorang putra terbaik dan tokoh kebanggaan masyarakat Jawa Timur yang pernah memimpin bangsa ini selama 10 tahun," sambung Putu.
Jadi Momentum Kebangkitan Museum di Indonesia
Putu menilai pendirian Museum dan Galeri SBY-Ani ini menjadi momentum kebangkitan kembali museum di Indonesia. Perhatian pemerintah daerah terhadap Museum dan Galeri SBY-Ani adalah hal yang baik dan harus dijadikan contoh bagi pemerintah daerah lainnya.
"AMI akan terus mendorong agar lembaga negara, kementerian, secara khusus Dirjen Kebudayaan untuk lebih memberikan perhatian, dukungan dan kontribusi nyata terhadap museum yang ada di Indonesia," ucap dia.
"Jadi, selain Museum SBY-Ani, ada juga museum berbagai tokoh bangsa di Jawa Timur seperti Museum HOS Tjokroaminoto, Museum WR Soepratman, dan banyak lainnya," imbuh Putu.
Asosiasi Museum Indonesia (AMI) pernah memberikan penghargaan Adi Budaya Nusantara kepada Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai Bapak Pemajuan Permuseuman Indonesia. Penghargaan ini diberikan karena kontribusi SBY dalam mengawal perkembangan museum Nusantara.
Putu menyampaikan SBY berperan dalam gerakan nasional revitalisasi museum dan menggagas Gerakan Nasional Cinta Museum di Indonesia. SBY juga dinilai berjasa memajukan permuseuman Indonesia, khususnya selama 10 tahun kepemimpinannya.
"Jadi, banyak ide Beliau yang membuat terobosan untuk museum agar berbagai pihak dapat memuliakan dan menggaungkan nilai-nilai luhur peradaban dan kebudayaan bangsa Indonesia. Jadi Beliau memang layak disebut Bapak Permuseuman Indonesia dan merupakan hal yang wajar bila diabadikan sebagai bagian sejarah perjalanan bangsa ini," pungkas Putu.
Advertisement