Sekjen PDIP Tuding Food Estate Kejahatan Lingkungan, Puan: Masih Terlalu Jauh

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani menyatakan tudingan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang menyebut program food estate sebagai kejahatan lingkungan masih terlalu jauh.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Agu 2023, 06:11 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani tampil mengenakan baju adat dari Dayak, Kalimantan. Dengan motif Ruit Besai dengan pengerjaan 3,5 bulan. [@puanmaharaniri]

Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani menyatakan tudingan Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto yang menyebut program food estate sebagai kejahatan lingkungan masih terlalu jauh.

Menurutnya, perlu dicek ke lapangan langsung apakah proyek itu merupakan kejahatan lingkungan atau tidak.

"Masih terlalu jauh ya, kita lihat dulu bagaimana sebenarnya yang terjadi di lapangan. Untuk sampai ke situ kan kita perlu datang ke lapangan, dilihat dulu bagaimana dan sebagainya," kata Puan Maharani di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (17/8/2023).

Ketua DPP PDIP ini akan melihat fungsi pengawasan kementerian terkait mengenai program lumbung pangan itu. Terpenting, kata Puan, kementerian tersebut dapat memastikan bahwa program food estate bisa diselesaikan sesuai harapan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kalau saya di DPR fungsi pengawasannya akan melihat dulu bagaimana kinerja kementerian terkait. Jadi seperti yang diharapkan Pak Jokowi, semua kementerian itu kan menyelesaikan program-program prioritasnya di semua kementeriannya," tutur Puan.

"Jadi saya berharap ya termasuk itu bisa diselesaikan sesuai dengan apa yang diharapkan presiden," pungkas Puan.

Sebelumnya, Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengatakan proyek food estate atau lumbung pangan merupakan bagian dari kejahatan lingkungan hidup.

Hal itu terkait temuan soal Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) tentang adanya dugaan uang hasil kejahatan lingkungan sebesar Rp1 triliun mengalir ke partai politik.

"Kami mengapa memberikan suatu catatan yang sangat kuat terkait dengan upaya yang telah dilakukan oleh Presiden Jokowi untuk membangun food estate," kata Hasto seusai menghadiri acara pemberian rekor MURI kepada PDIP terkait pengobatan gratis di Ciawi, Bogor, Selasa (15/8/2023).


Praktiknya Disalahgunakan dan Banyak Hutan Ditebang Habis

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau lokasi pengembangan Food Estate di Kampung Wambes, Kabupaten Keerom, Papua. (dok: PUPR)

Hasto menuturkan dalam praktiknya disalahgunakan lantaran banyak hutan-hutan ditebang habis.

"Tetapi dalam praktik pada kebijakan itu (food estate) ternyata disalahgunakan, dan kemudian hutan-hutan justru ditebang habis, dan food estatenya tidak terbangun dengan baik. Itu merupakan bagian dari suatu kejahatan terhadap lingkungan," ujar Hasto.

Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) ini mengajak semua pihak pentingnya merawat bumi Pertiwi Indonesia. Karenanya, Hasto mengingatkan masyarakat untuk mencari calon pemimpin yang memiliki rekam jejak merawat bumi Pertiwi Indonesia.

"Mari kita cari pemimpin yang betul-betul punya track record dalam merawat Pertiwi, merawat kehidupan dan merawat kehidupan di dalam membangun masa depan yang berkemajuan bagi seluruh komponen bangsa," ucap Hasto.

Lebih lanjut, dia meminta PPATK agar mengungkapkan temuan tersebut. Terlebih, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memilki perhatian terhadap lingkungan.

"Jadi kami dorong PPATK untuk sampaikan, apalagi ini terkait dengan lingkungan. Bu Mega sangat menaruh perhatian," tutur Hasto.

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

Infografis Pesan Khusus Megawati Soekarnoputri untuk Ganjar Pranowo. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya