Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi baru yang diterbitkan di jurnal PLOS Climate menemukan bahwa 10 persen orang kaya di Amerika Serikat bertanggung jawab atas hampir setengah dari polusi dan pemanasan udara di negara mereka.
"Pemanasan global bisa menjadi hal yang sangat besar, luar biasa, dan samar-samar yang terjadi di dunia, dan Anda merasa tidak memiliki hak untuk mengatasinya. Anda dapat berkontribusi dalam beberapa cara, tetapi itu benar-benar tidak jelas atau dapat diukur," kata Jared Starr, penulis laporan PLOS Climate, dikutip dari CNN Business, Jumat (18/8/2023).
Advertisement
Starr, yang juga merupakan ilmuwan keberlanjutan di University of Massachusetts Amherst, mengatakan bahwa pencemaran ini bukan hanya karena rumah besar dan jet pribadi para miliarder tersebut, tetapi juga karena bahan bakar fosil yang dihasilkan oleh perusahaan tempat mereka menginvestasikan uang mereka.
Dia mengatakan, studi ini diharapkan dapat membantu membangun gambaran yang lebih jelas tentang tanggung jawab suatu individu dengan melampaui apa yang dikonsumsi masyarakat.
Dalam melakukan studi itu, para peneliti menganalisis kumpulan data besar selama 30 tahun untuk menghubungkan transaksi keuangan dengan polusi karbon.
Mereka melihat polusi yang memanaskan planet yang dihasilkan oleh operasi suatu perusahaan, serta yang terkait dengan dampak iklim perusahaan lebih jauh di rantai pasokan. Misalnya, sebagian besar emisi perusahaan minyak berasal dari pelanggannya yang membakar inyak yang diekstraknya. .
Para peneliti menemukan bahwa 10 persen orang terkaya di AS, atau rumah tangga yang menghasilkan lebih dari sekitar USD 178.000, bertanggung jawab atas 40 persen polusi dan pemanasan di negara itu.
1 persen dari masyarakat kelompok ekonomi atas saja, atau rumah tangga yang menghasilkan lebih dari USD 550.000 berkontribusi atas 15 persen hingga 17 persen dari polusi ini.
Kelompok Super Emitor
Laporan tersebut juga mengidentifikasi kelompok "super-emitor," yang secara eksklusif berada di antara 0,1 persen orang terkaya di Amerika, terkonsentrasi di industri seperti keuangan, asuransi, dan pertambangan, dan menghasilkan sekitar 3.000 ton polusi karbon per tahun.
Singkatnya, mereka diperkirakan harus membatasi jejak karbon menjadi sekitar 2,3 ton per tahun untuk mengatasi perubahan iklim.
"Penghasilan lima belas hari untuk 0,1 persen rumah tangga teratas menghasilkan polusi karbon sebanyak pendapatan seumur hidup untuk rumah tangga di 10 persen terbawah," jelas Starr.
Dampak iklim bukan hanya tentang besarnya pendapatan masyarakat tetapi industri yang menghasilkannya.
Rumah tangga yang menghasilkan USD 980.000 dari industri bahan bakar fosil tertentu, misalnya, akan dianggap sebagai penghasil emisi super, menurut laporan tersebut.
Advertisement
Besarnya Tanggung Jawab
Kimberly Nicholas, profesor ilmu keberlanjutan di Universitas Lund di Swedia, yang tidak terlibat dalam laporan tersebut, mengatakan penelitian tersebut membantu mengungkap seberapa dekat pendapatan, terutama dari investasi, terkait dengan polusi yang memanaskan planet.
Mark Paul, seorang ekonom politik di Rutgers University mengatakan bahwa penelitian itu menyoroti tanggung jawab besar yang dimiliki orang kaya dalam menghasilkan dan melanggengkan krisis iklim.
Dia menegaskan, mengidentifikasi pelaku utama di balik krisis iklim sangat penting bagi pemerintah untuk mengembangkan kebijakan yang mengurangi polusi pemanasan planet dengan cara yang adil.