Liputan6.com, Jakarta - ChatGPT diketahui telah diuji coba pada materi yang memiliki hak cipta. Untuk diketahui, ChatGPT dan semua Large Language Models atau LLMs, telah dilatih tentang data dan teks dalam jumlah besar yang diambil dari internet, termasuk buku-buku yang memiliki hak cipta.
Hanya seperti dikutip dari Business Insider, Minggu (20/8/2023), sebagian besar perusahaan merahasiakan apa saja data yang diuji coba oleh model AI mereka. Namun berdasarkan penelitian terbaru, OpenAI dilaporkan ternyata sudah melangkah lebih jauh.
Advertisement
ChatGPT disebut mencoba menyembunyikan kalau sistemnya telah dilatih menggunakan karya yang memiliki hak cipta.
Perlu diketahui, penelitian ini berfokus pada cara membuat LLMs lebih dapat dipercaya, terutama dalam hasil keluarannya melalui berbagai teknik penyelarasan. Tujuannya tentu saja untuk meningkatkan akurasi.
Tidak dapat dimungkiri, AI yang menunjukkan mereka dilatih menggunakan materi berhak cipta menimbulkan kekhawatiran bagi perusahaan AI.
Untuk itu, studi ini menduga, pengembang ChatGPT telah menerapkan mekanisme yang bisa mendeteksi apabila perintah yang diberikan bertujuan mengekstraksi konten hak cipta atau memeriksa kesamaan antara output dengan konten yang dilindungi hak cipta.
Kendati demikian, ChatGPT nyatanya masih menunjukkan materi berhak cipta, seperti banyak model AI lainnya. Terlebih, mereka telah dilatih dalam banyak sekali materi yang memiliki hak cipta.
Para peneliti telah menguji semua versi ChatGPT, mulai dari OPT-1.3B dari Meta, FLAN-T5 dari Google, ChatGLM yang dibuat oleh Universitas Tsinghua China, dan DialoGPT yang dibuat oleh Microsoft.
Salah satunya, mereka menguji pada seri buku novel terkenal Harry Potter karya JK Rowling. Semua LLMs menampilkan teks yang menyerupai konten berhak cipta, lebih dari teks yang dibuat secara acak.
Uji Coba Pada Buku Seri Harry Potter
Diketahui, tidak ada penyesuaian hasil keluaran yang mencegah ditampilkannya karya dengan hak cipta. Namun, baik dari agen buku OpenAI ataupun JK Rowling tidak menanggapi termasuk memberikan komentar mengenai hal tersebut.
ChatGPT menyembunyikan karya berhak cipta yang diujinya sebagai contoh positif tentang bagaimana alat AI lainnya dapat melindungi konten hak cipta di LLMs dengan mendeteksi petunjuk yang dirancang dengan jahat.
Advertisement
Traffic ke Situs ChatGPT Menurun
Mendapati adanya langkah baru pada OpenAI ChatGPT, tidak dapat dihindarkan pengalaman yang telah lalu. Pasalnya, traffic ke situs ChatGPT chat.openai.com, dari dekstop dan mobile web turun 9,7 persen dari Mei ke Juni, menurut estimasi awal.
Di Amerika Serikat, penurunan bulan ke bulan mencapai 10,3 persen. Pengunjung unik dari seluruh dunia ke situs web ChatGPT juga dilaporkan turun 5,7 persen. Jumlah waktu yang dihabiskan dalam situs tersebut juga menurun 8,5 persen.
Meski begitu, ChatGPT masih menggaet lebih banyak pengunjung dari seluruh dunia, dibandingkan chatbot AI Bing.com milik Microsoft, atau Character.AI.
Kunjungan pengguna global ke Character.AI turun 32 persen dari bulan ke bulan, meski lalu lintasnya masih meningkat pesat dari sebelumnya di Juni 2022, saat platform yang digarap mantan insinyur Google itu baru dimulai.
Mengutip New York Post, diluncurkan di bulan November 2022, ChatGPT OpenAI sukses meraup 100 juta pengguna aktif bulanan di Januari 2023, menjadikannya sebagai salah satu aplikasi konsumen dengan pertumbuhan tercepat.
Elon Musk Luncurkan Perusahaan Saingan OpenAI ChatGPT
Tidak hanya itu, tantangan bagi OpenAI selanjutnya adalah Elon Musk yang meluncurkan perusahaan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) baru, bernama xAI, di mana situsnya bisa ditemukan dengan alamat https://x.ai/
Meski punya nama yang hampir sama dan sama-sama bentukan Elon Musk, namun xAI merupakan perusahaan yang terpisah dari X Corp atau Twitter, serta Tesla.
"Kami merupakan perusahaan yang terpisah dari X Corp, namun akan bekerja dekat dengan X (Twitter), Tesla, dan perusahaan lain untuk membuat kemajuan dalam misi kami," tulis xAI.
Sebelum membuat xAI, Elon Musk sempat terlibat dalam pendirian OpenAI pada 2015. Namun, ia cabut dari pembuat ChatGPT itu pada 2018 untuk menghindari konflik kepentingan dengan Tesla.
Meski begitu, saat AI sedang naik daun belakangan, Elon Musk secara terbuka mengkritik tentang OpenAI dan ChatGPT. Ia juga mengatakan bahwa sedang menggarap sesuatu yang disebut "TruthGPT."
Advertisement