Yuga Labs Bakal Mundur dari OpenSea Buntut Penghentian Royalti Kreator

Operator Filter diluncurkan pada November 2022, yang pada dasarnya memungkinkan pembuat untuk membatasi penjualan NFT sekunder hanya ke pasar yang memberlakukan royalti bagai kreator.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 20 Agu 2023, 06:00 WIB
Ilustrasi OpenSea sebagai salah satu marketplace peer-to-peer NFT (Sumber: OpenSea)

Liputan6.com, Jakarta - Pembuat Bored Ape Yacht Club (BAYC), Yuga Labs, berencana menghentikan dukungan untuk OpenSea. Keputusan itu menyusul penghapusan fitur on-chain royalty, Operator Filter.

Operator Filter diluncurkan pada November 2022, yang pada dasarnya memungkinkan pembuat untuk membatasi penjualan NFT sekunder hanya ke pasar yang memberlakukan royalti bagai kreator.

Namun, OpenSea mengungkapkan pada 17 Agustus bahwa fitur tersebut akan segera hilang pada akhir Agustus, dengan alasan kurangnya keikutsertaan oleh seluruh ekosistem.

Melansir Cointelegraph, Sabtu (19/8/2023), CEO Yuga Labs Daniel Alegre membagikan pengumuman melalui X (Twitter), yang menyatakan bahwa perusahaan akan secara bertahap menghentikan penggunaan kontrak cerdas pasar Seaport OpenSea.

“Yuga Labs akan memulai proses penghentian dukungan untuk SeaPort OpenSea untuk semua kontrak yang dapat ditingkatkan dan koleksi baru apa pun, dengan tujuan ini akan selesai pada Februari 2024 bersamaan dengan pendekatan OpenSea. Yuga berkomitmen dalam melindungi royalti kreator sehingga mereka mendapat kompensasi yang layak atas pekerjaan mereka,"

Unggahan tersebut mendapat reaksi positif dari anggota komunitas BAYC. Sementara pembuat konten/pendiri proyek NFT seperti EllioTrades dan Alex Becker juga memuji langkah tersebut.

CEO dan salah satu pendiri proyek NFT Forgotten Runes Wizards Cult NFT @dotta, juga mendukung langkah tersebut dan mengapresiasi langkah Yuga Labs menanggapi OpenSea. CEO proyek NFT Pudgy Penguins, Luca Netz juga tampaknya mengisyaratkan untuk melakukan hal yang sama seperti Yuga Labs.

 


Terpecah Belah

Kripto. Dok: Traxer/Unsplash

Gagasan tentang perlunya aturan tegas mengenai royalti untuk kreator telah menjadi topik yang memecah belah di komunitas NFT selama setahun terakhir ini.

Pada tahap awal ledakan NFT sekitar 2021, penerapan royalti untuk kreator merupakan praktik umum. Namun, marketplace seperti Blur kemudian menyerbu pasar pada Oktober 2022 dan berhasil mengamankan pangsa pasar yang signifikan dengan menawarkan nol biaya perdagangan dengan model pembayaran royalti kreator bersifat opsional.

Akibatnya, biaya perdagangan dan persentase royalti mulai menurun karena pasar bersaing untuk menjaring pengguna. Komunitas NFT kemudian terbagi antara mereka yang mendukung model perdagangan NFT yang lebih murah dari platform seperti Blur, dan memperdebatkan metode kompensasi pencipta yang berbeda, kelompok lainnya adalah mereka yang dengan gigih mengadvokasi kebutuhan untuk membayar royalti.


OpenSea Setop Dukungan untuk BNB Smart Chain

OpenSea. Dok: opensea.io

 

Pasar Non-Fungible Token (NFT) OpenSea telah memutuskan untuk mengakhiri dukungan untuk salah satu blockchainnya. OpenSea tidak lagi mengizinkan NFT dibangun di atas BNB Smart Chain, atau BSC.

OpenSea mengatakan bahwa keputusan untuk menghapus BSC berkaitan dengan kebutuhan untuk menyelaraskan sumber daya dengan upaya yang paling menjanjikan.

"Mulai hari ini, Anda tidak lagi dapat membuat daftar baru atau membuat penawaran baru di BSC NFT. Namun, Anda masih dapat melihat, menemukan, dan mentransfer BSC NFT di situs kami... Kami yakin keputusan ini akan membantu kami mengarahkan sumber daya untuk mengimbangi inovasi cepat dalam ekosistem kami," terang kata OpenSea, dikutip dari laman The Block, Sabtu (19/8/2023).

Langkah ini membawa total blockchain yang didukung OpenSea menjadi 10 entitas. Terdiri dari Arbitrum, Avalanche, BNB Chain, Base, Ethereum, Klaytn, Optimism, Polygon, Solana, dan Zora.

BNB Smart Chain, sebelumnya dikenal sebagai Binance Smart Chain, adalah blockchain Layer 1 yang berasal dari pertukaran crypto Binance.

Binance Smart Chain (BSC) merupakan jaringan blockchain yang dibangun untuk menjalankan aplikasi berbasis smart contract. BSC berjalan secara paralel dengan Binance Chain (BC) asli Binance, yang membantu pengguna untuk mendapatkan keunggulan yang dimiliki oleh keduanya, yaitu kapasitas transaksi BC yang tinggi dan fungsionalitas kontrak pintar BSC.

Selain itu, Binance Smart Chain juga mengimplementasikan Ethereum Virtual Machine (EVM), yang memudahkan jaringan ini dalam menjalankan aplikasi berbasis Ethereum seperti MetaMask.

Tujuan dari Binance Smart Chain adalah untuk memudahkan developer dalam membangun aplikasi terdesentralisasi (DApps) dan membantu pengguna dalam mengelola aset kripto mereka secara cross chain dengan latensi rendah dan kapasitas besar.

Pada Februari 2022, Binance telah mengganti nama jaringan blockchainnya. Binance Smart Chain ini akan dikenal sebagai BNB Chain.

Selain itu, Binance juga mengubah nama token aslinya, BNB, yang sebelumnya adalah kepanjangan dari Binance Coin, menjadi Build and Build token. Langkah ini merupakan tanda bahwa Binance ingin memutuskan hubungan langsung dari jaringan dan membiarkannya berkembang sendiri.

 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya