Liputan6.com, Stockholm - Swedia telah meningkatkan level ancaman teror dari tiga menjadi empat menyusul sejumlah aksi pembakaran Al-Qur'an di negara itu. Hal tersebut dikonfirmasi Kepala Dinas Keamanan Swedia (Sapo) Charlotte von Essen pada Kamis (17/8/2023).
Adapun ancaman teror tertinggi ada pada level lima. Meski demikian, von Essen mengimbau agar masyarakat tetap terus menjalani aktivitas seperti biasa.
Advertisement
Von Essen juga memperingatkan warga Swedia tentang disinformasi. Dia meminta masyarakat untuk tidak mempercayai informasi atau rumor yang belum dikonfirmasi. Demikian seperti dilansir Politico, Jumat (18/8).
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Estonia mendesak orang-orang yang mengunjung Swedia untuk lebih peka dan menghindari pertemuan publik yang besar.
Pada Senin (14/8), Inggris memperingatkan bahwa teroris sangat mungkin mencoba dan melakukan serangan di Swedia.
Memicu Reaksi
Dalam beberapa pekan terakhir, Swedia dan Denmark telah mengalami aksi beberapa pembakaran Al-Qur'an yang umumnya dilakukan oleh kelompok sayap kanan. Dan insiden tersebut memicu reaksi keras dari negara-negara mayoritas muslim.
Bulan lalu, pengunjuk rasa menyerbu Kedutaan Swedia di Baghdad, Irak, sehubungan dengan rencana pembakaran Al-Qur'an di Swedia.
Awal tahun ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa jika Swedia tidak menunjukkan rasa hormat kepada Turki atau muslim maka dia tidak akan mendukung keanggotaan negara itu di NATO. Erdogan kemudian mengubah posisinya, mendukung keanggotaan NATO Swedia setelah bertemu dengan para pemimpin negara anggota NATO saat KTT di Vilnius, Lithuania.
Advertisement