Pengelolaan Kuliner Lokal di Kawasan Wisata Destinasi Super Prioritas Borobudur dan Labuan Bajo

Tak hanya dari sisi pariwisatanya, kuliner pun ikut mendukung kemajuan ekonomi masyarakat setempat di destinasi wisata. Kuliner sebagai salah satu unsur dari budaya dan tradisi suatu daerah bisa menjual jika digarap dengan serius.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 20 Agu 2023, 08:34 WIB
Warung Makan Selera Pedas Sehati, Magelang, Jawa Tengah. (dok. Instagram @rahma_honey/https://www.instagram.com/p/BIPNK5bhSgG/)

Liputan6.com, Jakarta - Pariwisata Indonesia telah dipetakan dalam beberapa fokus, salah satunya terdapat kawasan yang telah ditetapkan Destinasi Super Prioritas (DSP). Tujuannya tak lain agar interkoneksi dari sisi infrastruktur bisa dengan serius, dengan keberadaan bandara, pelabuhan, hingga jalan darat yang akan dibuat bertaraf kelas dunia.

Namun tentu tak hanya dari sisi pariwisatanya, kuliner pun ikut mendukung kemajuan ekonomi masyarakat setempat di destinasi wisata. Kuliner sebagai salah satu unsur dari budaya dan tradisi suatu daerah bisa menjual jika digarap dengan serius. 

Agustin Peranginangin, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Borobudur, sebagai salah satu DSP di Indonesia mengungkapkan pihaknya memang telah mengembangkan kuliner yang digabungkan dengan wisata napak tilas Borobudur sebagai pelengkap dan alternatif bagi wisatawan yang ke borobudur. "Mayoritas (wisatawan) ingin naik ke candi, tapi sekarang dibatasi hanya sekitar 12 ribu orang," ungkap Agustin saat dihubungi melalui sambungan telepon dengan Liputan6.com, Rabu, 16 Agustus 2023.

Wisata napak tilas ini merupakan pengejawantahan relief yang ada di candi Borobudur dan paket wisata yang dijual salah satunya kuliner. Kegiatan membuat jamu, membajak sawah seperti yang ada pada relief Borobudur pun bisa secara langsung dirasakan wisatawan.

Wisata minat khusus dalam "Pola Perjalanan Wisata Borobudur Trail Of Civilization” yang luncurkan sekitar akhir 2021 oleh DSP Borobudur disusun oleh Kemenparekraf dengan tema “Ancient Kingdom: Borobudur Trail of Civilization”. Terdapat sembilan sub tema berdasarkan produk naratif atau storytelling relief Candi Borobudur. 

 


Minuman Rempah hingga Ikan Beong Khas Magelang

Ilustrasi Candi Borobudur. (Photo by Eugenia Clara on Unsplash)

Desa wisata di sekitar Borobudur yang menurut Agustin jumlahnya sekitar 20 desa. Sementara DSP Boorobudur sendiri tak hanya mencakup kawasan Borobudur saja yang berada di Magelang, tapi termasuk Yogyakarta dan sekitaran Jawa Tengah sehingga cukup luas.

"Kemenpar juga melakukan pelatihan inkubasi kuliner Borobudur, kita melakukan pendampingan karena makanan lokal biasanya rasanya enak tapi tampilannya kurang dan volume (jumlahnya) masih gede-gede padahal pengunjung ingin mencoba banyak jenis kuliner, jadi kita arahkan bagaimana supaya naik kelas," papar Agustin.

Kekayaan kuliner di Jawa Tengah tentu sudah tak perlu ditanya keragamannya lagi. Agustin menyebut ada ikan beong yang merupakan khas daerah setempat karena merupakan ikan langka di sungai Progo, Magelang. Lalu ada nama panganan bajingan yang terbuat dari singkong tapi diolah dengan air nira.

Sementara oleh-oleh makanan yang terkenal di Magelang sebagai buah tangan para wisatawan masih seputar keripik. Ditanya mengenai kesulitan dalam mengembangkan DSP Borobudur, Agustin menyebut, "Limitasi tinggi karena kawasan konservasi, maka pengembangan bukan pembangunan fisik tapi diarahkan ke kualitas SDM dan pariwisatanya, termasuk wisata tematik," tandasnya. 

 


Labuan Bajo dengan Kopi Flores

Bukit Sylvia di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). (Liputan6.com/Asnida Riani)

 

Sementara itu, DSP Labuan Bajo yang tengah naik daun karena satwa komodo langka hanya satu-satunya di dunia juga masih terus mengembangan kulinernya. "Labuan Bajo memang masih terus berbenah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pilihan kulinernya. Saat ini beberapa makanan khas yang mulai dikenal wisatawan seperti ikan kuah asam, nasi bambu, kompiang, kelor, kopi telah menjadi pilihan yang dicari," ungkap Shana Fatina, Kepala Badan Otorita Labuan Bajo dan Flores (BPOLBF) melalui wawancara tertulis dengan Liputan6.com, Jumat, 18 Agustus 2023.

Kopi flores juga masih jadi andalannya yang memiliki tiga jenis dan telah mendapatkan sertifikat indikasi geografis, yaitu Arabika Manggarai, Robusta Manggarai, dan Arabica Bajawa. Selain itu, menurut Shana kopi khas seperti Juria dan Yellow Catura juga cukup mencuri perhatian para pencinta kopi.

"Kopi-kopi lokal ini mulai diperkenalkan di berbagai ruang pariwisata seperti di hotel, resto, coffee shop, serta saat ini juga menjadi bagian dari atraksi agrowisata, seperti yang dikembangkan di Kawasan Agrowisata Kopi Lembah Colol Manggarai Timur dan berbagai kebun kopi seperti Waerebo di Manggarai," paparnya lagi.

Termasuk berbagai merk lokal kopi, cemilan. Sejak tahun 2020 secara rutin dilakukan dukungan bedah kemasan untuk produk kuliner umkm serta pembinaan sertifikasi yang dibutuhkan. 

Namun memang selain kopi, ketika wisatawan datang ke Labuan Bajo, kuliner lainnya belum begitu populer. Menurut Shana, sejak 2019 pihaknya telah mendorong perkenalan kuliner khas melalui berbagai kesempatan perhelatan MICE di Labuan Bajo, termasuk side event G20 2022 dan KTT Asean Summit 2023. 


Banyak Pendatang yang Membuka Usaha Kuliner di Labuan Bajo

Ikan kuah asam, kuliner Labuan Bajo, Flores, NTT. (Sumber Foto: ihromfatmasaputri/Instagram)

Sementara untuk kuliner yang bisa dikemas untuk souvenir juga dikembangkan melalui dukungan pembinaan dan pengemasan produk. Penguatan rantai pasok juga dilakukan untuk mengisi bahan baku lokal di setiap kesempatan kegiatan pariwisata.

Sania menyambung bahwa, BPOLBF ikut membangun ekosistem Floratama Creative Hub sebagai media untuk memperbanyak jumlah dan meningkatkan kualitas kuliner di sepanjang travel pattern wisatawan di Floratama. "Saat ini bekerjasama dengan mitra, BPOLBF juga membangun dapur bersama di salah satu hotel di Labuan Bajo untuk pelatihan dan penguatan produk gastronomi berbasis pemuda, yang kemudian sekaligus menjadi paket edukasi dan paket wisata hidangan lokal," jelasnya lagi.

Labuan Bajo sendiri adalah kota perpaduan empat budaya utama, yaitu budaya pesisir oleh Bajo, Bugis, Bima dengan budaya gunung oleh Manggarai. Secara khusus penggunaan bumbu di Labuan Bajo dan sekitarnya cukup dengan pengolahan sederhana, namun cenderung sehat. Selain itu sebagai pusat perekonomian baru, banyak pula pendatang yang mengambil peluang untuk membuka usaha, dan itu memperkaya ketersediaan alternatif kuliner di Labuan Bajo. 

Adapun sebelum 2014, menurut Shana, wisatawan mancanegara lebih nyaman dengan kuliner yang mereka kenal seperti western food dan makanan yang sederhana, karena tidak ingin mengambil resiko mencoba bumbu yang tidak biasa sehingga bisa mengganggu aktivitas wisata apabila tidak cocok.

Namun sejak tahun 2017 dengan tumbuhnya wisnus, maka kuliner khas semakin tumbuh karena menjadi salah satu atraksi yang paling sering dilakukan oleh wisnus di setiap tempat baru. Pasca 2020, sejak makin banyaknya aktivitas mice yang tumbuh di Labuan Bajo, semakin banyak juga rumah makan atau restoran yang menyiapkan ruang besar untuk menampung grup grup yang lebih besar.

Infografis Ragam Festival Kuliner Nusantara. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya