Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri (Pemdes Kemendagri) Eko Prasetyanto Purnomo Putro mendorong semua desa dan kelurahan di Indonesia saling berkolaborasi. Langkah tersebut sangat penting untuk membuat desa dan kelurahan semakin maju. Dengan demikian, ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa juga akan meningkat.
Eko menyampaikan hal tersebut saat menjadi nara sumber dalam acara Temu Karya Nasional di Hotel Discovery Ancol, Jakarta, Jumat (18/08/2023).
Advertisement
Acara ini merupakan bagian dari Program Penguatan Pemerintahan dan Pembangunan Desa (P3PD), sebuah program kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Bank Dunia (World Bank).
"Bagi desa-desa yang maju, ayo kita berkolaborasi. Bagikan keunggulan-keunggulan supaya dapat dicontoh dan ditiru oleh desa-desa lainnya," ujarnya.
Eko menjelaskan, banyak pihak yang bisa diajak berkolaborasi dengan desa maupun kelurahan. Salah satunya adalah pihak swasta dan media massa.
Namun sayangnya, menurut Eko, sejauh ini masih banyak desa-desa yang unggul masih enggan untuk membagikan informasi tentang cara-cara mereka mencapai keunggulan tersebut.
"Ini kelemahan. Masih banyak keunggulan-keunggulan yang tidak di-share. Harusnya keunggulan-keunggulan ini di-share. Maka, ayo bapak-bapak dan ibu-ibu berkolaborasi," katanya.
Melalui acara TKN ini, Mendagri Tito Karnavian memberikan penghargaan kepada 12 desa dan 12 kelurahan yang menjadi juara regional di seluruh Indonesia.
Penghargaan dibagi dalam empat regional, yakni Regional I (Sumatera), Regional II (Jawa dan Bali), Regional III (Kalimantan dan Sulawasi), dan Regional IV (Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua).
Mendagri juga menganugerahkan Upakarya Wanua Nugraha tahun 2023. Anugerah ini merupakan penghargaan yang diberikan kepada Gubernur, Bupati dan Walikota yang dianggap berhasil melakukan pembinaan terhadap desa dan kelurahan, sehingga berhasil meraih prestasi di tingkat nasional.
Cegah Urbanisasi
Dalam sambutannya, Mendagri menegaskan pembangunan desa dan kelurahan akan mampu mencegah urbanisasi yang berlebihan. Pembangunan desa dan kelurahan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa dan kelurahan, karena sebagian besar masyarakat Indonesia tinggal di desa.
Dengan demikian, Indonesia tidak mengalami urbanisasi yang berlebihan seperti yang dihadapi Jepang dan Korea Selatan (Korsel). Di Jepang, misalnya saja, sebagian besar warganya berbondong-bondong pergi ke kota besar yang berpusat Tokyo, Kyoto, dan Osaka. Akibatnya, desa-desanya sepi.
Begitu juga dengan Korsel, penduduknya terkonsentrasi di Kota Megapolitan Seoul dan Busan. “Sebelum hal ini terjadi, kita perlu mengembangkan desa dan kelurahan, sehingga masyarakat bisa nyaman di desa, dekat dengan alam, tetapi rejeki kota,” jelas Mendagri.
Advertisement