Liputan6.com, Jakarta - BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID merayakan HUT ke-78 RI. Salah satu cara yang dilakukan MIND ID adalah dengan terus berkomitmen untuk meningkatkan kinerja perusahan industri pertambangan di Tanah Air.
Sekretaris Perusahan BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID Heri Yusuf menjelaskan, visi dan misi yang diusung oleh Grup MIND ID adalah menghadirkan masa depan lebih baik dan memberikan nilai tambah untuk Indonesia.
Advertisement
"Pada perayaan HUT 78 RI, MIND ID terus berkomitmen memberikan nilai tambah untuk Indonesia. Ada banyak program dan proyek yang sedang atau sudah usai kami garap dalam mengejawantahkan komitmen MIND ID itu," ujar Heri dalam keterangan tertulis, Jumat (18/8/2023).
MIND ID sebagai Holding Industri Pertambangan di Indonesia bersama dengan seluruh anggotanya meliputi PT Antam Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum, PT Timah Tbk., terus bahu membahu memberikan nilai lebih untuk bangsa Indonesia.
Smelter Grade Alumina Refinery
Di sektor pengembangan hilirisasi industri pertambangan, MIND ID kini sedang menggarap beberapa Proyek Strategis Nasional (PSN) melalui anggota grupnya. Di antaranya, pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat.
Proyek ini dimiliki oleh PT Borneo Alumina Indonesia (BAI) dan dikerjakan oleh Konsorsium China Alumunium International Engineering Co. Ltd., (Chalieco bersama dengan PT PP. SGAR dimaksudkan menjadi penghubung rantai pasok antara mineral bijih bauksit di Kalimantan Barat dengan pabrik peleburan aluminium milik PT Inalum.
SGAR akan memiliki kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun dengan estimasi bahan baku bauksit sebanyak 3,3 juta ton per tahun. Rencananya, proyek yang menghabiskan dana sebesar 831 juta dolar AS tersebut akan mulai beroperasi pada 2025 mendatang.
Ke depan Indonesia bisa melakukan sendiri proses pengolahan bauksit menjadi aluminium sehingga tak lagi bergantung kepada negara lain.
Pembangunan Smelter Lainnya
Ada pula proyek Smelter Tembaga Single Line yang digarap oleh PT Freeport Indonesia. Proyek yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur tersebut bakal menjadi pabrik peleburan tembaga single line terbesar di dunia dengan kapasitas produksi mencapai 2 mtpa concentrate.
Proyek hilirisasi industri pertambangan dengan nilai proyek mencapai 2,87 miliar Dolar AS tersebut rencananya akan mulai beroperasi pada 2024 mendatang. Anggota Grup MIND ID PTFI menargetkan pembangunan konstruksi fisik akan rampung pada Desember 2023, dan bisa mencapai kapasitas operasi penuh pada akhir 2024 mendatang.
Dana investasi yang sudah ditanamkan untuk menggarap proyek Smelter Tembaga Single Line tersebut mencapai Rp33 triliun hingga Mei 2023 lalu. Proyek Strategis Nasional tersebut akan mampu menyerap 15 ribu tenaga kerja dengan rincian 98 persen tenaga kerja Indonesia khususnya untuk masyarakat di Jawa Timur dengan alokasi mencapai 50 persen.
Selanjutnya adalah Smelter Feronikel Halmahera Timur (P3FH) yang kini sudah mulai beroperasi. Proyek pembangunan pabrik peleburan feronikel tersebut merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional yang berlokasi di Tanjung Buli, Halmahera Timur, Maluku Utara. Proyek dengan nilai investasi mencapai 264,07 juta dolar AS tersebut akan memiliki kapasitas produksi 13.500 ton feronikel (Tni/annum).
"Target MIND ID tentunya sangat jelas yakni menjalankan mandat pemerintah untuk menjadi perusahaan kelas dunia melalui penguasaan dan pemanfaatan cadangan minerba yang dimiliki Indonesia," ucap Heri.
Advertisement
Bangun Pabrik Baterai Kendaraan Listrik
Heri mengatakan selain melakukan pembangunan pabrik peleburan, MIND ID pun ikut mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik. Indonesia memiliki potensi besar untuk urusan perkembangan kendaraan listrik.
Untuk ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) MIND ID melalui anggotanya PT Antam berencana membangun pabrik baterai kendaraan listrik berkapasitas 15 Giga Watt (GW) pada 2027 mendatang.
"MIND ID melalui PT Antam menggandeng CATL untuk mengembangkan baterai kendaraan listrik di Indonesia. Kebutuhan investasi proyek ini mencapai 12 miliar dolar AS," katanya.