Liputan6.com, Jakarta - Siapa bisa membantah bahwa khazanah kuliner Indonesia begitu kaya? Bersama ragam makanan, hadir pula lusinan kultur yang menyertainya, dan seperti banyak negara lain di dunia, kuliner kaki lima juga populer di dalam negeri.
Tidak semata jadi primadona bagi warga lokal, uniknya makanan kaki lima pun membuatnya tidak jarang jadi buruan wisatawan mancanegara (wisman). Konten digital memuat ulasan kuliner kaki lima di Indonesia oleh turis asing pun sekarang bisa Anda temukan di berbagai platform.
Advertisement
Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Erwita Dianti menyebut bahwa merujuk tren terkini, wisatawan memang mencari variasi pengalaman dalam berwisata, khususnya dalam hal kuliner.
"Kuliner kaki lima lokal cukup menarik perhatian wisman, terutama dari kalangan milenial yang banyak mencari referensi dari internet dan media sosial," katanya melalui pesan pada Liputan6.com, Jumat, 18 Agustus 2023. "Para wisatawan ini juga lebih memilih kuliner lokal, autentik, dan yang memiliki pengalaman sosial dengan masyarakat setempat."
"Dengan variasi makanan autentik yang melimpah, Indonesia menyembunyikan kearifan lokal dan kisah unik di balik setiap masakan tradisionalnya yang lezat," imbuhnya.
Narasi senada diungkap Ketua Umum Indonesian Gastronomy Community (IGC) Ria Musiawan. Melalui pesan, Sabtu (19/8/2023), ia berbagi, "Jajanan kaki lima lokal semakin populer karena mereka biasanya ditempatkan di satu area bersamaan, sehingga kebersihannya lebih terjaga dan mudah diakses wisman."
Soroti Keunggulan Kuliner Kaki Lima
Jadi, apa saja keunggulan kuliner kaki lima lokal yang harus disoroti untuk lebih mempromosikannya di kalangan wisman? "Dari rasa, sebaiknya konsisten menggunakan resep yang sudah jadi standar, pilihan bumbu-bumbunya menggunakan yang segar, dan kebersihan jadi prioritas," sebut Ria.
Erwita menyambung, "Keunggulan makanan kaki lima biasanya terletak pada harga yang terjangkau. Rasa yang unik dan autentik juga jadi salah dua kekuatan promosi di kalangan wisman. Selain itu, kaki lima juga menawarkan suasana berbeda dibandingkan dengan makan di restoran, apalagi jika produk kuliner itu tidak mudah ditemukan di restoran atau gerai makanan besar lain."
"Jajanan kaki lima lokal dapat memberi pengalaman yang unik dan berbeda. Tapi catatannya, kita harus tetap menjaga kebersihan jajanan kaki lima lokal untuk menjamin kesehatan wisman yang berkunjung," imbuhnya. Faktoor kebersihan, menurut Erwinta, tidak hanya mencakup alat makan maupun makanan yang disajikan, namun juga lokasi berjualan.
Advertisement
Membenahi Kualitas Makanan Kaki Lima
Bersama upaya promosi, apa saja yang harus dilakukan untuk membenahi kualitas jajanan kaki lima lokal? Selain kembali menyinggung kebersihan makanan dan tempat berjualan, faktor harga juga penting untuk diperhatikan, menurut Erwinta.
"Sebaiknya ada daftar menu dan harga yang transparan di awal. Juga, tidak dibedakan (harganya) antara wisatawan domestik dengan wisatawan mancanegara. Kualitas pelayanan pun memengaruhi citra jajanan kaki lima, sehingga perlu adanya pembinaan SDM (sumber daya manusia) untuk penjaja kaki lima lokal dalam melayani pelanggannya," ujar dia.
Di sisi lain, Ria mendorong pengadaan wadah makanan ramah lingkungan di kalangan penjaja kaki lima. "Pemilihan bahan-bahan yang digunakan, seperti daging, ayam, dan ikan harus yang segar," ia kembali menegaskan.
Secara promosi, Erwinta berkata, pendekatan untuk pasar domestik dan mancanegara berbeda karena wisman lebih awam dengan jajanan kaki lima dari segi rasa dan tata cara penyajikan makanan. "Untuk menyasar pasar mancanegara, perlu adanya penyesuaian produk (secara) rasa dan selera mereka," katanya.
Erwinta menyambung, "Misalnya untuk jenis kuliner tertentu, (bisa) dibuat menu yang standar pedas atau rempahnya bisa dinikmati dan diterima orang asing. Berbeda dengan pelanggan lokal, faktor rasa ini kemungkinan tidak akan terlalu berpengaruh untuk wisatawan domestik yang sudah terbiasa dengan masakan Indonesia."
Dipopulerkan Tanpa Kehilangan Identitas Asli
Promosi kuliner kaki lima pada wisatawan domestik, katanya, biasanya melalui pemasaran mulut ke mulut. "Namun untuk turis asing, perlu adanya promosi melalui media sosial, Google Reviews, aplikasi kuliner, dan platform lain di internet yang memudahkan mereka mengakses lokasi jajanan kaki lima," Erwinta menyebut.
Sementara adaptasi dilakukan, penting untuk tidak kehilangan identitas asli dalam prosesnya. Erwinta berkata, "Wisatawan mancanegara biasanya suka storytelling, narasi yang memperkuat latar dari suatu kuliner tertentu membuat mereka tertarik."
"Selain itu, bisa juga digunakan media lain untuk menarik pengunjung ke jajanan kaki lima. Misalnya, dengan membuat properti yang unik dan memainkan musik tradisional yang menarik."
"Pemerintah setempat juga dapat membuat relokasi para penjaja kuliner kaki lima jadi satu sentra khusus yang konsepnya: properti, musik, alat transaksi, kostum penjual, dan lain-lain, didesain sedemikian rupa sehingga keseluruhan tema tradisional lebih menyatu dan terlihat lebih besar dan beragam."
"Sentra khusus ini juga dapat melakukan aktivasi semacam night market, sehingga dapat menarik bagi wisatawan mancanegara, terutama yang ingin mencicipi kuliner lokal di malam hari. Night market seperti ini sudah jamak dilakukan di beberapa negara tetangga, seperti di Malaysia dan Thailand," paparnya.
Di sisi lain, Ria menegaskan, "Tidak harus menghilangkan rasa asli dari suatu makanan untuk jadi lebih populer. Yang lebih penting dari itu adalah kebersihan tempat makan, keramahan saat menyajikannya, dan keunikan untuk memberi pengalaman berkesan mendalam bagi wisman."
Advertisement