Menko Luhut Perintahkan Industri Kurangi Emisi Penyebab Polusi Udara: Kalau Tidak Kita Tutup

Bukan hanya industri, Menko Luhut juga akan beri sanksi ke para pengguna kendaraan pribadi penyebab polusi udara. Jika kendaraan pribadi tersebut gagal lulus uji emisi tiga kali, maka ia tidak boleh lagi lalu lalang di jalan.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 19 Agu 2023, 11:30 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, memperingatkan agar semua pihak patuh terhadap himbauan pemerintah dalam rangka mereduksi penyebaran polusi udara. (Foto: dokumentasi Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, memperingatkan agar semua pihak patuh terhadap himbauan pemerintah dalam rangka mereduksi penyebaran polusi udara.

Khususnya untuk para pelaku industri, Menko Luhut meminta mereka mengurangi emisi karbon dengan cara memasang alat kendali polusi udara (scrubber). Jika tidak kunjung patuh, ia mengancam bakal menutup usaha dari pebisnis yang membandel.

"Dia (industri) harus pasang scrubber untuk mengurangi karbon emisi. Jadi kalau enggak memenuhi kita ingatkan tiga kali, kalau enggak kita tutup," tegas Menko Luhut di Kantornya, Jakarta, dikutip Sabtu (19/8/2023).

"Karena tadi particulate matter (PM2,5) bisa kena kau jantung, kanker pernapasan. Kalau orang bikin gini kena kan enggak ada pangkat, enggak ada jabatan, jenderal, kopral, menteri, presiden, siapapun bisa kena," serunya.

Bukan hanya industri, pengenaan sanksi ini bakal menyasar para pengguna kendaraan pribadi. Jika kendaraan pribadi tersebut gagal lulus uji emisi tiga kali, maka ia tidak boleh lagi lalu lalang di jalan.

"Misalnya mobil kamu bukan dilihat tahunnya, motornya, tapi kita lihat kau punya emisi karbon itu tiga kali gagal, ya tidak boleh maju lagi," kata Luhut.

Sebagai solusi, Luhut menyatakan, pemerintah bakal semakin gencar dalam memasarkan kendaraan listrik, termasuk pemberian insentif. Pasalnya, penyebaran polusi udara kian gawat.

"Pokoknya sekarang ini karena ada air quality isu, kita juga ingin mempercepat semua ini. Jadi nanti itu semua akan berkait sekarang saya lihat," pungkas Menko Luhut.


Bukan Jakarta, Kota Paling Berpolusi di Indonesia Kini di Mempawah Kalbar

Bukan hanya polusi udara, kemacetan lalu lintas di Jakarta juga dinilai memburuk. (merdeka.com/Arie Basuki)

Sebelumnya, kualitas udara di Jakarta terus menjadi sorotan banyak orang, karena dianggap paling berpolusi di Indonesia. Namun faktanya kini ibukota Indonesia tersebut berada di urutan ke dua setelah Mempawah menjadi kota pertama paling berpolusi di Indonesia menurut Real Time Indonesia Most polluted city ranking.

Kota Mempawah adalah kota kecil yang jika dilihat melalui peta Indonesia berada di pinggir pesisir pantai provinsi Kalimantan Barat. Meskipun kota ini masih dikelilingi aneka ragam hayati, banyak faktor yang menyebabkan Mempawah memiliki kualitas udara yang buruk.

Menanggapi polusi ini, dokter spesialis anak Darmawan B. Setyanto mengatakan, polusi ini sebenarnya masalah lama.

"Tidak hanya dari manusia, alam juga bisa memberikan polusi. Seperti ledakan gunung berapi dan kebakaran hutan misalnya. Tidak hanya itu, perternakan juga bisa menghasilkan polusi. Namun faktor tertinggi polusi tetap berasal dari ulah manusia, asap kendaraan, asap pabrik, dan pembakaran sampah menjadi penyumbang polusi paling nyata," katanya dalam diskusi media, ditulis Sabtu (19/8/2023).

Namun, kata dia, anak-anak lebih berisiko besar menghirup udara (kotor) akibat polusi, berbeda dengan orang dewasa. Oleh karena itu anak-anak lebih rentan terkena penyakit karena menghidup lebih banyak zat-zat polutan yang berasal dari udara.

"Semakin muda usianya, maka semakin besar atau kerusakan pada tubuhnya," ungkap Darmawan.


Ratusan Anak Meninggal Akibat Polusi

Dampak dari kemacetan yang semakin buruk di Jakarta adalah kerugian perekonomian yang juga meningkat. Kerugian dampak kemacetan lalu lintas pada 2019 sebesar Rp 71 triliun. Lonjakan sebesar sekitar Rp 30 triliun pada tahun ini, sangat mungkin terjadi. (merdeka.com/Arie Basuki)

Berdasarkan risetnya, Darmawan menyebut 800.000 anak per tahunnya meninggal akibat polusi udara. Artinya, masalah polusi udara sangat krusial untuk kesehatan anak-anak, karena membunuh secara perlahan.

Parahnya, polusi udara juga bisa berdampak pada stunting dan terganggunya sistem imun anak.

Polusi udara luar dan dalam ruangan juga menyebabkan penyakit pernapasan dan penyakit lainnya seperti asma, jantung, pari-paru.

Word Health Organization (WHO) menunjukan bahwa hampir seluruh dunia 99% menghirup udara yang melebihi batas pedoman WHO yang mengandung polutan yang tinggi.

Infografis Bagimana Ancaman Bahaya Polusi Udara?.(Tri Yasni/Liputan6.com)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya