Liputan6.com, Manila - Jepang, Amerika Serikat, dan Australia sedang mempertimbangkan untuk mengirim kapal pengangkut pesawat mereka ke Filipina untuk latihan angkatan laut trilateral pekan depan di Laut China Selatan, kata sejumlah sumber yang mengetahui masalah tersebut, Jumat 18 Agustus 2023.
Latihan yang direncanakan berlangsung pada Rabu pekan depan itu dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Beijing dan Manila setelah sebuah kapal penjaga pantai China pada awal bulan ini menembakkan meriam air ke kapal sewaan militer Filipina di dekat Second Thomas Shoal, yang dikuasai Manila di Laut China Selatan.
Advertisement
Pasukan Bela Diri Maritim Jepang telah memutuskan untuk mengirim kapal perusak terbesarnya, Izumo, yang akan menjadi kapal induk de facto setelah menjalani renovasi tambahan yang dijadwalkan akan dimulai tahun depan atau 2025, menurut sumber tersebut.
Angkatan Laut Australia akan mengerahkan kapal serbu amfibi Canberra, sementara Angkatan Laut AS diperkirakan akan mengirim kapal serbu amfibi Amerika, kata sumber tersebut.
Latihan gabungan itu rencananya meliputi latihan lepas landas dan pendaratan pesawat menggunakan geladak tiga kapal ketiga negara tersebut --Kyodo mewartakan sebagaimana dikutip dari Antara, Sabtu (19/8/2023).
Latihan itu dilakukan guna menunjukkan komitmen Amerika Serikat dan para sekutu dalam menegakkan kebebasan navigasi, menurut sumber tersebut.
Izumo berencana berlabuh pada Jumat pekan depan di Manila, kata sumber tersebut.
Pasukan Filipina telah membatalkan partisipasi mereka dalam latihan gabungan tersebut karena pesawat tiga negara lainnya terlalu besar untuk mendarat di geladak kapal perang Filipina, menurut sumber tersebut.
Namun, komandan dari empat negara tersebut dapat berkumpul di ibu kota Filipina untuk mengirim "pesan yang kuat", kata sumber tersebut.
Keempat negara telah mempertimbangkan untuk melakukan patroli maritim bersama dan latihan angkatan laut, tetapi rencana tersebut gagal mencapai kesepakatan, menurut sumber tersebut.
Tekanan Militer dan Aktivitas Beijing di Laut China Selatan
Menghadapi tekanan militer dan aktivitas Beijing yang meningkat di Laut China Selatan, Manila sejauh ini fokus pada peningkatan kerja sama keamanan dengan Tokyo, Washington, dan Canberra.
Jepang, Amerika Serikat, Australia, dan Filipina sebelumnya mengadakan pertemuan menteri pertahanan pertama mereka pada Juni di Singapura. Keempat pihak sepakat untuk memperkuat kerja sama keamanan untuk mempromosikan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.
China, yang mengklaim hampir seluruh wilayah di Laut China Selatan, telah membangun pulau-pulau buatan dengan infrastruktur militer.
Ketegangan antara Beijing dan Manila meningkat ketika penjaga pantai China pada Februari lalu mengarahkan laser militer ke kapal patroli Filipina di perairan dekat Second Thomas Shoal.
Advertisement