Liputan6.com, Jakarta - Pasien dikabarkan mulai banyak berdatangan ke Poli Paru rumah sakit seperti awal-awal COVID-19 dalam sepekan terakhir.
Kabar ini menyeruak di tengah isu polusi udara di Jakarta dan sekitarnya yang kian memburuk disertai cuaca ekstrem atau pancaroba.
Advertisement
Lantas, apakah benar jumlah kunjungan pasien yang ke Poli Paru rumah sakit semakin banyak?
Ketua Bidang Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI dan Guru Besar Bidang Pulmonologi dan Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Agus Dwi Susanto belum dapat memastikan, apakah rata-rata Poli Paru di rumah sakit mengalami kenaikan kunjungan pasien.
Dia justru mempertanyakan, Poli Paru rumah sakit mana yang dimaksud? Terlebih lagi, dia belum memeroleh data kepastian terkait hal itu.
"Saya enggak punya datanya sih. Benar atau enggaknya, belum pasti," kata Agus saat dikonfirmasi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Minggu 20 Agustus 2023.
ISPA di RSUP Persahabatan Jakarta
Agus yang merupakan Direktur Utama RSUP Persahabatan Jakarta mengakui bahwa di rumah sakitnya memang terjadi kenaikan jumlah pasien yang berkunjung ke Poli Paru.
Khususnya pasien yang mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
"Saya baru punya data ISPA. Dibanding tahun lalu ada (kenaikan ISPA). Kenaikannya sekitar 20 sampai 30 persen," tuturnya.
Kenaikan ISPA dari April-Juli 2023
Kembali disampaikan oleh Agus Dwi Susanto, terjadi kenaikan jumlah pasien yang mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di RSUP Persahabatan Jakarta. Periode ini terpantau dari April - Juli 2023.
Walau begitu, Agus belum dapat memastikan, apakah kenaikan pasien ISPA berkaitan erat dengan polusi udara.
"Iya, intinya ada peningkatan jumlah kasus (ISPA) periode April sampai Juli 2023, dibanding April - Juli 2022," ujarnya.
"Belum bisa dinilai terkait polusi, karena belum dikaji secara ilmiah dengan data-data polutan sekitar rumah sakit," dia menambahkan.
ISPA di Jakarta Barat
Berkaitan dengan ISPA, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat mencatat, 9.709 kasus ISPA. Hal ini diungkapkan Kepala Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Barat Erizon Safari.
Rinciannya, 1.615 kasus ISPA pada Januari 2023, 1.518 kasus pada Februari 2023, 1.831 kasus pada Maret 2023, dan 1.237 kasus ISPA pada April 2023. Lalu, pada Mei 1.095 kasus, Juni 1.311 kasus, dan Juli 1.102 kasus.
Namun, Erizon menegaskan, penurunan kualitas udara di DKI Jakarta, termasuk di Jakarta Barat, tidak berdampak signifikan kepada peningkatan kasus ISPA di Jakarta Barat.
"Ya, memang kondisi udara Jakarta akhir-akhir ini semakin jelek ya, tetapi itu tidak berpengaruh signifikan bagi peningkatan kasus ISPA di Jakbar. Laporan bulanan sampai akhir Juli tidak ada perbedaan signifikan (kasus ISPA), dengan bulan-bulan sebelumnya," kata Erizon pada Selasa 15 Agustus 2023.
Advertisement
Pakai Masker Cegah ISPA
Erizon Safari mengimbau, masyarakat menggunakan masker saat beraktivitas di luar ruangan untuk mencegah terinfeksi ISPA akibat polusi udara di Ibu Kota dan sekitarnya.
"Yang perlu kita buat itu antisipasinya, pakai masker," kataya.
Kontrol Pola Hidup
Ia menyampaikan, tidak ada persiapan khusus di fasilitas kesehatan seperti Puskesmas untuk penanganan ISPA. Kendati demikian, ia menjamin ketersediaan obat-obatan untuk pasien.
"Ketersediaan obat dipastikan tercukupi," kata Erizon.
Selain menggunakan masker, Erizon juga meminta masyarakat untuk selalu menerapkan gaya hidup yang bersih, konsumsi vitamin yang seimbang, makanan yang sehat yang berpengaruh kepada daya tahan tubuh.
"Kalau polusi udara sulit kita kontrol, ya kita kontrol pola hidup dan pertahanan tubuh kita," dia menekankan.