5 Hal Disampaikan Jokowi saat Hadiri Acara GAMKI, Bahas Politik hingga Titip Pesan Pemimpin Selanjutnya

Presiden Jokowi mengingatkan agar publik berhati-hati dalam memilih pemimpin berikutnya, karena kesempatan Indonesia untuk melakukan lompatan-lompatan besar ada pada 13 tahun ke depan.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 20 Agu 2023, 12:56 WIB
Presiden Jokowi mengingatkan agar publik berhati-hati dalam memilih pemimpin berikutnya, karena kesempatan Indonesia untuk melakukan lompatan-lompatan besar ada pada 13 tahun ke depan. (Liputan6.com/Muhammad Radityo Priyasmoro)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri acara Pengukuhan DPP Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Tahun 2023-2026 dan Peresmian Pembukaan Rakernas GAMKI Tahun 2023, di Medan, Sumatera Utara pada Sabtu 19 Agustus 2023.

Presiden Jokowi pun memberikan pidato sambutan pada acara tersebut. Salah satunya ia kembali mengingatkan agar publik berhati-hati dalam memilih pemimpin berikutnya, karena kesempatan Indonesia untuk melakukan lompatan-lompatan besar ada pada 13 tahun ke depan.

"Kita semuanya harus sangat berhati-hati dalam memilih pemimpin, agar kita bisa, lompatan kita menjadi negara maju dengan GDP, dengan PDB ekonomi yang sesuai dengan standar negara maju," tutur Jokowi, Sabtu 19 Agustus 2023, seperti dilansir Antara.

Dia menekankan tidak pernah bosan menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan bisa masuk dalam lima besar ekonomi terkuat dunia.

Selain itu, Jokowi juga menyampaikan, situasi politik saat ini mulai menghangat. Malahan, menurut Jokowi, pada beberapa peristiwa situasi politik sudah ada dalam fase memanas.

Namun repotnya, menurut Jokowi, situasi yang memanas tersebut terjadi dari kubu yang sama. Dimana seharusnya, justru bisa saling mendukung dan bukan sebaliknya.

"Situasi di tahun politik ini sudah mulai hangat-hangat kuku dan sudah mulai cenderung menghangat, agak memanas tapi belum panas. Repotnya yang sudah panas itu justru antar kawan sendiri sudah mulai saling panas memanasi," beber Jokowi.

Berikut sederet hal yang disampaikan Presiden Jokowi saat menghadiri acara Pengukuhan DPP GAMKI Tahun 2023-2026 dan Peresmian Pembukaan Rakernas GAMKI Tahun 2023, di Medan, Sumatera Utara dihimpun Liputan6.com:

 


1. Singgung soal Suhu Politik

Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat menerima kunjungan kehormatan para Menteri Luar Negeri (Menlu) ASEAN di Hotel Shangri-La Jakarta, Jumat (14/7/2023).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, situasi politik saat ini mulai menghangat. Malahan, menurut Jokowi, pada beberapa peristiwa situasi politik sudah ada dalam fase memanas.

Namun repotnya, menurut Jokowi, situasi yang memanas tersebut terjadi dari kubu yang sama. Dimana seharusnya, justru bisa saling mendukung dan bukan sebaliknya.

"Situasi di tahun politik ini sudah mulai hangat-hangat kuku dan sudah mulai cenderung menghangat, agak memanas tapi belum panas. Repotnya yang sudah panas itu justru antar kawan sendiri sudah mulai saling panas memanasi," kata Jokowi saat berpidato di Rapat Koordinasi Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), seperti dikutip dari siaran daring, Sabtu 19 Agustus 2023.

 


2. Minta Jangan Ikut Panas saat Tahun Politik

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanen dalam acara panen raya jagung di Desa Botuwombato, Kabupaten Gorontalo Utara, Jumat (1/3). Pada kesempatan itu, Jokowi menyempatkan diri untuk berdialog dengan beberapa petani jagung. (Liputan6.com/Arfandi Ibrahim)

Oleh karena itu, Jokowi meminta kepada GAMKI untuk ikut mendinginkan situasi di lapangan jika melihat situasi politik yang memanas. Caranya, dengan mendamaikan dan menyampaikan hal kesejukan.

"Jika ada hal-hal yang panas ikut menyejukkan, ikut mendinginkan karena dalam situasi ketidakpastian global seperti sekarang ini kita betul-betul perlu bekerja fokus, perlu bekerja kompak, perlu bekerja solid," pesan dia.

Jokowi menegaskan, dalam politik terhadap pihak yang berkompetisi jika dia kawan maka anggaplah sebagai kawan dan bukan sebaliknya. Ibarat sedang berkompetisi balap, siapa saja boleh ikut. Asalkan, tidak ada pihak yang saling sikut.

"Walaupun kita berkompetisi dalam tahun politik, kawan adalah kawan Kalau racing atau balapan boleh-boleh saja tapi jangan sikut-sikutan apalagi tendang-tendangan. Kita ini saudara bangsa dan tanah air jangan dilupakan itu setuju?!," papar Jokowi.

 


3. Ingatkan Hati-Hati Pilih Pemimpin

Ganjar Pranowo dan Presiden Jokowi. (Foto: Dok. Instagram @ganjar_pranowo)

Presiden Jokowi kembali mengingatkan agar publik berhati-hati dalam memilih pemimpin berikutnya, karena kesempatan Indonesia untuk melakukan lompatan-lompatan besar ada pada 13 tahun ke depan.

"Kita semuanya harus sangat berhati-hati dalam memilih pemimpin, agar kita bisa, lompatan kita menjadi negara maju dengan GDP, dengan PDB ekonomi yang sesuai dengan standar negara maju," tutur Jokowi seperti dilansir Antara.

Dia menekankan tidak pernah bosan menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dan bisa masuk dalam lima besar ekonomi terkuat dunia.

"Bisa masuk, tetapi memang tantangannya juga tidak mudah, dan ini juga berkali-kali saya sampaikan, itu peluangnya, opportunity-nya hanya berada pada kurun 13 tahun ke depan ini," ujar dia.

Oleh karena itu, Jokowi mengingatkan bahwa pemimpin ke depan sangat menentukan apakah Indonesia bisa melompat maju atau tidak.

"Oleh sebab itu kepemimpinan dalam 13 tahun itu sangat menentukan, artinya kepemimpinan nasional di tahun 2024, kepemimpinan nasional di tahun 2029, kepemimpinan nasional di tahun 2034 itu sangat menentukan sekali negara ini terjebak pada jebakan negara berpendapatan menengah atau bisa keluar menjadi negara maju," jelasnya.

Dia mengatakan pada tahun 60-70-an negara-negara Amerika Latin telah memperoleh peluang yang sama seperti Indonesia saat ini. Namun, karena saat itu mereka gagal memanfaatkan peluang, maka mereka terjebak sebagai negara berkembang sampai saat ini.

"Karena saat diberi kesempatan, diberi peluang untuk melompat maju, dia tidak gunakan. Ini yang terus-menerus, tak bosan-bosannya saya mengingatkan mengenai ini. Hati-hati mengenai kepemimpinan 24 (2024), 29 (2029) dan 34 (2034)," ujar Jokowi.

 


4. Semua Jangan Berseteru

Presiden Joko Widodo atau Jokowi memulai rangkaian kunjungan ke sejumlah negara di kawasan Afrika, yakni ke Kenya, Tanzania, Mozambik, dan Afrika Selatan, Minggu (20/8/2023). (Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden).

Lalu Presiden Jokowi meminta agar masyarakat tidak perlu berseteru saat tahun politik.

Ia mengibaratkan Pemilu 2024 sebagai balapan atau "racing" yang tidak boleh saling sikut atau saling tendang karena semua adalah warga sebangsa dan se-Tanah Air.

Oleh karena itu, ia meminta agar masyarakat harus berkawan dan bersatu kembali setelah "balapan" pemilu itu.

Ia berharap agar masyarakat tidak membuat luka yang terlalu dalam karena pemilu ini diibaratkan pertandingan persaudaraan, pertandingan kekeluargaan.

"Jangan antartetangga enggak bisa saling menyapa setelah pemilu. Jangan antarkawan enggak saling menyapa setelah pilpres. Enggak lah. Perlu saya ingatkan, kita ini saudara sebangsa dan se-Tanah Air. Itulah budaya politik Indonesia. Kekeluargaan, gotong royong, budaya bersatu," kata Jokowi.

Jokowi menegaskan bahwa bersatu bukan hanya sekadar tidak bertengkar, tetapi mampu bergerak dan bersinergi bersama dalam meraih visi Indonesia Maju yang dicita-citakan.

 


5. Minta Tolong Ingatkan Pemimpin Selanjutnya, Jangan Ekspor Bahan Mentah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi usai meninjau Pasar Minggu, Kamis (13/4/2023). Dia hanya tersenyum saat ditanya perihal semobil dengan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. (Foto: Genantan Saputra/Merdeka.com).

Presiden Jokowi menegaskan rakyat harus berani mengingatkan pemimpin berikutnya untuk terus melanjutkan hilirisasi di segala bidang.

"Jadi jangan ekspor bahan mentah, nanti tolong diingatkan pemimpin yang akan datang jangan ekspor bahan mentah, rakyat harus berani mengingatkan mengenai itu," seru Presiden Jokowi.

Pada kesempatan tersebut, Presiden untuk kesekian kalinya mengingatkan pentingnya hilirisasi di segala bidang. Hilirisasi adalah upaya menjadikan bahan mentah menjadi barang setengah jadi, atau barang jadi sebelum diekspor.

Presiden Widodo menegaskan, bangsa Indonesia sudah lebih dari 400 tahun, sejak zaman VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie), selalu mengekspor bahan mentah. Meski mendapat uang dari ekspor bahan mentah itu, namun jumlahnya sangat kecil.

Dia kembali mencontohkan hilirisasi nikel yang sudah berhasil dilakukan pemerintahan saat ini. Sebelum dilakukan hilirisasi periode tahun 2020, hilirisasi nikel hanya memberikan profit Rp32 triliun dalam satu tahun. Setelah dilakukan hilirisasi, keuntungan naik berlipat-lipat menjadi Rp510 triliun.

Jokowi menegaskan negara memperoleh royalti serta pajak dari perusahaan eksportir tersebut. Di sisi lain, dengan hilirisasi maka lapangan kerja terbuka di dalam negeri.

"Karena negara dari nikel itu sekali lagi dapat PPn pajak pertambahan nilai, dapat PPh perusahaan, dapat PPh karyawan, dapat royalti, dapat penerimaan negara bukan pajak, dapat bea ekspor, dapat banyak sekali," tuturnya.

"Dan khusus kayak Freeport, karena kita menjadi pemilik saham terbesar, kita masih mendapatkan lagi dividen, jadi itu yang namanya hilirisasi," imbuhnya.

Kepala Negara menyampaikan contoh yang diutarakan-nya baru dari sisi komoditas nikel. Menurutnya keuntungan negara akan lebih besar jika hilirisasi dilakukan juga terhadap komoditas lain, semisal, bauksit, tembaga, timah, batu bara bahkan komoditas non-pertambangan seperti minyak kepala sawit/CPO, rumput laut hingga ikan mentah dan lainnya.

Namun demikian, Jokowi mengatakan semua itu membutuhkan kekompakan, persatuan, serta seluruh kekuatan komponen bangsa. Dia pun meminta GAMKI senantiasa tampil di depan untuk menjadi lokomotif pembangunan bangsa dalam berbagai bidang.

Infografis Pidato Kenegaraan Terakhir Jokowi di Sidang Tahunan MPR 2023. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya