Liputan6.com, Aceh - Hutan Ulu Masen merupakan habitat penting bagi kehidupan tiga satwa prioritas Indonesia, yaitu gajah sumatera, harimau sumatera, dan orangutan sumatera. Selain itu Hutan Ulu Masen juga menjadi penyokong kehidupan masyarakat yang ada di delapan kabupaten di Provinsi Aceh, yaitu Aceh Besar, Aceh Jaya, Aceh Barat, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, Bener Meriah, dan Aceh Tengah.
Masyarakat yang tinggal dekat hutan sangat merasakan potensi sumber daya alam hayati yang dapat menopang kehidupan dan perekonomian. Namun terkadang, masyarakat pinggir hutan merasakan interaksi negatif dari satwa yang keluar dari hutan.
Advertisement
Penjabat Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto mengatakan bahwa Aceh dalam filosofinya memiliki hubungan erat dengan pencipta, manusia, dan alam termasuk satwa di dalamnya.
Kemerdekaan Indonesia yang dirasakan dan dirayakan oleh masyarakat di Kabupetan Pidie hari ini menjadi pengingat bahwa tidak saja masyarakat Indonesia yang merayakan kemerdekaan, tapi juga satwa liar.
"Satwa liar juga harus merasakan kemerdekaan. Merdeka dan berhak atas kebebasan di lingkungan alaminya, baik darat, udara, atau air, dan harus dibiarkan berkembang biak," ujarnya.
Menurutnya masyarakat yang ada di pinggir atau jauh dari hutan juga memiliki tugas dalam melindungi satwa liar.
"Selama dua hari ini masyarakat Kabupaten Pidie disuguhkan pemutaran film, lomba mewarnai, fun bike, senam, bazar, santunan anak yatim, pentas seni, talkshow, hingga penanaman pohon. Ini menjadi bagian dari edukasi lingkungan yang dimulai dari generasi muda," jelasnya.
Keanekaragaman hayati di Hutan Ulu Masen sangat tinggi, di antaranya 175 spesies burung, 40 spesies herpetofauna, 117 spesies tumbuhan, 35 jenis mamalia, termasuk empat jenis mamalia terancam punah dan dilindungi, di antaranya orangutan sumatera, gajah sumatera, harimau sumatera, dan badak sumatera.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Gunawan Alza mengatakan bahwa Hutan Ulu Masen menjadi aset negara agar tidak kehilangan materi genetik, jenis, dan ekosistem yang tidak tergantikan, yang sangat penting bagi kelangsungan kehidupan manusia. Menjaga kelestarian alamnya dengan tidak merusak hutan yang menjadi habitat satwa, berarti manjaga suatu spesies dari kehilangan sebagai entitas ekologi.
"Keberadaan satwa liar menjadi salah satu potensi sumber daya alam hayati, dan juga merupakan unsur ekosistem yang berperan dalam mata rantai makanan dan mata rantai kehidupan," jelas Gunawan.
Gunawan menambahkan bahwa masyarakat juga turut mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan melalui kolaborasi bersama pemerintah. Masyarakat juga bisa terlibat aktif dalam mitigasi interaksi negatif hingga dalam mendukung adanya pembangunan koridor satwa liar agar masyarakat dan satwa liar lebih harmonis.