Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, mengatakan dalam pertemuan MEA dengan Komisi Eropa membahas upaya penguatan kerja sama di bidang digitalisasi, green technology dan green services. Masalah ketahanan rantai pasokan juga dibahas seiring berlanjutnya perang Rusia-Ukraina.
Hal itu disampaikan Mendag Zulkifli dalam pertemuan konsultasi Menteri Ekonomi ASEAN-Uni Eropa (ASEAN Economic Ministers-EU Consultation) yang ke-19 dan berbarengan dengan gelaran ASEAN Economic Ministers (AEM) ke-55 di Semarang, Jawa Tengah, Minggu, (20/8/2023).
Advertisement
"Tantangan ini harus dicarikan solusinya,” kata Mendag Zulkifli.
Pertemuan tersebut, juga mengakui kemajuan pelaksanaan Program Kerja Investasi dan Perdagangan ASEAN-UE untuk periode 2022-2023, termasuk kerja sama antar entitas perdagangan. Menteri perdagangan mengatakan pertumbuhan hampir mencapai angka 10%.
“Turut disahkan program kerja perdagangan dan investasi ASEAN-Uni Eropa tahun 2024-2025, di antaranya bantuan pembiayaan EU di bidang peningkatan kapasitas," sambungnya.
Sebelumnya, Pertemuan di dahului pertemuan antara para Menteri Perdagangan dengan Dewan Usaha ASEAN–EU, kemudian di lanjutin Mendag ASEAN, Timor Leste sebagai Observer, wakil dari Komisioner Perdagangan Uni Eropa serta Sekjen dan Wakil Sekjen ASEAN.
Isu yang dibahas terkait tantangan yang harus dicarikan solusinya secara bersama, termasuk dampak perubahan iklim pada pembangunan ekonomi dan efisiensi rantai pasokan.
Sentimen Usaha ASEAN-Uni Eropa
Untuk informasi, melihat dari hasil Sentimen Usaha ASEAN-Uni Eropa, khususnya terkait dengan digitalisasi untuk mendukung UKM bahwa usaha EU negara kawan ASEAN memiliki potensi ekonomi yang besar
Merupakan, mitra dagang yang berdampak kuat bagi ASEAN serta, Eropa dalam ASEAN juga pasar ekspor terbesar ketiga.
"Kami adalah pasar ekspor terbesar ketiga Anda, dan surplus terbesar ketiga untuk ASEAN. Ini menunjukkan ikatan
perdagangan yang kuat antara kami dengan perusahaan Eropa yang mempekerjakan ratusan ribu orang di seluruh Asia Tenggara, melakukan investasi berkelanjutan jangka panjang dan bekerja sama dengan pemerintah di kawasan ini," pungkasnya.
Lewat New ASEAN Tariff Finder, Pengusaha Makin Mudah Manfaatkan Perdagangan Bebas
ASEAN meluncurkan portal Pencari Tarif ASEAN Baru (New ASEAN Tariff Finder) bagi pelaku bisnis untuk mengembangkan bisnisnya, Sabtu (19/8/2023) di Semarang, Jawa Tengah.
Peluncuran tersebut merupakan rangkaian agenda Pertemuan Para Menteri Ekonomi ASEAN ke-55 dan Pertemuan Terkait Lainnya (55th ASEAN Economic Ministers’/AEM Meeting and Related Meetings). Portal ini diharapkan dapat memfasilitasi pelaku bisnis untuk memaksimalkan pemanfaatan dari berbagai Perjanjian Perdagangan Bebas seluruh negara anggota ASEAN.
Prosesi peluncuran tersebut dilakukan Menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan bersama Sekretaris Jenderal ASEAN H. E. Dr. Kao Kim Hourn, Ketua Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia Arsjad Rasjid, dan perwakilan Duta Besar Australia untuk ASEAN Mariam Diakita, dengan disaksikan seluruh Menteri Ekonomi ASEAN.
“Pengembangan portal Pencari Tarif ASEAN bertujuan memfasilitasi pelaku bisnis dalam memaksimalkan pemanfaatan dari berbagai Perjanjian Perdagangan Bebas milik seluruh negara anggota ASEAN. Portal tunggal ini menyediakan informasi perdagangan terbaru yang mudah digunakan, sesuai dengan slogannya ‘Trade Information at Your Fingertips’,” terang Mendag Zukifli Hasan dikutip Minggu (20/8/2023).
Mendag Zukifli Hasan melanjutkan, peluncuran Pencari Tarif ASEAN Baru sangat sejalan dengan komitmen bersama untuk mewujudkan visi membangun ASEAN yang tangguh, adaptif, inklusif, serta memberikan manfaat bagi masyarakat di kawasan dan dunia.
Advertisement
Kerja Sama dengan Australia
Pencari Tarif ASEAN Baru merupakan kerja sama ASEAN dengan Australia melalui ASEAN-Australia Development Cooperation Program (AADCP) Fase II. Dalam kesempatan ini, Mendag menyampaikan apresiasinya kepada Australia yang sangat mendukung pengembangan portal ini. “Saya ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya atas dukungan Australia dan seluruh pihak yang terlibat dalam pengembangan Pencari Tarif ASEAN Baru ini. Saya berharap, inovasi ini akan membawa manfaat bagi Masyarakat Ekonomi ASEAN,” lanjutnya.
Dibandingkan dengan portal Pencari Tarif ASEAN sebelumnya, portal terbaru akan memuat perjanjian perdagangan termutakhir, serta cakupannya diperluas dengan memuat informasi mengenai komitmen tarif; ketentuan asal barang (rules of origin); hambatan non tarif (non tariff measures/NTMs); prosedur impor, ekspor, dan perbatasan; serta informasi lainya.
“Sekali lagi, mari kita manfaatkan inisiatif baru ini secara maksimalkan dan menyebarluaskan manfaatnya. Kami sangat menantikan dan meyakini dampak nyata dari perubahan pengembangan portal Pencari Tarif ASEAN di masa depan untuk memfasilitasi kegiatan ekonomi ASEAN,” pungkas Mendag Zulkifli Hasan.
Portal Pencari Tarif ASEAN Baru dapat diakses melalui tautan: https://tariff-finder.asean.org/index.php?page=search2