Jokowi Targetkan Defisit APBN 2024 di Level 2,29%, Ekonom: Peluang Kenaikan Rating Outlook Terbuka

Postur anggaran tahun depan sangat sehat dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dibanding tahun ini.

oleh Arthur Gideon diperbarui 21 Agu 2023, 11:24 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Penyampaian Keterangan Pemerintah Atas RUU APBN Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangan. (Photo dok. Youtube DPR RI)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah membacakan nota keuangan di depan Rapat Paripurna DPR RI sebagai gambaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 pada 16 Agustus 2023. Jokowi memastikan bahwa postur Rancangan APBN 2024 akan menekan defisit anggaran cukup rendah meski sejumlah ketidakpastian global masih ada.

Jokowi menargetkan, defisit anggaran sebesar 2,29% PDB atau sebesar Rp 522,8 triliun.

Ekonom Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) Emil Muhamad menilai, postur anggaran tahun depan sangat sehat dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dibanding tahun ini. Pemerintah akan menjaga defisit anggaran sebesar 2,29% dari produk domestik bruto (PDB) atau lebih rendah dari ekspektasi pasar yang memperkirakan defisit 2024 pada kisaran 2,64% dari PDB.

"Target defisit jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan dalam UU Keuangan Negara dan juga prasyarat yang ditetapkan lembaga pemeringkat S&P untuk mendapatkan rating upgrade dengan defisit di bawah 3% dari PDB,’’ papar Emil dalam keterangan tertulis, Senin (21/8/2023).

Dengan postur anggaran seperti ini, terbuka peluang bagi Indonesia untuk mendapatkan rating outlook upgrade bila anggaran tahun depan dapat direalisasikan dengan disiplin.

Pada awal Juli 2023, Standard and Poor’s (S&P), mempertahankan sovereign credit rating Indonesia pada BBB dengan outlook stabil, dengan mempertimbangkan pertumbuhan ekonomi yang solid, rekam jejak kebijakan yang baik dan konsolidasi fiskal yang lebih cepat dari target awal.

Outlook stabil mencerminkan keyakinan S&P terhadap keberlanjutan pemulihan ekonomi Indonesia dalam dua tahun kedepan, yang akan mendukung kinerja fiskal dan stabilisasi utang.

Konsolidasi fiskal yang lebih cepat dari target awal memperlihatkan kemampuan pemerintah menurunkan target defisit pada tahun ini dari yang semula diperkirakan 2,84% dari PDB atau sebesar Rp 598,2 triliun, menjadi sebesar 2,28% dari PDB atau setara dengan Rp 486,4 triliun.

Penurunan ini ditopang oleh pendapatan negara baik pajak maupun non-pajak yang diperkirakan lebih tinggi dari belanja pemerintah, meski pemerintah selama paruh pertama tahun ini mampu membiayai pertumbuhan ekonomi melalui belanja pemerintah.


keseimbangan Primer

Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain S&P, lembaga pemeringkat internasional lainnya seperti Moody’s dan Fitch Rating belum memberikan perubahan terhadap rating Indonesia. Fitch terakhir kali memberikan Indonesia rating BBB dengan outlook stabil pada Desember 2022, sedangkan Moody’s masih memberi peringkat Baa2 dengan outlook stabil pada Februari 2022.

Sejalan dengan penurunan defisit, pemerintah juga akan menekan keseimbangan primer ke kisaran Rp 25,5 triliun atau -0,1% dari PDB pada 2024, dari target sebesar Rp 49 triliun atau -0,2% dari PDB untuk sepanjang tahun ini. Sedangkan rasio utang terhadap PDB, dijaga stabil pada kisaran 39% dari PDB.

"Rasio utang ini lebih rendah dibandingkan peers BBB rating, artinya pemerintah memiliki komitmen yang kuat menjaga keberlanjutan fiskal,’’ ungkap Emil.

Defisit anggaran yang rendah, tentunya akan berpengaruh terhadap rencana penerbitan surat berharga negara (SBN) yang tetap terjaga sepanjang tahun depan. Hal ini mengindikasikan SBN masih akan menjadi pilihan investasi yang menarik hingga tahun depan.

Dalam RAPBN 2024, pemerintah menetapkan asumsi yield SBN 10 tahun sekitar 6,7%, lebih rendah dari tahun ini, yang ditetapkan sebesar 7,9%. Nilai tukar rupiah diperkirakan pada kisaran Rp 15.000, lebih baik dari asumsi sepanjang tahun ini sekitar Rp 15.100.

Penurunan ini menunjukkan berkurangnya risiko ketidakpastian perekonomian global di mata pemerintah, meskipun kedua angka tersebut cukup konservatif.


Jokowi Targetkan Defisit Anggaran 2,29% PDB atau Rp 522,8 Triliun di 2024

Pemandangan gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (5/4/2022). Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 menjadi 5,1 persen pada April 2022, dari perkiraan sebelumnya 5,2 persen pada Oktober 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjelaskan, untuk mendukung transformasi ekonomi, dan agenda pembangunan serta melindungi masyarakat dari goncangan, Postur APBN 2024 harus tetap sehat.

Reformasi fiskal harus terus dilakukan secara komprehensif, baik optimalisasi pendapatan, melanjutkan penguatan belanja berkualitas, serta pembiayaan inovatif dan dikelola secara hati-hati.

Oleh karena itu, Jokowi melanjutkan, postur RAPBN 2024 sebagai berikut:

Pendapatan negara direncanakan sebesar Rp 2.781,3 triliun, yang terdiri dari Penerimaan Perpajakan Rp 2.307,9 triliun dan PNBP sebesar Rp 473,0 triliun, serta Hibah sebesar Rp 0,4 triliun.

Belanja negara dialokasikan sebesar Rp 3.304,1 triliun yang terdiri dari Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp 2.446,5 triliun dan Transfer ke Daerah sebesar Rp 857,6 triliun.

"Keseimbangan primer negatif Rp 25,5 triliun didorong bergerak menuju positif. Defisit anggaran sebesar 2,29% PDB atau sebesar Rp 522,8 triliun," kata Jokowi dalam pidato Nota Keuangan, Rabu (15/8/2023).

Dengan pengelolaan fiskal yang kuat, disertai dengan efektivitas dalam mendorong transformasi ekonomi dan perbaikan kesejahteraan rakyat, maka tingkat pengangguran terbuka tahun 2024 diharapkan dapat ditekan dalam kisaran 5,0% hingga 5,7%.

Untuk angka kemiskinan dalam rentang 6,5% hingga 7,5%, rasio gini dalam kisaran 0,374 hingga 0,377, serta Indeks Pembangunan Manusia dalam rentang 73,99 hingga 74,02.

Selain itu, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) juga ditingkatkan untuk mencapai kisaran masing-masing 105 sampai dengan 108 dan 107 sampai dengan 110.

Infografis Harapan & Langkah Nyata G20 Jadi Katalis Pemulihan Ekonomi (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya