Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan, ASEAN harus selalu siap menghadapi semua tantangan di tengah dinamika global, termasuk pemberantasan kejahatan transnasional yang menjadi ancaman serius bagi keamanan dan stabilitas kawasan.
"Kemajuan teknologi saat ini (memicu) kejahatan lintas negara berkembang semakin masif, cara-cara yang semakin kompleks sehingga penanganannya juga harus semakin adaptif," kata Jokowi saat menyampaikan pidato secara daring melalui video di ASEAN Ministerial Meeting On Transnational Crime (AMMTC) Labuan Bajo, Senin (21/8/2023).
Advertisement
Dia menyebut, ada tiga kejahatan transnasional yang paling disorot saat ini yaitu tindak pidana terorisme, tindak pidana perdagangan manusia, dan tindak pidana perdagangan gelap narkotika. Oleh karena itu, untuk menindak tiga kejahatan transnasional tersebut, Jokowi mendorong agar negara-negara di ASEAN bersatu dan berkolaborasi.
"Kita perlu membangun kolaborasi bekelanjutan melakukan pertukaran informasi, memanfaatkan teknologi serta peningkatan kapasitas dan profesionalitas aparat," kata Jokowi.
Jokowi Harap Ada Kerja Sama Responsif Demi ASEAN yang Aman
Jokowi berharap, dalam pertemuan yang berlangsung di Labuan Bajo ini, negara-negara di ASEAN dapat merumuskan agenda kerja sama yang responsif dan berisi langkah strategis demi kawasan ASEAN yang lebih aman.
"Saya berharap, pertemuan ini berisi langkah-langkah strategis sehingga bisa menjaga kawasan ASEAN yang aman, yang damai dan sejahtera," kata Jokowi.
"Kemudian dengan mengucap Bismillahirohmanirohim pertemuan ke-17 tingkat menteri ASEAN di bidang kejahatan lintas negara saya buka secara resmi hari ini, terima kasih," tandas Jokowi.
Sebagai informasi, pernyataan Jokowi tidak disampaikan secara langsung. Sebab Jokowi saat ini tengah melakukan kunjungan dinas ke Afrika Selatan untuk menghadiri Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan South Africa).
Baca Juga
Advertisement