Liputan6.com, Jakarta - Adalah Tiffany Magee, seorang influencer penurunan berat badan yang jadi viral setelah membagikan "makanan yang sangat aneh," diklaim sebagai rahasia tubuh langsingnya. Pola makan ini kemudian dikenal sebagai diet Tiffany's Plate.
Mengutip Daily Mail, Senin, 21 Agustus 2023, perempuan yang sebelumnya berbobot 104 kilogram (kg) itu bercerita mengalami transformasi radikal setelah berpegang pada satu diet harian. Ia memperoleh lebih dari 625 ribu pengikut di TikTok dengan membagikan menu diet yang terdiri dari sosis ayam, aneka sayuran, mustard, dan keju cottage.
Advertisement
Warganet tercengang setelah Tiffany mengungkap bahwa kombinasi tersebut sejauh ini telah membantunya menurunkan berat badan sampai lebih dari 36 kg. Di salah satu klip, Tiffany terlihat duduk di mobilnya dengan makan siang yang telah disiapkan sebelumnya.
Ia makan sambil berbicara untuk memperkenalkan setiap komponen makanannya. Perempuan asal Florida, Amerika Serikat (AS) ini berkata, "Makan siang hari ini adalah sosis ayam dengan mustard, kecambah Brussel mentah dengan mustard, acar oker dengan mustard, lobak dengan mustard."
Ia kemudian mengambil sayuran mentah dengan tangannya, makan brokoli dan asparagus, keduanya juga disiram keju cottage dan saus mustard. Tapi, kombinasi aneh itu tidak berhenti di situ saat si influencer menyelipkan irisan buah naga dan ubi Jepang.
Menu diet viral di TikTok itu dinikmati bersama sebotol elektrolit semangka. Tiffany telah berulang kali mengunggah klip dirinya makan kombinasi makanan serupa, dan kebiasaannya itu dipuji para pengikutnya. Seorang TikToker menulis, "Saya akan menghabiskan sisa rekening bank saya untuk membeli sayuran dan sedikit mustard."
Transformasi Tubuh dengan Berdiet
Tiffany juga memilih sarapan non-konvensional, terdiri dari telur, keju cottage, dan mustard. Ia mengatakan bahwa pengikutnya memuji makanan itu sebagai "kombinasi terbaik yang mereka tidak pernah tahu mereka butuhkan."
Ada lusinan akun peniru yang muncul dalam beberapa minggu terakhir, dan memanfaatkan popularitasnya. Tapi, bintang media sosial itu telah berusaha memperkuat posisinya dengan merilis lini bisnisnya sendiri, serta buku masak berjudul Live, Laugh, Mustard.
Mengungkap detail lebih lanjut tentang transformasi di blognya, Tiffany menulis, "Saya telah berjuang dengan penurunan berat badan sejak saya berusia delapan tahun. Seluruh keluarga saya kelebihan berat badan, dan cara kami makan membuat saya tidak mungkin memiliki berat badan yang sehat."
"Saat saya berusia 15 tahun, saya merasa sengsara dan kepercayaan diri saya merosot," ungkapnya. "Saya ingin jadi bugar, sehat, dan bahagia. Kaki saya selalu sakit, saya lelah 24/7, saya lapar tidak terkendali, selalu berkeringat, saya hidup dari soda, dan setiap makanan yang saya makan adalah makanan olahan atau makanan cepat saji."
"Tidak peduli pakaian apa yang saya kenakan, saya merasa sangat tidak nyaman dan malu pada tubuh saya. Setelah 20 tahun berdiet dan jatuh, saya akhirnya belajar bagaimana menurunkan berat badan tanpa membuat diri saya sendiri kelaparan, mengembangkan kelainan makan, atau jatuh setelah saya berdiet," tandasnya.
Advertisement
Diet Viral Lainnya
Sebelum ini, one meal a day sudah lebih dulu menyeruak sebagai diet viral di TikTok. Banyak orang mengaku bisa menurunkan berat badan dalam jumlah tertentu setelah mengadopsi diet one meal a day. Tapi, sebagaimana tren media sosial lain, diet ini tidak bisa diikuti dengan "mata tertutup."
Anda harus memahami benar apa itu diet one meal a day, mengetahui manfaat dan risiko, bahkan mengonsultasikannya dulu ke dokter bila perlu. Pasalnya, satu pola makan bisa berdampak berbeda antara satu dengan yang lain.
Mengutip Medical News Today, 7 Agustus 2023, diet one day a meal, yang juga dikenal sebagai versi ekstem intermitten fasting, dapat membantu orang menurunkan berat badan dan lemak tubuh. Namun, itu dapat menyebabkan rasa lapar dan mengidam. Juga, mungkin "tidak cocok untuk semua orang," catat publikasi itu.
Saat mengikuti diet ini, seseorang hanya akan makan satu kali sehari, dan biasanya makan malam. Mereka tidak mengonsumsi kalori lain di siang hari. Beberapa keuntungannya adalah tidak ada makanan terlarang dan seseorang tidak perlu menghitung kalori.
Puasa Intermiten Versi Ekstrem
Meski rencana diet one meal a day mungkin menawarkan solusi penurunan berat badan yang cepat bagi sebagian orang, risikonya mungkin lebih besar daripada manfaatnya. Seperti telah disinggung, diet ini menggunakan jenis puasa intermiten yang disebut 23:1.
Artinya, seseorang menghabiskan 23 jam sehari berpuasa, menyisakan hanya satu jam per hari untuk mengonsumsi kalori. Kebanyakan orang yang mengikuti diet ini makan pada waktu makan malam, kemudian berpuasa lagi hingga malam berikutnya.
Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa sarapan dapat membantu kontrol glukosa di kemudian hari dan mengurangi risiko diabetes tipe 2. Kendati demikian, penelitian lain bertentangan dengan kesimpulan ini.
Studi itu mencatat bahwa melewatkan sarapan sebenarnya bisa jadi strategi yang bermanfaat bagi sebagian orang dalam mengelola konsumsi kalori secara keseluruhan. Sebenarnya ada beberapa versi diet makan satu kali sehari.
Beberapa menyarankan makan makanan sehat dan kaya nutrisi, tapi sebagian besar mengizinkan orang untuk makan apa pun yang mereka inginkan selama jam makan. Faktanya, ada sedikit bukti yang mendukung anggapan bahwa makan satu kali sehari dapat membantu penurunan berat badan.
Advertisement