Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah emiten ritel membukukan peningkatan pendapatan maupun laba. Akan tetapi, ada juga yang mengalami kenaikan pendapatan meski laba susut.
Menarik untuk diketahui, berikut ini Liputan6.com rangkum kinerja keuangan emiten ritel sepanjang semester I 2023:
Advertisement
1.PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT)
Pengelola jaringan ritel Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) mengumumkan kinerja keuangan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2023.
Pada periode tersebut, Sumber Alfaria Trijaya membukukan pertumbuhan positif baik dari sisi pendapatan maupun laba. Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 53,83 triliun pada semester I 2023.
Raihan itu naik 12,42 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 47,89 triliun. Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan naik menjadi RP 42,4 triliun dari Rp 37,96 triliun pada semester I 2022.
Meski begitu, laba kotor perseroan pada paruh pertama 2023 masih tumbuh 15,19 persen menjadi Rp 11,44 triliun pada semester I 2023 dibandingkan semester I tahun lalu sebesar Rp 9,93 triliun.
Pada periode ini, perseroan membukukan laba usaha Rp 2,11 triliun, naik 26,09 persen dibandingkan laba usaha semester I 2022 yang tercatat sebesar Rp 1,67 triliun. Pendapatan keuangan pada paruh pertama 2023 tercatat sebesar 30,76 miliar, biaya keuangan Rp 95,11 miliar, dan bagian atas rugi entitas asosiasi Rp 1,4 miliar.
Setelah dikurangi beban pajak final dan penghasilan perseroan membukukan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,61 triliun pada semester I 2023.
Laba itu naik 28,63 persen dibandingkan laba semester I 2022 yang tercatat sebesar Rp 1,25 triliun. Sehingga laba per saham yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 38,84 dari sebelumnya Rp 30,19.
Aset perseroan hingga 30 Juni 2023 tercatat sebesar Rp 33 triliun, naik dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 30,75 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp 20,8 triliun dari sebelumnya Rp 19,28 triliun. Bersamaan dengan itu, ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 naik menjadi 12,21 triliun dibandingkan posisi akhir tahun lalu yang tercatat sebesar RP 11,47 triliun.
2.PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI)
PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) telah mengumumkan kinerja perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, emiten pengelola jaringan minimarket Alfamidi itu membukukan kinerja positif baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Perseroan membukukan pendapatan Rp 8,65 triliun pada paruh pertama tahun ini. Pendapatan itu naik 12,92 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 7,66 triliun.
Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan pada semester I 2023 naik menjadi Rp 6,4 triliun dari Rp 5,73 triliun yang dicatatkan pada semester I 2022. Meski begitu, laba kotor perseroan masih tercatat naik 16,45 persen atau tercatat sebesar Rp 2,23 triliun dibandingkan semester I tahun lalu sebesar Rp 1,93 triliun.
Pada periode ini, perseroan membukukan laba usaha Rp 391,92 miliar, naik 25,06 persen dibandingkan semester I 2022 sebesar Rp 313,4 miliar. Perseroan juga mencatatkan pendapatan keuangan Rp 1,62 miliar dan biaya keuangan Rp 66,42 miliar pada paruh pertama 2023.
Setelah dikurangi beban pajak final dan pajak penghasilan, perseroan membukukan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 259,26 miliar pada semester I 2023. Laba itu naik 33,95 persen dibandingkan raihan semester I 2022 yang tercatat sebesar RP 193,54 miliar. Sehingga laba per saham ikut naik menjadi Rp 8,99 dari sebelumnya Rp 6,71.
Aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 naik menjadi Rp 7,2 triliun dibandingkan akhir tahun lalu sebesar Rp 6,9 triliun. Liabilitas turun menjadi Rp 4,87 triliun dari sebelumnya Rp 4,92 triliun. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 naik menjadi 2,33 triliun dibandingkan posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp 1,99 triliun.
Advertisement
3.PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET)
PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET), emiten yang membawahi gerai ritel minimarket mencatatkan pendapatan dari kontrak dengan pelanggan senilai Rp 670,26 miliar pada semester I 2023. Hasil ini meningkat 42,69 persen year on year (YoY) dibandingkan pendapatan DNET pada semester I 2022 senilai Rp 469,73 miliar.
DNET juga membukukan bagian laba dari entitas asosiasi dan ventura bersama sebanyak Rp 309,29 miliar pada semester I 2023. Namun, angka ini berkurang 37,01 persen dibandingkan realisasi semester I 2022 sebanyak Rp 491,07 miliar.
DNET mengalami peningkatan beban penjualan 39,92 persen menjadi Rp 385,74 miliar pada semester I 2023. Sedangkan pada semester I 2022, beban penjualan DNET tercatat sebesar Rp 275,67 miliar.
Beban umum dan administrasi DNET juga membengkak 28,36 persen dari Rp 47,27 miliar pada semester I 2022 menjadi Rp 60,68 miliar pada semester I 2023.
Hingga akhir semester I 2023, DNET mengantongi laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 459,46 miliar. Jumlah ini menyusut 25,24 persen YoY dibandingkan laba bersih DNET pada semester I 2022 senilai Rp 614,60 miliar.
Total aset DNET hingga akhir semester I 2023 mencapai Rp 18,87 triliun atau turun 0,21 persen dibandingkan total aset DNET pada akhir 2022 senilai Rp 18,91 triliun.
Per semester I 2023, DNET memiliki total liabilitas sebesar Rp 6,06 triliun. Pada saat yang sama, total ekuitas DNET mencapai Rp 12,81 triliun.
4.PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI)
PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) mengumumkan kinerja perseroan yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, perseroan berhasil membukukan kinerja solid baik dari sisi pendapatan maupun laba.
Pada periode tersebut, pendapatan bersih Mitra Adiperkasa meningkat 27,32 persen menjadi Rp 15,59 triliun hingga Juni 2023 dari Rp 12,24 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Laba usaha Mitra Adiperkasa sepanjang 2022 melonjak 30,89 persen menjadi Rp 1,73 triliun dari Rp 1,32 triliun pada tahun sebelumnya. Sedangkan laba bersih periode berjalan menurun 0,58 persen menjadi Rp 1,26 triliun.
Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk tercatat sebesar Rp 1,04 triliun. Laba ini turun 5,22 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp 1,10 triliun. Sehingga laba per saham dasar ikut turun menjadi Rp 63 dari sebelumnya Rp 67.
Dari sisi aset hingga Juni 2023 tercatat sebesar Rp 22,34 triliun, naik dibanding posisi akhir 2022 Rp 20,96 triliun. Liabilitas naik menjadi Rp 11,46 triliun dari Rp 11,24 triliun pada akhir 2022. Bersamaan dengan itu, ekuitas ikut naik menjadi Rp 10,88 triliun pada akhir Juni 2023 dari Rp 9,72 triliun pada akhir 2022.
Advertisement
5.PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)
PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membukukan kinerja keuangan beragam dengan catat pertumbuhan pendapatan tetapi laba merosot selama enam bulan pertama 2023.
PT Matahari Department Store Tbk mencatat pendapatan bersih Rp 3,85 triliun pada semester I 2023. Pendapatan perseroan naik 2,39 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 3,76 triliun.
Beban pokok pendapatan bertambah 4,67 persen menjadi Rp 1,25 triliun pada semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,19 triliun. Dengan demikian, laba kotor perseroan naik 1,32 persen dari Rp 2,56 triliun pada semester I 2022 menjadi Rp 2,59 triliun pada semester I 2023.
Perseroan mencatat beban usaha naik menjadi Rp 1,60 triliun pada semester I dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,43 triliun.
Perseroan membukukan laba operasi susut menjadi Rp 991,31 miliar hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,25 triliun.
Melihat kondisi keuangan tersebut, Matahari Department Store membukan laba periode berjalan merosot 25,53 persen menjadi Rp 683,87 miliar hingga semester I 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 918,37 miliar. Perseroan membukukan laba bersih per saham dasar turun menjadi Rp 301 per saham dari periode sama tahun sebelumnya Rp 380 per saham.
Perseroan mencatat defisiensi modal Rp 160,07 miliar pada 30 Juni 2023, sedangkan liabilitas tercatat Rp 3,06 triliun. Total aset perseroan mencapai Rp 5,58 triliun hingga 30 Juni 2023 dari Desember 2022 sebesar Rp 5,7 triliun. Perseroan kantongi kas Rp 322,47 miliar pada semester I 2023.
6.PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES)
PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) mengumumkan kinerja perseroan hingga semester I 2023. Pada periode tersebut, perseroan mencatatkan peningkatan dari sisi penjualan dan laba bersih.
Penjualan bersih pada semester I 2023 naik 10 persen menjadi Rp 3,63 triliun dari Rp 3,30 triliun pada semester I 2022. Sementara, beban pokok penjualan pada periode yang sama naik 9,35 persen menjadi Rp 1,87 triliun dari periode yang sama sebelumnya Rp 1,71 triliun. Dengan demikian, laba kotor meningkat 10,06 persen menjadi Rp 1,75 triliun hingga akhir Juni 2023 dibanding periode yang sama 2022 sebesar Rp 1,59 triliun.
Sepanjang semester I 2023, Ace Hardware Indonesiamembukukan laba usaha Rp 387,26 miliar naik 19,24 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 324,75 miliar.
Laba bersih pada semester I 2023 meningkat 24,76 persen sebesar Rp 302,42 miliar dari Rp 242,39 miliar pada periode yang sama 2022. Sehingga laba per saham naik menjadi 17,68 dari 14,17.
Aset perseroan sampai dengan Juni 2023 naik menjadi Rp 7,79 triliun dari Rp 7,24 triliun pada Desember 2022. Liabilitas menyusut menjadi Rp 2,09 triliun pada kuartal II 2023 dari tahun sebelumnya Rp 1,31 triliun. Sementara ekuitas hingga Juni 2023 menyusut menjadi Rp 5,70 triliun dibandingkan posisi Desember 2022 sebesar Rp 5,93 triliun.
Advertisement
7.PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA)
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA) telah mengumumkan laporan keuangan untuk periode enam bulan pertama 2023. Perseroan berhasil mempertahankan pertumbuhan positif yang tercermin dari peningkatan penjualan bersih perseroan sebesar 23,5 persen.
Hingga semester I 2023, penjualan mengalami pertumbuhan sebesar 23,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) atau naik dari Rp23,4 triliun pada semester I 2022 menjadi Rp28,9 triliun pada semester I 2023. Marjin laba kotor perusahaan meningkat menjadi 10,7 persen pada semester I 2023.
Laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp458,7miliar pada semester I 2023. Wakil Direktur Utama Erajaya Swasembada Hasan Aula mengatakan, pihaknya meyakini kondisi sektor ritel di Indonesia pada awal tahun ini tetap memberikan tren yang positif di tengah ketidakpastian akibat perlambatan ekonomi global.
Seiring dengan transisi menuju endemik, kita dapat melihat kembali tumbuhnya penjualan secara signifikan akibat dari peningkatan mobilitas masyarakat.
Pada semester I 2023, Erajaya Swasembada melihat adanya momentum kegiatan terutama pada masa menjelang Lebaran dan memasuki tahun ajaran baru. Pada saat yang sama, Erajaya terus mengembangkan jaringan ritel dengan menambah 323 toko baru pada semester I 2023, sesuai dengan komitmen dalam memperluas bisnis dan jaringan Grup Erajaya.
Sejalan dengan strategi ekspansi footprint ritel, hingga 30 Juni 2023 Erajaya telah memiliki 1.944 gerai yang tersebar di Indonesia, Singapura dan Malaysia, didukung oleh 100 pusat distribusi dan lebih dari 68.000 toko ritel pihak ketiga. Selain itu, kolaborasi perseroan dengan mitra melalui program Erafone Cloud Retail Partner terus tumbuh dengan total 61 toko yang dibuka di seluruh Indonesia.