Suasana Masjid Istiqlal dan gedung bertingkat dengan latar polusi di Jakarta, Selasa (22/8/2023). Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mulai melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengurangi polusi udara di wilayah Jakarta-Bogor-Depok-Tangerang-Bekasi (Jabodetabek). (Liputan6.com/Johan Tallo)
Meski berat, sejumlah daerah mulai merasakan turun hujan dalam dua hari terakhir. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Ini pertama kalinya langkah modifikasi cuaca diambil untuk mengurangi polusi. Sebelumnya, teknologi ini biasa digunakan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan. (Liputan6.com/Johan Tallo)
TMC Tahap I telah selesai dilakukan dengan menaburkan sebanyak 800 Kg garam di langit Jabodetabek. Penaburan garam ini untuk mengurangi polusi udara yang melanda wilayah tersebut. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Berdasarkan laporan BRIN, penyemaian mulai dilakukan sejak 19 hingga 21 Agustus dengan 1 sorti penerbangan di atas ketinggian 9.000-10.000 kaki. Setelah ini, tahap II akan digelar pada 24 Agustus hingga 2 September 2023. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Kegiatan TMC sudah pernah dilakukan oleh beberapa negara yaitu China, Korea Selatan, Thailand, dan India. (Liputan6.com/Johan Tallo)
Sementara di Indonesia baru pertama kali dilaksanakan di wilayah Jabodetabek dengan menggunakan dana siap pakai Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). (Liputan6.com/Johan Tallo)
Menurut Koordinator Laboratorium Pengelolaan TMC BRIN Budi Harsoyo, cara yang lebih efektif untuk mengurangi polutan di daerah tertentu memang dengan menjatuhkan atau mengguyurnya dengan air hujan. Namun jika hal tersebut tidak memungkinkan dilakukan, maka TMC dapat dilakukan dengan menargetkan mengganggu stabilitas atmosfer. (Liputan6.com/Johan Tallo)