Liputan6.com, Jakarta - Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro memproyeksikan pertumbuhan kredit di sektor perbankan nasional bakal menyentuh 8-9 persen. Angka tersebut turun dari perkiraan awal di level 10-11 persen.
Adapun proyeksi tersebut didasari dengan pertumbuhan loan (pinjaman) di level 3,62 persen year to date (ytd) dan deposito negatif 1,36 persen ytd.
Advertisement
“Kalau kita menggunakan dengan pola rata-rata pertumbuhan monthly kredit di dalam lima tahun terakhir di luar dari periode pandemi ya itu memang pertumbuhan kreditnya di kisaran ini industri ya bukan pertumbuhan kreditnya Mandiri, jadi itu ada di kisaran 9 persenan. Jadi relatif in line sebenarnya dengan proyeksi Bank Indonesia,” ujar dia dalam acara Mandiri Economic Outlook, Selasa (22/8/2023).
Dia bilang, penurunan proyeksi kredit perbankan nasional salah satunya disebabkan oleh penurunan ekspor. Alhasil, penurunan ekspor memberikan tekanan terhadap permintaan kredit pada 2023.
Sementara itu, ia menilai sektor perbankan masih menunjukan tren positif, meski mulai termoderasi. Pertumbuhan kredit pada Juni 2023 tumbuh 7,76 persen melambat jika dibandingkan akhir kuartal I 2023 sebesar 9,9 persen.
Di sisi lain, pertumbuhan dana pihak ketiga juga terus melambat, tercatat mencapai 5,79 persen pada Juni seiring perilaku nasabah yang kembali menggunakan dananya untuk konsumsi atau investasi. Namun demikian, likuiditas perbankan secara umum masih cukup memadai, terefleksi dari rasio Loan to Deposit (LDR) yang masih berada pada 82 persen.
Pemerintah dan Bank Indonesia juga terus mengeluarkan kebijakan yang akomodatif bagi perekonomian dan sektor perbankan. Kebijakan repatriasi Devisa Hasil Ekspor (DHE) diperkirakan akan menopang likuiditas sistem keuangan dan menopang pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
“Bank Indonesia juga mengindikasikan pertumbuhan kredit tahun 2023 ini akan mencapai kisaran 9 – 11 persen. Saya meyakini bahwa perbankan akan selalu menjaga profile kualitas asetnya meskipun pertumbuhan kredit mulai termoderasi,” imbuhnya.
Bank Mandiri Kucurkan Kredit Rp 1.272 Triliun hingga Kuartal II 2023
Sebelumnya, Bank Mandiri mencatat, penyaluran kredit secara konsolidasi tumbuh 11,8 persen secara tahunan, atau year on year (yoy) mencapai Rp 1.272,07 triliun. Pertumbuhan kredit ini jauh di atas pertumbuhan industri perbankan pada Juni 2023 sebesar 7,8 persen YoY.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menilai, peningkatan kredit Bank Mandiri tidak terlepas dari fundamental ekonomi Indonesia yang semakin solid.
"Dalam mendorong penyaluran kredit, kami tetap fokus pada sektor yang prospektif dan merupakan bisnis turunan dari ekosistem segmen wholesale di setiap wilayah. Pencapaian kinerja Bank Mandiri yang solid juga selaras dengan kondisi ekonomi Indonesia yang masih bertumbuh di tengah ketidakpastian global," ujarnya di Jakarta, Senin (31/7/2023).
Fungsi intermediasi yang impresif tersebut, lanjut Darmawan, merata di seluruh segmen. Terutama dari penyaluran kredit komersial yang meningkat 18,9 persen yoy menjadi Rp 215,7 triliun.
Kredit SME (small medium enterprise) meningkat 11,7 persen yoy menjadi Rp 72,3 triliun, sementara kredit segmen konsumer meningkat sebesar 11,3 persen yoy menjadi Rp 106 triliun.
Pertumbuhan kredit ini beriringan dengan kinerja keuangan perseroan yang tumbuh meroket. Bank Mandiri sukses membukukan laba bersih secara konsolidasi mencapai 24,9 persen yoy menjadi Rp 25,2 triliun hingga Juni 2023.
"Pertumbuhan laba tersebut merupakan hasil dari strategi baru Bank Mandiri yang berfokus pada ekosistem baik dari sisi pembiayaan maupun pendanaan," imbuh Darmawan.
Kinerja Bank Mandiri juga terlihat dari sisi profitabilitas yang terus meningkat. Return on Equity (ROE) Tier-1 bank only telah menyentuh 25,8 persen, atau naik 275 basis poin (bps) secara YoY. Sementara posisi net interest margin (NIM) bank only terjaga solid di level 5,30 persen.
Di sisi lain, posisi non performing loan (NPL) bank only melandai ke level 1,53 persen per Juni 2023. Posisi tersebut masih lebih baik dibandingkan periode Juni 2022 di level 2,47 persen, atau turun sebesar 94 basis poin (bps).
Advertisement
Pencadangan Perseroan
Dalam menjaga kualitas aset, Darmawan mengklaim Bank Mandiri juga telah membentuk pencadangan yang memadai. "Sampai dengan kuartal II 2023, kami telah menyiapkan pencadangan yang cukup, dengan NPL Coverage ratio bank only mencapai 342,2 persen. Meningkat dari posisi kuartal II tahun sebelumnya yang sebesar 274,5 persen," terangnya.
Adapun sampai dengan akhir Juni 2023, posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 Bank Mandiri makin landai menjadi Rp 26,6 triliun. Jumlah ini sudah jauh lebih rendah dari Juni 2022 di posisi Rp 58,2 triliun, atau menurun 54,3 persen secara YoY.
Penurunan ini, menurut Darmawan didorong oleh pelunasan dan pembayaran cicilan debitur, dan bisnis para debitur yang sudah kembali normal.
"Berkat disiplin dalam mengimplementasikan manajemen risiko, biaya kredit atau cost of credit (CoC) Bank Mandiri secara bank only pun berhasil ditekan menjadi 0,98 persen per Juni 2023. Jauh lebih baik bila dibandingkan periode setahun sebelumnya 1,27 persen," ungkapnya.
Sementara penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) hingga Juni 2023 mencapai Rp 59,8 triliun. Bank Mandiri juga telah membantu membukakan akses masyarakat yang sebelumnya unbanked kepada layanan perbankan melalui dukungan 140 ribu Mandiri agen yang menjangkau 2,55 juta nasabah.