Bukan Emas, Ternyata Ini Logam Mulia Termahal di Dunia

Ini dia logam mulia termahal. Bukan emas, melainkan Rhodium.

oleh Vatrischa Putri Nur Sutrisno diperbarui 23 Agu 2023, 06:00 WIB
Gambar Rhodium (Image by VecMes Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Karena keserbagunaan emas, konduktivitas, daya tahan, dan penampilannya yang bagus, menempatkannya di posisi lima besar logam termahal. Harga emas mencapai lebih dari USD 1.850 atau Rp28,3 juta per ons (dengan estimasi kurs 15.322 per dolar AS).

Mengesankan, tetapi tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan rhodium. Saat ini, logam mulia termahal dan salah satu yang paling langka, harga per ons rhodium mencapai USD 10.300 atau Rp157,8 juta pada saat publikasi.

Apa yang Membuat Rhodium Begitu Mahal?

Rhodium tidak mudah bereaksi terhadap oksigen, menjadikannya logam mulia dan berarti merupakan katalis yang sempurna, tahan terhadap korosi dan oksidasi.

Sifatnya yang tahan banting dan titik lelehnya yang tinggi, yaitu 1.964 derajat Celcius (3.567 derajat Fahrenheit), menempatkannya di antara logam kelompok platinum bersama dengan platina, paladium, osmium, iridium, dan rutenium.

Kemampuannya untuk menahan suhu air dan udara hingga 600 derajat Celcius (1.112 derajat Fahrenheit), dan tetap tidak larut dalam sebagian besar asam, membuat rhodium sangat serbaguna untuk digunakan pada mobil, pesawat terbang, kontak listrik, dan termokopel suhu tinggi serta kabel resistansi.

Sebagai logam yang paling langka dari kelompok logam platinum, rhodium terdapat sekitar 0,000037 bagian per juta di kerak bumi, sementara emas ditemukan dalam jumlah yang berlimpah sekitar 0,0013 bagian per juta, menurut Royal Society of Chemistry.

Diproduksi terutama di Afrika Selatan dan Rusia, rhodium dapat menjadi produk sampingan dari pemurnian bijih tembaga dan nikel, yang mengandung hingga 0,1 persen logam mulia. Sekitar 16 ton rhodium diproduksi setiap tahun, dengan perkiraan cadangan sebesar 3.000 ton.


Penemuan Rhodium

Pasangan ini memiliki cincin dengan detail black rhodium yang tampilan kontras [instagram/mondial]

Penemuan Rhodium terjadi pada tahun 1803 oleh William Hyde Wollaston, seorang ahli kimia Inggris, yang mengekstraksi unsur tersebut dari sepotong bijih platina dari Amerika Selatan. Penemuan ini terjadi tidak lama setelah Wollaston menemukan logam kelompok platinum lainnya, paladium.

Umumnya ditemukan bersama dengan endapan platinum, rhodium diperoleh dari sampel Wollaston dengan cara menghilangkan platinum dan paladium, meninggalkan bubuk merah tua yang diolah dengan gas hidrogen untuk mengungkapkan logam mulia Rhodium.

Sementara logam padatnya memancarkan warna perak-putih yang cerah dan reflektif, rhodium mendapatkan namanya dari bahasa Yunani "rhodon" yang berarti mawar. Namanya mengacu pada warna merah dari garam logam tersebut.

Terlepas dari kelangkaan dan keindahannya, statistik dari tahun 2019 menunjukkan hampir 90 persen permintaan rhodium berasal dari sektor katalis otomatis dalam produksi konverter katalitik, sebuah penggunaan yang bisa dibilang tidak biasa untuk salah satu logam mulia yang paling langka di Bumi.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya