Dee Lestari Bikin Memoar untuk Ayah, Ngintip sambil Belajar dari Buku Prosa Gerilya Karya Andre Syahreza

Dee Lestari kini menulis memoar ayahnya yang seorang tentara. Belakangan, ia mengintip sambil belajar dari buku Prosa Gerilya karya Andre Syahreza.

oleh Wayan Diananto diperbarui 23 Agu 2023, 00:38 WIB
Dee Lestari tengah menulis memoar tentang ayahnya yang seorang tentara. Belakangan, ia mengintip sambil belajar dari buku Prosa Gerilya karya Andre Syahreza. (Foto: Dok. Instagram @deelestari)

Liputan6.com, Jakarta Setelah melahirkan banyak novel laris, Dee Lestari ditantang membuat biografi atau lebih tepatnya memoar tentang sang ayah, Yohan Simangunsong yang notabene seorang tantara. Ini terungkap ketika ia ditanya kemungkinan menulis biografi atau tema kepahlawanan ke depan.

“Saya sedang menggarap memoar tepatnya, dari ayah saya. Ayah saya tentara. Jadi, ketika saya baca bukunya Andre Syahreza, saya sebenarnya sambil menilik dan belajar hem… kemungkinannya seperti apa, nih,” kata Dewi Lestari kepada Showbiz Liputan6.com.

Personel Rida Sita Dewi membocorkan, 80 persen memoar itu nantinya memuat aktivitas ayahnya di dunia militer. Meski ayahnya bukan Pahlawan Nasional Indonesia, Dee Lestari percaya tak ada cerita yang enggak menarik asal menemukan sudut pandang yang pas.

Ini disampaikan penulis lagu “Firasat” dalam gelar wicara virtual peluncuran buku Prosa Gerilya karya Andre Syahreza, Tribute to I Gusti Ngurah Rai, baru-baru ini. Dee Lestari membaca Prosa Gerilya dan belajar banyak dari sana.

 


Tak Hanya Berhenti di Buku

Dee Lestari ketika menghadiri peluncuran Prosa Gerilya karya Andre Syahreza Tribute to I Gusti Ngurah Rai bagian dari Powerful Indonesia Festival di Bali, Agustus 2023. (Foto: Dok. Instagram @deelestari)

Ia percaya, tokoh siapapun bisa diceritakan selama penulis berhasil menuturkannya dengan memenuhi unsur-unsur dramatis untuk memikat pembaca. Kuncinya, kapabilitas penulis untuk membuat siapapun menjadi menarik. Ini tak hanya soal buku.

“Nanti enggak hanya berhenti di buku, bisa diadaptasi jadi film dan serial. Gerbangnya itu, ceritanya harus bagus dan menarik. Saya tidak pernah ingin terkunci dalam satu genre saja. Jadi, tidak menutup kemungkinan saya akan menuliskan kisah-kisah kepahlawanan dari sisi fiksi,” ujarnya.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Andre Menjawab Tantangan Itu

Dee Lestari ketika menghadiri peluncuran Prosa Gerilya karya Andre Syahreza Tribute to I Gusti Ngurah Rai bagian dari Powerful Indonesia Festival di Bali, Agustus 2023. (Foto: Dok. Instagram @deelestari)

Kunci fiksi hanya satu, membuatnya semenarik dan sememikat mungkin di mata audiens. Dee Lestari menambahkan, buku dan film adalah dua dari sekian banyak medium untuk tema kepahlawanan maupun biografi. Ada banyak medium lain yang tak kalah efektif.

“Komik bisa menjadi salah satu medium yang mudah mencapai pembaca muda dan yang dilakukan Andre menjawab tantangan itu. Membawa sosok kepahlawanan lewat cara yang lebih cair, penyampaian lebih mudah dengan hal-hal yang relevan terhadap masa kini,” urai Dee Lestari.

 


Saya Tersentuh...

Dee Lestari ketika menghadiri peluncuran Prosa Gerilya karya Andre Syahreza Tribute to I Gusti Ngurah Rai bagian dari Powerful Indonesia Festival di Bali, Agustus 2023. (Foto: Dok. Instagram @deelestari)

Peluncuran Prosa Gerilya karya Andre Syahreza Tribute to I Gusti Ngurah Rai bagian dari Powerful Indonesia Festival, perayaan tahunan yang menampilkan esensi Powerful Indonesia yang tercermin lewat seni, budaya, tradisi, warisan budaya, hingga musik dalam kesatuan.

“Ketika merefleksikan profil I Gusti Ngurah Rai, saya tersentuh oleh dedikasinya yang tak tergoyahkan untuk Indonesia. Keberanian, komitmen teguh, dan pengorbanan tanpa pamrih adalah esensi dari jiwa sekaligus semangat Indonesia,” Andre Syahreza membeberkan.

Kisah dari tokoh-tokoh seperti I Gusti Ngurah Rai penting untuk diulas, sebagai penunjuk sekaligus penerang perjalanan generasi muda di masa depan. General Manager The Apurva Kempinski Bali, Vincent Guironnet, mengamini pendapat Andre Syahreza.

“Kami pun merasa terhormat menjadi tuan rumah peluncuran buku Prosa Gerilya. Tidak hanya perayaan tokoh heroik dalam sejarah Bali, acara ini refleksi semangat kolaborasi, pelestarian budaya, dan pemberdayaan yang menjadi inti core value kami,” ujar Vincent Guironnet.

Buku populer di Indonesia dari masa ke masa sudah berkembang sebelum era kemerdekaan. (Dok: Liputan6.com/Trie Yasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya