Setelah Anggota Parlemen, ASN Malaysia Diwajibkan Pakai Batik Tiap Kamis

Parlemen Malaysia lebih dulu menggunakan batik setiap Kamis daripada ASN.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 23 Agu 2023, 08:00 WIB
Nurul Izzah Anwar berpose untuk mendukung kampanye Batik Malaysia. (dok. Instagram @bakhtiarm/https://www.instagram.com/p/CVkQE9bhWxO/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Seluruh aparatur sipil (ASN) federal diwajibkan untuk mengenakan batik Malaysia setiap Kamis. Hal ini menyusul langkah parlemen Malaysia yang menerapkan aturan serupa lebih dulu, yakni sejak 28 Oktober 2021.

Kantor berita Malaysia, Bernama melaporkan bahwa arahan yang dikeluarkan pemerintah Malaysia itu berlaku efektif mulai Senin, 21 Agustus 2023. Surat edaran bertajuk Pelayanan Pemakaian Pakaian Batik Malaysia Selama Jam Kerja Bagi Pejabat Pelayanan Publik Federal titu ditandatangani oleh Direktur Jenderal Departemen Pelayanan Publik (PSD), Datuk Dr Zulkapli Mohamed.

Menurut surat edaran, kewajiban memakai batik tidak berlaku bagi petugas berseragam khusus atau mereka yang menghadiri acara resmi dengan aturan berbusana yang spesifik. "Penggunaan batik Malaysia oleh petugas aparatur sipil sudah dilaksanakan sejak 1985," demikian isi surat tersebut.

 

"Dalam rangka terus mendukung industri batik Malaysia dan untuk memastikan bahwa batik tetap menjadi warisan dan simbol identitas Malaysia, pemerintah setuju bahwa seluruh petugas publik diperintahkan untuk mengenakan batik Malaysia setiap Kamis dan didorong untuk mengenakannya di hari kerja lainnya," sambung surat edaran yang dibagikan di laman Facebook PSD resmi, Selasa, 22 Agustus 2023.

Surat edaran itu juga disebarkan ke seluruh ASN, badan hukum, dan pemerintah daerah. "Sehubungan dengan Surat Edaran Dinas (baru) ini, Surat Edaran Dinas Nomor 1 Tahun 2021 tentang Pengenaan Pakaian Batik Malaysia bagi Pejabat Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan ini dicabut," ujarnya.

 


Sejarah Batik Malaysia

Anggota parlemen Malaysia, Nurul Izzah Anwar berfoto dengan rekannya di sela-sela pemotretan untuk mendukung kampanye batik Malaysia. (dok. Instagram @niknazminikahmad/https://www.instagram.com/p/CVl8CrahA9t/Dinny Mutiah)

Mengutip jurnal A Brief Review of Malaysian Batik Developments From 190s to 1980s dari University of Malaya pada 2013, batik Malaysia tercatat mulai dikembangkan pada 1920an lewat keberadaan orang-orang Jawa di Kelantan, pantai timur Malaysia. Selain Kelantan, terengganu juga disebut sebagai pionir dan paling terkenal dalam memproduksi batik di negara itu.

Seperti halnya definisi batik di Indonesia, The Standard and Industrial Research Institute of Malaysia (SIRIM) menyatakan bahwa batik adalah kerajinan tangan yang diproses menggunakan lilin sebagai perintang. Motif dirancang di atas kain menggunakan lilin panas dan diikuti dengan aplikasi warna. Penerapan lilin dan pewarnaan atau lukisan tangan selanjutnya sering dilakukan berulang kali (Malaysian Handicraft Development Corporation, 2007).

Mereka menyebut bahwa industri batik di Malaysia berumur kurang dari satu abad, tetapi berperan penting sebagai identitas nasional. Tahun 1970an disebut sebagai titik balik dalam produksi batik dan sebuah awal baru dalam semua hal. Batik dianggap bernilai seni tinggi di Malaysia yang tidak lagi hanya dibuat menjadi sarung oleh warga setempat.

Peneliti di Malaysia menyebut batik tulis populer dijadikan pakaian dalam dua dekade terakhir, namun secara keseluruhan ada penurunan keunikan dan inovasi dalam industri batik setempat. Desain batik juga diciptakan tanpa mengamati tren pasar. Batik Malaysiaterlokalisir dan tidak terekspos pada pasar global.

 


Aturan di Parlemen

Anggota parlemen Malaysia Syed Saddiq berpose dengan berbusana batik saat menghadiri rapat parlemen. (dok. Instagram @syedsaddiq/https://www.instagram.com/p/CVjm3K2v7pU/Dinny Mutiah)

Bila di Indonesia Jumat kerap diasosiasikan dengan penggunaan batik, lain halnya dengan Malaysia. Parlemen negeri jiran sepakat untuk menjadikan setiap Kamis sebagai hari batik.

Mereka mulai menerapkannya pada Kamis, 28 Oktober 2021. Mayoritas anggota parlemen terlihat mengenakan busana batik yang berwarna-warni saat menghadiri rapat di Dewan Rakyat pada hari yang disebut mereka bersejarah itu. Biasanya, mereka hanya mengenakan setelan hitam selama bekerja di gedung rakyat itu.

Salah satu yang bangga mengenakan batik pada hari itu adalah Syed Saddiq, mantan Menpora Malaysia. Ia mengunggah penampilannya berkemeja batik lengan panjang di akun Instagram pribadinya.

"1st time parlimen benarkan pakai batik. I love it. Sepatutnya dibenarkan setiap hari, bukan sahaja pada hari Khamis. Batik is sexy," tulis Saddiq.

Keputusan parlemen Malaysia untuk menjadikan Kamis sebagai Hari Batik itu juga diapresiasi oleh Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya Datuk Seri Nancy Shukri yang turut hadir mengenakan baju kurung batik berwarna ungu keperakan.

"Aku ingin mengambil kesempatan ini untuk berterima kasih kepada Parlemen yang terlihat cerdas dan elegan mengenakan batik Malaysia pada hari ini. Anda berhak mendapat tepuk tangan," ucapnya dalam rapat dengar pendapat di Dewan Rakyat, dikutip dari The Star, Jumat, 29 Oktober 2021.


Untuk Industri Batik Lokal

Minta Maaf Sebut Batik Berasal dari Negaranya, Miss World Malaysia Tetap Diprotes. (dok.Instagram @lavanyasivaji/https://www.instagram.com/p/CVFX3IBBsBb/Henry_

Keputusan menjadikan Kamis sebagai Hari Batik diambil Komite Dewan Rakyat pada 11 Oktober 2021. Mereka sepakat dengan usulan untuk menggunakan busana lengan panjang berbahan batik Malaysia saat menghadiri rapat di DPR pada Kamis.

Menteri di Departemen Perdana Menteri (Parlemen dan Hukum), Datuk Seri Dr Wan Junaidi Tuanku Jaafar mengumumkan peluncuran gerakan itu sebagai dukungan atas warisan leluhur. Proposal itu merespons inisiatif yang diluncurkan Menteri Pariwisata Malaysia.

Meski begitu, ia menyatakan penggunaan batik setiap Kamis bukanlah keharusan. Namun, mayoritas anggota parlemen tidak keberatan, bahkan mereka menggelar sesi foto untuk menegaskan dukungan pada batik Malaysia, seperti ditunjukkan oleh Nurul Izzah Anwar, putri Anwar Ibrahim yang juga anggota parlemen Malaysia.

Sementara, Nancy menyatakan langkah tersebut merupakan berita baik untuk industri batik lokal. Hal itu juga bagian dari upaya kementerian untuk menjunjung tinggi batik sebagai warisan nasional.

"Kami berharap 1.902 pedagang tekstil di bawah Kraftangan Malaysia bisa mendapat keuntungan dari inisiatif ini," ucapnya.

Infografis Penetapan Batik Sebagai Warisan Dunia UNESCO. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya