Liputan6.com, Seoul - Seorang warga China, yang diyakini merupakan aktivis hak asasi manusia (HAM), ditangkap di Korea Selatan atas upayanya melarikan diri ke Seoul menggunakan jet ski.
Laporan media lokal menyebut pria itu adalah Kwon Pyong, seorang kritikus yang kerap mengomentari Presiden China Xi Jinping.
Advertisement
Dilansir BBC, Kamis (24/8/2023), Penjaga Pantai Korea Selatan mengatakan pria tersebut telah melakukan perjalanan sejauh 300 km dengan bermodalkan teropong dan kompas, namun kemudian kehilangan arah. Pihaknya menambahkan bahwa pria itu mengalami masalah di dekat terminal kapal pesiar di pelabuhan barat Incheon dan meminta bantuan.
Penjaga Pantai Korea Selatan tidak mengidentifikasi pria tersebut, mengatakan dia telah ditahan pada Rabu (16/8) karena berusaha "menyelundupkan dirinya" ke kota tersebut. Tidak ada kecurigaan bahwa dia bisa menjadi mata-mata.
Pihaknya juga menyebut bahwa pria yang mengenakan jaket pelampung dan helm, sedang menarik lima barel bahan bakar dari Provinsi Shandong di belakang mesin 1.800cc.
"Dia mengisi ulang bensin di perjalanan dan membuang tong-tong kosong ke laut," jelasnya.
Dikonfirmasi Kabur
Juru kampanye Lee Dae-seon yang berbasis di Korea Selatan, dari organisasi nirlaba Dialogue China, mengonfirmasi kepada kantor berita AFP pada Selasa (22/8) bahwa Kwon (35) adalah orang yang melarikan diri. Kwon sendiri diketahui telah menghabiskan waktunya di penjara di China karena mengkritik Presiden Xi secara terbuka.
"Meskipun cara (Kwon) memasuki Korea Selatan dengan melanggar hukum adalah salah, pengawasan terhadap otoritas Tiongkok dan penganiayaan politik terhadap Kwon sejak tahun 2016 menjadi alasannya menyeberang ke Korea Selatan meski membahayakan nyawanya," katanya.
Dia menambahkan bahwa Kwon kini sedang mempertimbangkan apakah akan mengajukan permohonan status pengungsi di Korea Selatan, walaupun hanya mengabulkan sedikit permohonan setiap tahunnya.
Advertisement
Cegah Aktivis Kabur
Dalam beberapa tahun terakhir, Beijing telah meningkatkan larangan keluar melalui bandara dan penyeberangan perbatasan resmi lainnya untuk menghalangi para aktivis meninggalkan Negara Tirai Bambu itu. Hal ini menjadi semakin rumit ketika banyak negara pro-Beijing di Asia Tenggara tidak lagi menampung pencari suaka, sehingga menambah kesulitan yang dihadapi para aktivis yang ingin melarikan diri.
Bulan lalu, pengacara hak asasi manusia terkenal di China Lu Siwei, ditangkap di Laos dan dikembalikan ke negaranya sebelum ia dapat bergabung dengan istri dan anak-anaknya di Amerika Serikat. Namun, menggunakan jet ski dan melintasi perairan berombak menuju Korea Selatan mungkin merupakan salah satu upaya pelarian paling ekstrem yang terlihat di zaman modern.