Bapanas Minta Bulog Kumpulkan 250 Ribu Ton Jagung Sepanjang 2023

Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) meminta Perum Bulog untuk menjaga stok jagung nasional. Caranya dengan menyerap sekitar 250 ribu ton jagung sepanjang 2023 ini.

oleh Arief Rahman H diperbarui 23 Agu 2023, 13:30 WIB
Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) meminta Perum Bulog untuk menjaga stok jagung nasional. Caranya dengan menyerap sekitar 250 ribu ton jagung sepanjang 2023 ini. (dok. Pixabay.com/lukinIgor)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) meminta Perum Bulog untuk menjaga stok jagung nasional. Caranya dengan menyerap sekitar 250 ribu ton jagung sepanjang 2023 ini.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menyebut pemenuhan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) sebagai upaya perbaikan tata kelola jagung nasional. Menurutnya, ini jadi amanat dati Perpres 125 Tahun 2022 tentang Pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah. Dalam pandangannya, pengelolaan CJP sangat dibutuhkan untuk membangun konektivitas hulu hilir yang kuat,

"Pemerintah melalui NFA menugaskan Perum Bulog untuk mengadakan 250 ribu ton jagung sepanjang tahun 2023 dengan stok akhir tahun minimal 60 ribu ton sebagaimana Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional No. 03/HK.02.05/K/1/2023. Bulog akan bisa menjalankan fungsi stabilisasi sesuai penugasan manakala memiliki stok dalam bentuk cadangan jagung tersebut," ujar Arief dalam keterangannya, Rabu (23/8/2023).

Arief mengatakan, dengan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Bulog, pengelolaan CJP diharapkan dapat berjalan secara baik. Perum Bulog memiliki infrastruktur berupa sarana pengering jagung/Corn Drying Center (CDC) sebanyak 3 unit yang berada di lokasi sentra jagung di Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur dengan kapasitas silo masing-masing mencapai 9.000 ton.

Berdasarkan Prognosa Neraca Komoditas Jagung, perkiraan produksi jagung dalam negeri tahun 2023 mencapai 18,15 juta ton, dengan stok carry over dari tahun 2022 sebesar 3,08 juta ton. Sementara kebutuhan jagung sepanjang tahun 2023 diperkirakan sebanyak 16,98 juta ton, sehingga perkiraan neraca jagung terdapat surplus sekitar 5,08 juta ton.

Stok Jagung

Adapun stok jagung yang saat ini dikelola Bulog sebanyak 203 ton atau sekitar 0,08 persen dari target stok jagung nasional sesuai penugasan NFA sebanyak 250 ribu ton sepanjang tahun 2023.

"Prioritas utamanya kita mendorong produksi jagung dalam negeri untuk diserap oleh Bulog. CDC yang dimiliki Bulog harus dimaksimalkan untuk menyimpan cadangan jagung ini, sehingga pada saat dibutuhkan, pemerintah bisa melakukan intervensi untuk menstabilkan pasokan dan harga jagung. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan stabilitas harga telur ayam dan daging ayam di mana struktur biaya pokok produksi salah satunya berasal dari komponen biaya pakan dari jagung," paparnya.

 


Operasi Pasar

ilustrasi jagung pengganti nasi/pexels

Lebih lanjut, Arief mengatakan cadangan itu akan digunakanul dalam rangka stabilitas pasokan dan harga pangan (SPHP) melalui operasi pasar. Khususnya menyasar peternak skala mikro dan kecil.

Berdasarkan data Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, terdapat 3.951 peternak yang tersebar di 7 provinsi dan 40 kabupaten sentra dengan populasi mencapai 17,5 juta ekor dan estimasi total alokasi jagung yang dibutuhkan sebanyak 63.327 ton.

"Upaya ini dilakukan untuk menstabilkan harga jagung ke tingkat yang wajar, sehingga harga pakan ternak akan terkoreksi menuju keseimbangan baru dan memberikan dampak positif bagi stabilisasi harga ayam dan telur di tingkat konsumen harga jagung," pungkasnya.

 


Bulog Amankan 1,6 Juta Ton Beras

Ilustrasi Beras (istimewa)

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi memastikan cadangan beras pemerintah dalam kondisi aman. Menyusul Perum Bulog yang sudah menguasai sekitar 1,6 juta ton beras.

Arief menegaskan stok CBP tersebut telah dipersiapkan dalam rangka penyaluran bantuan pangan dan stabilisasi harga.

“Kami sampaikan bahwa stok beras di Bulog ada dan cukup untuk bantuan pangan dan stabilisasi harga, jumlah 1,6 juta ton beras secured sesuai arahan Bapak Presiden dalam ratas sebelumnya.” ujar Arief dalam keterangannya, Selasa (22/8/2023).

Dia mengatakan, stok CBP ini akan terus bertambah seiring penyerapan gabah/beras yang terus dilakuan oleh Perum Bulog. Dengan stok beras yang tersedia tersebut, Arief meminta masyarakat untuk lebih bijak dalam membeli bahan pangan untuk keperluan sehari hari.

“Kami mengimbau kepada masyarakat untuk belanja bijak sesuai keperluan dan stop boros pangan. Saya tegaskan bahwa stok beras yang ada di Perum Bulog aman dan cukup untuk keperluan bantuan pangan dan stabilisasi harga.” ujarnya.

Arief mengatakan untuk meredam kenaikan harga beras, pihaknya terus menggencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) di seluruh daerah dan secara rutin bersama Kementerian Dalam Negeri beserta K/L lainnya melakukan rapat koordinasi yang dihadiri oleh Gubernur dan Bupati/Walikota dalam rangka monitoring perkembangan inflasi pangan di seluruh wilayah.

Selain itu, demi menjaga daya beli masyarakat berpendapatan rendah, Pemerintah akan segera kembali menggelontorkan bantuan pangan beras kepada 21,353 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang tersebar di seluruh provinsi.

 


Bantuan Beras

Ilustrasi beras (Istimewa)

Lebih lanjut, Arief menuturkan hal itu sama seperti bantuan beras tahap pertama yang berlangsung pada April – Mei 2023. Bantuan pangan beras kali ini akan disalurkan selama tiga bulan pada Oktober-Desember 2023 dengan volume masing-masing 10 kg beras.

“Sesuai arahan Bapak Presiden bahwa bantuan pangan beras ini akan kembali kita gelontorkan untuk masyarakat berpendapatan rendah pada bulan Oktober hingga Desember mendatang. Ini salah satu upaya membantu masyarakat yang benar-benar membutuhkan.” ungkapnya.

Adapun berdasarkan Panel Harga NFA per 22 Agustus 2023, harga rata-rata beras medium Rp. 12.181 per kg dan mengalami kenaikan 0,3 persen dari Rp. 12.144 per kg pada 18 Agustus 2023.

Berdasarkan KSA BPS produksi padi di bulan Agustus hingga Desember merupakan panen gadu di mana neraca produksi – konsumsi bulanan mengalami defisit.

“Jadi cadangan pangan ini sudah kita siapkan dengan baik dari awal untuk mengantisipasi defisit bulanan di akhir tahun 2023 ke tahun 2024, untuk digunakan dalam rangka SPHP, tanggap darurat, dan bantuan pangan beras yang akan kembali digelontorkan mulai Oktober mendatang," pungkasnya.

 

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya