Liputan6.com, Jakarta - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief menyebut ada partai politik yang akan berkhianat. Jika begitu, menurut Andi, Demokrat menegaskan akan terus bersama PKS.
Oleh karena itu, Partai NasDem menyakinkan bakal calon presiden (capres) Koalisi Perubahan Anies Baswedan supaya tidak khawatir ditinggal partai politik (parpol).
Advertisement
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai NasDem Ahmad Ali. Menurut dia, Anies diberikan kewenangan penuh untuk memilih nama bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya di Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.
"Jadi Anies Baswedan tidak perlu takut untuk mengambil putra putri terbaik yang dimiliki bangsa ini untuk mendampingi dia tanpa dihantui rasa ketakutan akan ada anggota koalisi yang lari," ujar Ahmad Ali kepada wartawan, dikutip Rabu (23/8/2023).
Ali meyakinkan bahwa tidak ada gejolak di internal Koalisi Perubahan. Apabila posisi cawapres menjadi masalah, ia mengingatkan sudah disepakati bahwa Anies lah yang akan memilih.
"Dari pembicaraan-pembicaraan dalam koalisi ini banyak hal telah dibicarakan banyak kesepakatan telah diambil. Termasuk bagaimana kemudian Anies Baswedan diberi kewenangan keleluasaan untuk mencari wakilnya," ucap Ali.
Dia menegaskan, sebagai bakal capres, tentunya Anies dibebaskan memilih siapa pun. Tetapi, kata Ali, tentunya ada pertimbangan penting yaitu calon wakil presidennya harus menambah peluang menang.
"Jadi Anies setelah mendapatkan wakilnya itu dia harus bisa menjelaskan secara ilmu pengetahuan statistik kenapa orang tersebut dia pilih apa karena bisa menambah suara dia, atau mempertebal dukungan mas Anies di wilayah yang masih lemah," beber Ali.
Bakal Didampingi AHY?
Lantas, nama Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti (AHY) yang terus Demokrat dorong sebagai calon wakil presiden, ditegaskan Ali NasDem tidak dalam posisi menolak.
"Kalau demikian Anies bisa menjelaskan bahwa kenapa ambil AHY umpamanya, karena dia bisa umpamanya menambah. Kenapa dia tidak ambil AHY umpamanya karena dia belum bisa bahwa bukan kriteria yang diharapkan ditetapkan," ucap dia.
"Anies tidak menutup peluang dari kader-kader partai koalisi tapi tidak menutup peluang kader non koalisi. Ini semata-mata untuk wakil orang yang untuk mengisi kekurangan Anies di wilayah tertentu," jelas Ali.
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber : Merdeka.com
Advertisement
Presiden PKS Respons Wacana Duet Ganjar-Anies: Masih Sangat Terbuka
Sebelumnya, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu memberi tanggapan soal wacana duet Ganjar Pranowo-Anies Baswedan, sebagai bakal calon presiden dan wakil presiden 2024 yang sempat dilontarkan Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah.
Saat ditemui dalam lomba baca Teks Proklamasi yang digelar Fraksi PKS DPR RI di Kabupaten Badung, Bali, Syaikhu menilai bahwa partai politik peserta Pemilu 2024 sejatinya belum menetapkan pilihan akhir.
"Masih mencari dinamika satu sama lain, jadi masih sangat mungkin terjadi pergeseran (capres dan cawapres) sampai pada saat nanti menjelang pendaftaran, baru ketahuan akan saling mengunci dan final," kata Syaikhu dilansir dari Antara, Rabu (23/8/2023).
Meski peluang duet itu ada, PKS sebagai bagian dari koalisi perubahan menyatakan bahwa hingga kini mereka masih teguh mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden, meskipun banyak opsi muncul ke permukaan.
"Bagi kami di koalisi tiga partai pengusung Anies sampai hari ini Insya Allah masih solid. PKS, Nasdem dan Demokrat masih teguh untuk mengusung saudara Anies Baswedan," tegas Syaikhu.
"Tapi tadi, kalau peluang dan segala macamnya ya masih sangat terbuka sepanjang belum ada proses pendaftaran ke komisi pemilihan umum," sambungnya di hadapan media.
Tak Dipatok PKS
PKS tak mematok siapa dan kapan Anies akan mengumumkan nama calon wakil presiden. Menurut Syaikhu, PKS telah mengajukan beberapa nama pada akhirnya kembali menyerahkan keputusan kepada eks Gubernur DKI Jakarta itu.
PKS, kata Syaikhu, juga tak ambil pusing mengenai hasil survei elektabilitas Anies Baswedan yang masih di bawah Ganjar Pranowo dan bakal capres dari Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Menurutnya, survei-survei yang beredar hanya cerminan dari kondisi hari ini dan belum tentu sama dengan enam bulan mendatang, ditambah ketika nantinya pasangan cawapres ditentukan.
"Kita juga banyak belajar pada saat mengusung Anies di Gubernur DKI Jakarta. Saat itu juga survei masih buncit, tetapi dalam proses kita berusaha terus untuk meyakinkan masyarakat dan sampai akhirnya mereka menentukan pilihannya pada Anies," tutur Syaikhu.
Advertisement
PDIP Buka Peluang Duetkan Ganjar dengan Anies Baswedan
Sebelumnya, PDI Perjuangan membuka peluang untuk menduetkan Ganjar Pranowo dengan Anies Baswedan di Pilpres 2024. Ketua DPP PDI Perjuangan Said Abdullah mengatakan nantinya jalur komunikasi dapat melalui Puan Maharani.
"Bisa saja, pembicaraan dibuka dengan kanal-kanal itu, Mbak Puan juga berkomunikasi dengan AHY," kata Said di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 22 Agustus 2023.
Tetapi, keputusan apakah Ganjar bakal berpasangan dengan Anies Baswedan itu harus disetujui oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ganjar sendiri.
"Tapi penafsiran akhir adalah tetap kita serahkan kepada Pak Ganjar, Bu Megawati bersama partai partai yang lain," ujar Said.
Wacana itu muncul karena Said ingin mengajak seluruh tokoh calon presiden saling menghormati. Hanya saja ketua Banggar DPR RI ini menegaskan Ganjar yang terbaik sebagai calon presiden. Berbagai survei politik pun mendukung klaim Said tersebut.
"Saya ingin menunjukkan bahwa yuk kita saling menghormati, mengapresiasi semua capres yang ada. Bahwa calon kami paling unggul ya, itulah faktanya," katanya.