Liputan6.com, Jakarta - Dari puluhan ribu jemaah Majelis Ta'lim Sabilu Taubah yang diasuh Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam mencuat sejumlah kisah yang menarik.
Bukan hanya kisah taubatnya Meydawati (Mey) pengamen yang pemabuk, atau kisah penyanyi Bojonegoro yang menggeruduknya yang menjadi perhatian masyarakat.
Banyak kisah-kisah unik yang ada dalam pengajian yang dipimpin Gus Iqdam 'dekengane pusat' itu. Di antaranya adalah kisah pingsannya jemaah Pak Jumari.
Jumari pingsan bukan karena sakit, akan tetapi karena penyebab lainnya.
Kisah Pak Jumari ini unik, tersiar dalam akun TikTok shdkalmdjo, dalam tayangan tersebut Gus Iqdam bercerita jika Pak Jumari beberapa saat sebelumnya pingsan. Kejadian tersebut kontan membuat Gus Iqdam khawatir bukan kepalang.
Baca Juga
Advertisement
Simak Video Pilihan Ini:
Ternyata Pak Jumeri Pingsan karena Ini
Pak Jumari tiba-tiba jatuh dan pingsan saat di rumahnya. Saat kejadian, bukan hanya Gus Iqdam yang khawatir beberapa santri lain yang ada di rumahnya turut khawatir, bahkan ada yang sempat menggunakan tenaga dalam untuk mencoba menolongnya, yang diistilahkan adu kekuatan.
Mendapati laporan ada jemaahnya yang pingsan. Gus Iqdam meminta santri untuk menemui bu Nyai (Ibu dari Gus Iqdam) Hj Ny Lanratul Farida.
"Matur bu Nyai jamaahe Gus-e biar didoain Bu Nyai. Lha Bu Nyai itu ampuh betulan, bilang ke Baha (santri) untuk membawakan nasi satu piring. Lha ini beneran tidak menipu. Ibuku ampuh" ujar GUs Iqdam.
Ternyata saran dari Ibunda Gus Iqdam untuk mengobati santri yang pingsan santri hanya dengan memberikan sepiring nasi.
Selain nasi, Pak Jumari juga sempat diberi kelapa muda, dan semuanya habis.
Tak sampai di situ, santri lain juga diminta untuk memberikan dua nasi bungkus, dan ternyata habis juga.
"Inggih telas sedanten (Iya habis dimakan semua)," kata Pak Jumari.
Ternyata pingsannya jemaah Gus Iqdam bernama Jumari bukan karena sakit, tapi karena lapar. Begitu selesai makan beberapa bungkus nasi yangbersangkutan sehat kembali.
Advertisement
Jemaah Dekengane Klentheng
Ada yang unik lagi, salah seorang jemaah Gus Iqdam yaitu bernama Pak Heru, mantan preman yang mengaku dekengane klentheng. Sosok tukang parkir bertato yang mengaku taubat setelah bertemu Gus Iqdam, setiap hari bekerja sebagai tukang parkir di area klentheng setempat. Makanya dirinya menyebut dekengane klentheng.
"Ingin ikut Gus Iqdam sholawatan, dan ngaji seminggu dua kali," kata Pak Heru yang memiliki tato di beberapa bagian tubuhnya, dan mengaku berhenti minum saat anaknya menikah tersebut.
Perubahan setelah bertemu Gus Iqdam menurut pengakuannya kini sudah mulai menjalankan sholat wajib meski belum lima waktu.
"Pripun Pak Heru sekniki sampun kerso sholat? (Bagaimana Pak Heru sekarang sudah mau sholat?)," tanya Gus Iqdam.
"Alhamdulillah sholat Gus. Sehari dua kali Gus," kata Pak Heru.
"Lha alhamdulillah sudah mau jalani, ya gak papa belum lengkap. Santri sini macam-macam ada yang dua kali, tiga kali, ada yang penuh. Bukan berarti saya membolehkan seperti itu. Tetapi bagaimana, untuk bertahap memperbaiki dirinya," tandas Gus Iqdam.
Jamaah Gus Iqdam Kelahiran Tahun 1929
Namanya Bu Sukarti, salah satu jamaah Sabilu Taubah keunikannya ia merupakan jamaah yang kemungkinan paling tua yang datang ke markas Sabilu Taubah, Bu Sukarti kelahiran tahun 1929.
Bahkan dari pendengarannya pun sudah tampak berkurang, terlihat saat ditanya Gus Iqdam, dalam wawancaranya.
Meski sudah tak muda, dan berusia 94 tahun semangat mengajinya luar biasa. Ia mengaku sudah tiga kali datang ke majelis Gus Iqdam tersebut.
Usut punya usut, Ibu Sukarti merupakan Ibu dari Pak Jumari yang pernah pingsan di rumah Gus Iqdam. Pingsannya bukan karena sakit, melainkan karena lapar.
Dalam kesempatan tersebut, Gus Iqdam selain mendoakan juga minta doa agar sehat dan panjang umur. Beruntung Bu Sukarti saat itu, mendapat rezeki dari anggota kepolisian.
Dan Gus Iqdam masih saja menggodanya, yang menurutnya meski sudah berusia senja masih tampak cantik, bahkan mirip Lesti Kejora, penyanyi dangdut. Sontak seluruh jemaah menyoraki pernyataan Gus Iqdam tersebut.
Penulis: Nugroho Purbo
Advertisement