Menperin Minta Bantuan Startup Ajari Pengusaha Kecil Melek Teknologi

Masalah yang terjadi di sektor industri dapat dipecahkan melalui transformasi teknologi. Oleh karenanya, sebagai pelaksanaan Gerakan Making Indonesia 4.0, Kemenperin mendorong ratusan startup teknologi dapat terhubung dengan IKM.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 23 Agu 2023, 21:50 WIB
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. Ia mengatakan bahwa kontribusi manufaktur ke pertumbuhan ekonomi masih tinggi. (Dok Kemenperin)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya revolusi industri 4.0 dan transformasi digital bagi sektor industri kecil dan menengah (IKM).

Menurut dia, pemerintah bakal terus memberi dukungan, edukasi, dan pembinaan kepada para pelaku industri untuk meningkatkan adopsi teknologi.

"Saya menargetkan setidaknya pada tahun 2024 terdapat dua tambahan perusahaan yang memperoleh status Global Lighthouse dari WEF dan lima tambahan perusahaan yang memperoleh National Lighthouse Industry 4.0," kata Agus Gumiwang Kartasasmita pada Indonesia 4.0 Conference & Expo di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (23/8/2023).

Sebagai implementasi, Kementerian Perindustrian mengajak perusahan teknologi rintisan (startup) dan IKM berkolaborasi dalam menjemput transformasi teknologi.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita meyakini, masalah yang terjadi di sektor industri dapat dipecahkan melalui transformasi teknologi. Oleh karenanya, sebagai pelaksanaan Gerakan Making Indonesia 4.0, Kemenperin mendorong ratusan startup teknologi dapat terhubung dengan IKM.

"Program Startup for Industry merupakan strategi Kementerian Perindustrian untuk mempersiapkan tech startup Indonesia sebagai penyedia teknologi bagi industri dan masyarakat," ujar Reni.

Dikatakan Reni, Startup4industry punya peran sebagai hub atau penghubung industri dan startup untuk berbagi sumber daya, seperti akses untuk manufaktur produksi massal, akses pembiayaan, basis data permasalahan industri, akses kompetisi implementasi teknologi, akses ke pasar yang lebih luas, hingga go global.

Tercatat, Ditjen IKMA Kemenperin sudah menyalurkan pendanaan sebesar Rp 3 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membiayai 58 proyek implementasi dalam kurun waktu 2018-2023, sekaligus pemberian penghargaan kepada para startup pemenang saat program berakhir.

Kemenperin telah membuka pendaftaran program Startup for Industry 2023 sejak 14 Maret hingga 31 Mei 2023. Kompetisi tersebut mengusung tema Inspiring Industry Transformation.

Pihaknya mencatat 1.115 startup berpartisipasi dan melaksanakan proses seleksi hingga terpilih 111 finalis dan 100 hubungan bisnis antara startup dan industri. Selanjutnya, hanya 20 finalis pilihan yang akan melaksanakan proyek implementasi selama tiga bulan di 20 mitra dari sektor IKM, dengan pengawasan dan bimbingan tim Startup4industry.

"Setelah para finalis terpilih, startup teknologi akan mengimplementasikan beberapa solusi teknologi, seperti otomatisasi, industrial internet of things, digitalisasi proses bisnis, kecerdasan buatan, industri hijau, teknologi imersif, advanced digital marketing dan traceability," tutur Reni.

 


Punya Startup Inovatif, Indonesia Bisa Ngebut Jadi Negara Maju

MenKopUKM Teten Masduki mengatakan penciptaan usaha rintisan (startup) yang berkualitas, inovatif, dan berwawasan teknologi mempercepat Indonesia mewujudkan diri menjadi negara maju.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan penciptaan usaha rintisan (startup) yang berkualitas, inovatif, dan berwawasan teknologi mempercepat Indonesia mewujudkan diri menjadi negara maju.

“Oleh karena itu, hal ini menjadi prioritas Pemerintah agar dapat mendorong potensi ekonomi digital Indonesia menuju negara maju di tahun 2045. Maka menjadi penting untuk berkolaborasi dan bersinergi antar Kementerian/Lembaga (K/L) dalam mewujudkan hal tersebut,” kata MenKopUKM Teten Masduki dalam acara: Road to Indonesia Startup Ecosystem Summit (ISES 2023), yang berlangsung di Solo, Jumat (11/8/2023).

MenkopUKM menyebut saat ini Pemerintah sedang mendorong rasio kewirausahaan mencapai sebesar 3,95 persen di tahun 2024. Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKopUKM) pun turut aktif berkerja sama dengan semua pihak, K/L, para inkubator swasta dan kampus, dalam menciptakan usaha-usaha rintisan baru.

“Entrepreneur Hub disiapkan dalam melahirkan entrepreneur dan start-up baru yang inovatif dan berwawasan teknologi. Kita beruntung, saat ini di Indonesia terdapat 2.600 start-up dan menjadi yang terbesar keenam dunia. Indonesia punya embrio terbaik untuk dikembangkan melahirkan start-up hingga entrepreneur berkualitas,” jelasnya.

KemenKopUKM bersama Kemenkomarves (Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi) menggelar Road To Indonesia Startup Ecosystem Summit 2023.

Acara tersebut merupakan bagian dari rangkaian perayaan Hari UMKM Nasional yang berlangsung pada 10 - 13 Agustus 2023.

Pembukaan acara Road To Indonesia Startup Ecosystem Summit 2023 (ISES 2023) dihadiri oleh MenKopUKM, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi, serta Walikota Surakarta Gibran Rakabuming Raka.

 


Startup Berkualitas

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dalam Sinergi dan Kolaborasi Program Percepatan Penanganan Kemiskinan Ekstrem Bidang Koperasi dan UMKM di Klaten, Jawa Tengah. (Dok KemenkopUKM)

MenKopUKM Teten Masduki melanjutkan, salah satu pendorong lahirnya startup berkualitas adalah dengan menghubungkannya ke modal ventura. Ia menyebut, Korea Selatan (Korsel) dan Jepang sudah membuka peluang kerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan start-up.

“Kita juga buka pintu. Saya optimistis dengan kebijakan substitusi impor dan hilirisasi bisa menjadi peluang besar yang dimanfaatkan oleh para pelaku usaha termasuk start-up. Karena itu start-up potensial kita koneksikan dengan investor asing,” ujarnya.

Oleh karena itu, menurut Menteri Teten, inkubator kampus harus bisa melahirkan entrepreneur berbasis inovasi dan teknologi. Apalagi saat ini Indonesia sudah diserbu produk luar yang harganya di bawah standar, sehingga sulit bagi pelaku usaha dalam negeri untuk berkompetisi.

“Padahal ekonomi nasional itu sebesar 53 persennya didorong oleh konsumsi rumah tangga. Kalau produksi belanja lokal kita terus diperkuat, maka ekonomi dalam negeri juga ikut kuat. Jadi harus diproteksi dan disiapkan produk UMKM yang berkualitas,” ujarnya.

Infografis 4 Unicorn di Indonesia. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya