Mantan Menteri Koordinator Perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid, Rizal Ramli, menilai lonjakan harga pangan akhir-akhir ini dikarenakan pemerintah tidak memiliki strategi dan kebijakan jelas di sektor pangan. Kondisi ini diperparah dengan adanya sistem kuota impor yang tidak transparan.
"Ini yang menjadi pemicu terjadinya pat gulipat antara pejabat dan pengusaha penerima lisensi kuota impor yang merugikan rakyat," kata Rizal Ramli saat meninjau pedagang di pasar induk pasar rebo, Jakarta Timur, Senin (18/3/2013).
Ia menjelaskan jika sistem kuota dihapuskan dan diganti sistem tarif, dipastikan impor akan lebih kompetitif. Bahkan dirinya yakin harga bahan pangan akan lebih murah dan terjangkau masyarakat kecil.
"Saat ini, yang terjadi bukan kenaikan harga, tapi telah lompatan harga atau price jump, pada harga kebutuhan pangan," ucapnya.
Ia mencontohkan beberapa waktu terakhir sejumlah kebutuhan pangan mengalami lompatan harga. Misalnya harga daging yang sempat menyentuh Rp 80 ribu-90 ribu per kilogram atau dua kali lebih mahal dibandingkan harga luar negeri.
Begitu juga dengan gula, kedelai, beras dan lainnya. Ironisnya harga bawang putih dan bawang merah sempat menembus Rp100.000 per kg.
"Kondisi ini tidak hanya membuat pusing ibu rumah tangga, selaku konsumen, tapi juga para pedagang di pasar karena sulit menjual akibat terlalu mahal," pungkas mantan Kepala Bulog tersebut. (Shd)
"Ini yang menjadi pemicu terjadinya pat gulipat antara pejabat dan pengusaha penerima lisensi kuota impor yang merugikan rakyat," kata Rizal Ramli saat meninjau pedagang di pasar induk pasar rebo, Jakarta Timur, Senin (18/3/2013).
Ia menjelaskan jika sistem kuota dihapuskan dan diganti sistem tarif, dipastikan impor akan lebih kompetitif. Bahkan dirinya yakin harga bahan pangan akan lebih murah dan terjangkau masyarakat kecil.
"Saat ini, yang terjadi bukan kenaikan harga, tapi telah lompatan harga atau price jump, pada harga kebutuhan pangan," ucapnya.
Ia mencontohkan beberapa waktu terakhir sejumlah kebutuhan pangan mengalami lompatan harga. Misalnya harga daging yang sempat menyentuh Rp 80 ribu-90 ribu per kilogram atau dua kali lebih mahal dibandingkan harga luar negeri.
Begitu juga dengan gula, kedelai, beras dan lainnya. Ironisnya harga bawang putih dan bawang merah sempat menembus Rp100.000 per kg.
"Kondisi ini tidak hanya membuat pusing ibu rumah tangga, selaku konsumen, tapi juga para pedagang di pasar karena sulit menjual akibat terlalu mahal," pungkas mantan Kepala Bulog tersebut. (Shd)