Deteksi Potensi Kanker Serviks Kini Bisa dengan Tes HPV DNA Genotyping, Apa Itu?

Tes HPV DNA Genotyping mampu mengidentifikasi secara spesifik jenis-jenis HPV yang menginfeksi seseorang dan memberikan petunjuk penting dalam penanganan dan pengobatan infeksi HPV.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 24 Agu 2023, 13:00 WIB
Tes HPV DNA Genotyping mampu mengidentifikasi secara spesifik jenis-jenis HPV yang menginfeksi seseorang dan memberikan petunjuk penting dalam penanganan dan pengobatan infeksi HPV. Foto: Freepik.

Liputan6.com, Jakarta - Human Papillomavirus atau HPV adalah salah satu infeksi yang dapat menjadi ancaman serius bagi kesehatan wanita. Virus ini berkaitan dengan risiko kanker serviks.

Kanker ini dapat dicegah dengan vaksin dan deteksi dini. Untuk mendeteksi adanya infeksi HPV dan jenis-jenis HPV yang hadir dalam tubuh, salah satu metode yang digunakan adalah tes HPV DNA Genotyping.

“Tes ini mampu mengidentifikasi secara spesifik jenis-jenis HPV yang menginfeksi seseorang dan memberikan petunjuk penting dalam penanganan dan pengobatan infeksi HPV,” kata dokter spesialis kandungan konsultan ginekologi onkologi dari Rumah Sakit Siloam MRCCC Semanggi, Bambang Dwipoyono.

Definisi HPV dan Tes HPV DNA Genotyping

Menurut Bambang, HPV adalah virus yang dapat menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya adalah kanker serviks. Untuk mendeteksi adanya infeksi HPV dalam tubuh, kini tersedia metode baru yang disebut sebagai tes HPV DNA Genotyping.

“Tes HPV DNA Genotyping adalah prosedur tes berbasis molekular yang bertujuan mencari atau mengetahui adanya tanda-tanda infeksi HPV, diutamakan pada kelompok jenis (strain) yang dapat menimbulkan kanker pada serviks uteri,” ujar Bambang dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Kamis (24/8/2023).

Prosedur Tes HPV DNA Genotyping

Dokter lulusan Universitas Indonesia (UI) ini menjelaskan secara singkat mengenai prosedur tes HPV DNA Genotyping.

Menurutnya, proses pengambilan sampel (spesimen) dilakukan dengan mengambil dari usapan pada permukaan mulut rahim dengan menggunakan sikat atau brush.

Sampel ini akan dianalisis di laboratorium dan hasilnya akan mengidentifikasi jenis-jenis HPV yang terdeteksi dalam sampel.


Bisa Deteksi Semua Jenis HPV

Dokter spesialis kandungan konsultan ginekologi onkologi dari Rumah Sakit Siloam MRCCC Semanggi, Bambang Dwipoyono soal Tes HPV DNA Genotyping. Foto: Dok Pribadi.

Lebih lanjut Bambang menyampaikan, tes ini dapat mendeteksi semua jenis HPV. Baik yang onkogenik (berpotensi kanker) maupun yang non-onkogenik (potensi rendah dalam sebabkan kanker).  

Pasalnya, setiap jenis HPV mempunyai struktur asam amino yang spesifik dan hal itu menjadi target spesifik yang dicari atau dideteksi.

“Perlu diketahui bahwa HPV onkogenik adalah jenis virus yang berpotensi menyebabkan kanker. Ketika infeksi HPV onkogenik tidak diatasi, virus dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel di daerah yang terinfeksi dan menyebabkan mutasi genetik yang dapat memicu pertumbuhan sel yang tidak terkendali dan berpotensi menjadi kanker.”

Sedangkan, HPV non-onkogenik adalah jenis virus yang memiliki risiko sangat rendah untuk menyebabkan kanker. Meskipun dapat menyebabkan lesi pada kulit atau selaput lendir, infeksi HPV jenis ini biasanya tidak berkembang menjadi kanker.

“Saat ini jenis HPV onkogenik (high risk) yang bisa dideteksi adalah 16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 52, 53, 56, 58, 59, 66, 68. Dan untuk HPV non-onkogenik (low risk) adalah 6, 11, 42, 43, 44, 81,” kata Bambang.


Risiko Kena Kanker Serviks

Dalam upaya mencegah kanker serviks, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) memulai perluasan cakupan imunisasi HPV skala nasional. (merdeka.com/Arie Basuki)

Risiko terkena kanker serviks dapat bervariasi tergantung pada jenis HPV yang ada dan faktor lainnya seperti imunitas tubuh, paparan faktor risiko lainnya, dan faktor genetik, lanjut Bambang.

Oleh karena itu, tes HPV DNA dapat membantu dalam mendeteksi keberadaan HPV onkogenik yang berpotensi menyebabkan kanker serviks.

Perbedaan Tes HPV DNA Genotyping dan Pap Smear

Terdapat beberapa tes yang dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan awal kanker serviks, di antaranya adalah tes HPV DNA Genotyping dan pap smear.

Perbedaan antara kedua metode di atas adalah teknologi pendekatan yang digunakan. Pap smear bertujuan untuk melihat perubahan sel-sel (sitologi) mulut rahim yang menggambarkan sudah adanya lesi prakanker. Mulai dari infeksi HPV sampai perubahan yang masih ada di kelompok lesi prakanker derajat tinggi dan lesi kanker.


Tes HPV DNA Genotyping

Ilustrasi cegah kanker serviks dengan vaksinasi HPV. Foto: Freepik.

Sedangkan, tes HPV DNA Genotyping cenderung melihat bukti adanya infeksi HPV yang onkogenik (terutama) maupun non-onkogenik. Sehingga, hasil tes menggambarkan situasi yang lebih awal (hulu) sebelum terjadi perubahan di dalam sel-sel yang melapisi mulut rahim.

Hasil tes HPV DNA pun tergolong cepat, pemeriksaan secara teknis bisa diperoleh dalam kurun waktu 60 menit. Hanya saja, hasil yang diberikan ke seseorang yang melakukan tes bervariasi tergantung pada laboratorium atau rumah sakit tempat tes dilakukan.

Setelah mendapatkan hasil, penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan langkah selanjutnya.

“Dengan demikian, siapa saja dapat melakukan tes atau pemeriksaan tersebut karena tujuan dari dilakukannya prosedur tes DNA HPV adalah untuk mendapatkan informasi adanya infeksi HPV dalam upaya melakukan skrining atau deteksi dini kanker serviks.”

“Sehingga tes HPV DNA Genotyping bisa dilakukan pada siapa saja yang menjadi target skrining,” ucap Bambang.

Infografis perjuangan Julia Perez menghadapi kanker serviks. (Disain: Muhammad Iqbal Nurfajri/Bintang.com)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya