Harga Telur Ayam dan Daging Hari Ini Lebih Murah, Cek Rinciannya

Harga telur ayam dan daging sapi kompak turun hari ini. Sebelumnya, harga telur ayam sempat menembus Rp 36.000 per kg pada Mei 2023 lalu. Kemudian berangsur turun dikisaran Rp 33.000 hingga Rp 31.000 per kg.

oleh Septian DenyIlyas Istianur Praditya diperbarui 24 Agu 2023, 10:42 WIB
Harga telur ayam dan daging sapi kompak turun hari ini. Sebelumnya, harga telur ayam sempat menembus Rp 36.000 per kg pada Mei 2023 lalu. Kemudian berangsur turun dikisaran Rp 33.000 hingga Rp 31.000 per kg. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta  Harga telur ayam dan daging sapi kompak turun hari ini. Sebelumnya, harga telur ayam sempat menembus Rp 36.000 per kg pada Mei 2023 lalu. Kemudian berangsur turun dikisaran Rp 33.000 hingga Rp 31.000 per kg.

Dikutip dari laman infopangan.jakarta.go.id, harga telur ayam di Jakarta saat ini berada dikisaran Rp 29.942 per kg. Angka ini turun Rp 295 dibandingkan harga ayam telur ayam kemarin.

Sementara itu, untuk harga daging sapi murni (semur), saat ini dibanderol Rp 138.846 per kg, turun Rp 403 dibandingkan kemarin. Namun harga daging has mengalami kenaikan Rp 161 menjadi Rp 143.846 per kg.

Demikian juga dengan harga daging kambing yang naik Rp 458 menjadi Rp 146.111 per kg pada hari ini. Untuk harga daging ayam boiler dipatok Rp 41.615 per kg, turun Rp 279 dibandingkan perdagangan kemarin

Sidak Pasar di Salatiga, Mendag: Harga Daging Ayam dan Telur Tinggi

Sebelumnya Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat berkunjung ke Pasar Blauran I, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Jumat (14/7/2023)  

“Harga telur sudah turun tapi masih agak tinggi, masih Rp31.000/kg. Sementara daging ayam sudah Rp38.000/kg, harga komoditas yang lain masih sesuai standar,” kata Mendag Zulkifli Hasan.

Mendag Zulhas mengatakan, harga cabai masih terlalu murah. Salah satu penyebabnya ialah suplai yang berlebihan namun, permintaan yang terus berkurang.

Mendag Zulkifli Hasan mengungkapkan, harga cabai masih terlalu murah. Salah satunya disebabkan suplai yang berlebihan dan permintaan yang berkurang.

"Kalau harga di pasar sekitar Rp20.000/kg, artinya harga beli di petani sekitar Rp10.000/kg. Petaninya rugi, bisa bangkrut. Harusnya harga cabai di kisaran Rp40.000/kg. Sementara harga di pasar berkisar Rp20.000/kg," jelas Mendag Zulhas.

Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) itu berharap, kedepanya para petani bisa memanfaatkan teknologi untuk mengolah cabai agar dapat bertahan lebih lama. 

"Jalan keluarnya nanti kita berikan teknologi agar cabai dapat diproses menjadi cabai kering dan produk lainnya," pungkas Mendag.

 


Mendag: Harga Bahan Pokok Sudah Stabil, Telur Masih Mahal

Peternak memanen telur di sebuah peternakan ayam petelur di Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat, Selasa (6/6/2023). (merdeka.com/Arie Basuki)

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan alias Zulhas mengakui harga telur saat ini sedang tinggi. Hal itu disampaikannya di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, sesaat sebelum mengikuti Jalan Sehat Bappebti, Minggu (30/7/2023) 

Selanjutnya, Zulhas mengatakan harga kebutuhan pokok seperti cabai, bawang, dan beras stabil juga telur sekarang kian mahal. 

"Harga-harga sudah stabil (seperti) cabai, bawang, dan beras. Memang masih mahal itu telur ayam, masih Rp 31 ribu per kilogram," jelas Mantan Menteri Kehutanan itu.

Kemudian, selaicabai, bawang, beras, dan telur, Zulhas juga menyinggung soal harga ayam. 

"Ayam sudah Rp 39 ribu - Rp 40 ribu, sudah hampir normal. Kalau Rp 38 ribu - Rp 39 ribu itu normal,” ucapnya.

Untuk informasi, data Pusat Information Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga telur ayam naik Rp 200, menjadi Rp 32.150 per kilogram.

Sebelumnya, Direktur Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, tingginya harga telur ayam menjadi pemicu yang tak terhindar kan. Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya produksi yang membebani produsen. Menurut Arief, hal ini terjadi di seluruh dunia.

Ia mengungkapkan, adanya volatilitas harga telur ayam kampung dan daging ayam di pasar mendekati keseimbangan baru. 

Sebelumnya, Direktur Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengatakan, tingginya harga telur ayam menjadi pemicu yang tak terhindarkan.

Hal ini disebabkan oleh kenaikan biaya produksi yang membebani produsen. Menurut Arief, hal ini terjadi di seluruh dunia.

Ia mengungkapkan, volatilitas harga telur ayam kampung dan daging ayam di pasar mendekati keseimbangan baru. 

"Kenaikan harga dipengaruhi misalnya dengan naiknya harga DOC yang sebelumnya Rp. 5.000 saat ini sampai Rp 8.000 per ekor. Harga jagung dulu Rp 3.150 per kg saat ini Rp 5.000 per kg. Bahkan sebelumnya sampai di atas Rp. 6.000 per kg," lanjutnya.

karena itu, kata Arief, tugas bersama adalah menjaga harga yang wajar di tiga sisi, yaitu di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen, sebagaimana arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).


Peternak Ayam Banyak Merugi

Di tingkat peternak, saat ini harga telur ayam mencapai Rp 30ribu per kilogram. (merdeka.com/Arie Basuki)

Arief mengatakan saat itu, Januari 2023, peternak ayam broiler merugi banyak dan harus tutup karena biaya produksi tidak sesuai dengan harga jual. 

"Nah, ini harus kita urai satu per satu. Jangan sampai harga murah di atas kertas, tapi sedulur peternak bangkrut, malah tidak ada telur nanti di masyarakat,"jelas Arief.

Arief tidak ingin para produsen ini berhenti berproduksi. Sebab, jika hal tersebut terjadi, maka neraca akan defisit.

Jika neraca defisit, kebutuhan protein unggas produksi dalam negeri tidak bisa dipenuhi. Dia mengatakan, itu adalah sesuatu yang dia coba hindari.  

"Saat ini waktunya kita men-support Peternak Ayam Broiler dan Peternak Ayam Petelur agar mendapatkan harga yang baik. Sambil kita kontrol harga di tingkat konsumen bersama sama," pungkas Arief.

Infografis harga telur dan ayam naik (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya